Dalam
rangka meningkatkan laju pengembangkan Perkebunan di Propinsi Sumatera
Utara untuk meningkatkan pendapatan petani, salah satu langkah yang
harus ditempuh adalah upaya pengembangan seluruh potensi yang daya
tersedia antara lain pemanfaatan bibit berkualitas, peningkatan sumber
daya petani perkebunan, melakukan pembinaan tentang kemurnian dan mutu
benih, penyediaan sarana dan penggunaan teknologi tepat guna serta
pemanfaatan lahan yang tersedia untuk pengembangan perkebunan sehingga
terbentuk masyarakat Agribisnis Tanaman Perkebunan. Adanya metoda
pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Melakukan
pengumpulan data dari lapangan yang bersumber dari instansi pembibitan,
data penangkar benih dan wawancara langsung dengan petani untuk mencapai
keberhasilan produktifitas pada tanaman kelapa sawit ada beberapa hal
cara penanggulangan di lapangan yang perlu diperhatikan antara lain :
A. KELAPA SAWIT
1. PRE NURSERY (PEMBIBITAN AWAL)
- POLIBEG
Persiapan
pembibitan dengan menggunakan Polibeg standar PN berwarna hitam untuk
menghindari tranparansi dengan ukuran tinggi 22 cm, lebar 15 cm, tebal
sekitar 0,5 mm dan memiliki lubang perforasi sebanyak 10 berdiameter 3
mm sebanyak tiga baris berjarak 3 x 4 cm pada bagian setengah bawah
polibag.
- MEDIA PEMBIBITAN
Tanah
Top Soil yang agak gembur dan tidak kedap air dimana tanah tersebut
sebelumnya sudah dicampur dengan pupuk Dolomite 50 kg untuk 1.500
polibeg yang telah diayak dengan kawat berdiameter 1,5 - 2,0 cm.
- PENYEMAIAN
Penyemaian tidak boleh dengan cara menekan untuk menghindari patah radikula, cangkang tertanam ± 1 cm dari permukaan tanah.
- NAUNGAN
Setinggi
2m dari permukaan tanah terbuat dari daun pelepah palma, kelapa sawit,
kelapa sebanyak 4 - 5 lembar / meter bibit. Naungan berguna sebagai
pelindung bibit dari intensitas langsung sinar matahari dan
terbongkarnya akar atau benih sewaktu hujan deras. Pengurangan pelepah
dilakukan 1 lembar / 2 minggu setelah bibit berusia 4 minggu.
- PENYIRAMAN
Bibit
disiram setiap hari pada waktu pagi dan sore (tergantung curah hujan)
dengan menggunakan gembor untuk mengindari erosi tanah di polibeg.
- PEMUPUKAN
Bibit
PN biasanya tidak dipupuk sampai umur bulan, tetapi jika ditemukan
bibit kerdil karena kondisi media tanah yang kurang baik, maka diberikan
pupuk Urea dengan konsentrasi 2gr/liter air untuk 100 bibit.
2. MAIN NURSERY (PEMBIBITAN UTAMA)
· POLIBEG
Ukuran
polibeg standar dengan ukuran tinggi 210 m, lebar 7,5 cm dan memiliki
lobang peporasi sebanyak 24 berdiameter 0,5 cm dengan jarak 2 x 4 cm.
- MEDIA PEMBIBITAN
Tanahnya
sama dengan sewaktu di PN, saat pengisian tanah ke polibeg diusahan
sambil diguncang untuk menghilangkan rongga-rongga udara hingga tanah
mencapai ± 5cm dari bibir polibeg.
- PEMUPUKAN
Penaburan
pupuk majemuk NPK secara merata dengan jarak 5 cm dari bonggol untuk
menghindari Plasmolisis (terbakar/mati jaringan) dengan interval 2
minggu sampai bibit berumur 8 bulan.
- PENANAMAN
Pemindahan
dari PN ke MN setelah umur bibit mencapai 3 s/d 3,5 bulan, biasanya
daunnya berjumlah 4 helai untuk memperkecil terjadinya stagnasi pada
bibit. Untuk mempercepat penanaman cetakan lubang dibuat dari pipa PVC
sepanjang 15 cm.
- PENGENDALIAN GULMA
Gulma
diluar polibeg disemprot dengan herbisida jenis Roundup, sedangkan yang
berada di dalam polibeg harus dilakukan secara manual yaitu dengan cara
mencabuti rumput.
- PENANGGULANGAN PENYAKIT DAN HAMA
Untuk
penyakit yang sering dijumpai pada bibit seperti Curvularia,
Helmithosporium, atau Antracnose dilakukan dengan penyemprotan Dethane,
Sekor, atau Delsene dengan takaran 30gr/liter air.
Sedangkan
hama yang sering menyerang bibit yaitu uret, Apogonia sp, ulat kantong,
ulat api dan belalang dapat dilakukan dengan penyemprotan Biosis atau
Decis.
3. SELEKSI BIBIT
Hal
ini sebaiknya dilakukan sejak di Pre Nursery untuk memperoleh bibit
yang baik, seragam dalam pertumbuhannya serta mempertahankan potensi
produksi kelak setelah tanaman berusia produktif. Penyebab dari
abnormalitas bibit dapat berupa salah perlakuan penanaman, penyiraman,
pemupukan, dan herbisida maupun genetik dari tanaman tersebut.
Adapun kriteria bibit abnormal yang harus diafkir sebagai berikut :
1) Bibit tumbuh berputar atau daunnya menguncup dan kaku,
2) Bibit dengan anak daun tidak merata,
3) Bibit yang terserang penyakit tajuk,
4) Bibit kerdil dibandingkan bibit lain dari persilangan dan umur yang sama,
5) Bibit yang anak daunnya pendek dan lebar,
6) Bibit yang helaian anak daunnya tumbuh rapat atau sangat jarang.
Gambar !
Bibit menggulung :
Pelepah daun tampak menguulung dengan arah tegak lurus terhadap
rachis/tulang daun, sehingga daun tidak dapat berdiri tegak. Bibit ini
harus diafkir.
Gambar 2
Daun tidak membuka
: Bibit dengan daun membuka tidak sempurna. Ujung anak daun lengket
satu sama lainnya. Kondisi bibit ini tidak akan dipilih. Bibit harus
diafkir
Gambar 3
Bercak daun Culvularia : Bibit yang terserang Culvularia pada tingkat berat harus segera diafkir.
Gambar 4
Bibit kerdil : Bibit kerdil (kiri) vs bibit normal (kanan) umur empat bulan di pre nursey. Bibit kerdil harus diafkir.
Gambar 5
Dauin pendek dan lebar (short and broad leaf) : Bibit seperti iniperlu diamati dengan baik. Jika bibit tidak kembali tumbuh maka bibit harus diafkir.
Gambar 6
Anak daun yang jarang (wide internode )
: Berbeda dengan bibit yang tumbuh meninggi (Etiolasi) terjadi sebagai
akibat letak bibit yang terlalu rapat. Bibit ini harus dipakai (ditjenbun.deptan.go.id)
Tag :
cara budidaya,
teknis budidaya
1 Komentar untuk "TEKNIS PEMBIBITAN KELAPA SAWIT"
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pedro yang telah memberi saya pinjaman sebesar 800.000 Euro untuk mengembangkan bisnis agro saya setelah beberapa bank menolak permohonan pinjaman saya, tetapi Bapak Pedro memberi saya pinjaman dengan bunga tahunan 2% dengan pembayaran pinjaman yang fleksibel. Saya akan merekomendasikan Bapak Pedro kepada siapa pun yang mencari pinjaman.
Hubungi Bapak Pedro melalui email: pedroloanss@gmail.com & whatsapp +393510140339