1. Persiapan Pembibitan
a) Benih
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak
dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih
yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki
sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak
menjadi inang dari hama ataupun penyakit.
Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik
sebagai berikut:
- Kulit bersih berwarna coklat tua
- Ukuran benih maksimum
- Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
- Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga
perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi
lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya
masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
b) Kebutuhan Benih
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk
luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus
perhitungan sederhana berikut :
Keterangan :
Luas kebun penanaman sengon 1 hektar
(panjang= 100 m dan lebar= 100 m)
Jarak tanam 3 x 2 meter
Satu lubang satu benih sengon
Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
Daya tumbuh 60 %
Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x
100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat
kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan
operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter
dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.
c) Perlakuan benih
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit
yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka
sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun
perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih
(80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air
dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk
disemaikan.
d) Pemilihan Lokasi Persemaian
Keberhasilan persemaian benih sengon
ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu
diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :
- Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5 %
- Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).
- Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.
- Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah
besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana
pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana
pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu
pengetahuan yang cukup diandalkan.
e) Langkah-Langkah Penyemaian Benih Sengon
Terlepas dari kegiatan pembangunan dan
penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih
dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut:
1. Penaburan
Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud
untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah
yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit
tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini
akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan penaburan adalah sebagai berikut :
- Benih
- Bedeng tabur/bedeng kecambah
- Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
- Peralatan penyiraman
- Tersedianya air yang cukup dan sebagainya.
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari
bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran
tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi dengan
media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari
kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.
Penaburan benih pada media tabur dilakukan
setelah benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan
memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi
hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.
Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang
sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan
dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih
agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari
maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.
2. Penyapihan Bibit
Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit
antara lain adalah :
- Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada bagian sisi-sisinya.
- Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
- Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah.
- Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar tidak langsung tersengat terik matahari.
- Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensip.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit
dipersemaian adalah sebagai berikut :
- Penyiraman
Penyiraman yang optimum akan
memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan
pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya
pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan
normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan
hari yang panas.
- Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan
menggunakan larutan "gir". Adapun pembuatan larutan "gir: sebagai
berikut :
Disiapkan drum bekas dan separuh
volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian,
kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan
setelah itu digunakan untuk pemupukan.
Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok
makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap
dipindahkan ke kebun.
- Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila bibit
ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak
tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
- Penyiangan
Penyiangan terhadap gulma, dilakukan
dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil,
namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.
- Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut,
tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan
bibit yang disebabkan oleh cendawan.
- Seleksi bibit
Kegiatan seleksi bibit merupakan
kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu
mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit
yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk
ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang
lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat
waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata.
2. Persiapan Lahan
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan
penebasan terhadap semak belukar dan padang
rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang
tumbuh tanaman.
Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk
memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan
kebutuhan).
3. Proses Penanaman
Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
- Pembuatan dan pemasangan ajir tanam
Ajir dapat dibuat dari bahan bambu
atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan
ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan
demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang
digunakan
- Pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.
- Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat penanaman.
- Penanaman bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati – hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.
4. Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan :
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada
- 1. Penyulaman
yaitu penggantian tanaman yang mati
atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4
minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun
pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak
tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai
pemeliharaan yang intensif.
2. Penyiangan
Pada dasarnya kegiatan penyiangan
dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara
membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja
akar dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu
tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan
rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus
daur hidupnya.
Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun
permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau
terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada
waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
3. Pendangiran,
Pendangiran yaitu usaha mengemburkan
tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang
berguna bagi pertumbuhan tanman.
4. Pemangkasan,
Melakukan pemotongan cabang pohon
yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).
5. Penjarangan
Penjarangan dillakukan untuk
memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal.
Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan
pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon
per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya
dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan
sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan
ditebang pada akhir daur.
Cara penjarangan dilakukan dengan
menebang pohon-pohon sengon menurut sistem "untu walang" (gigi
belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur
penanaman.
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada
5. Panen & Pascapanen
Pohon
sengon secara umum memiliki daur antara 5-7 tahun. Umur masak tebang pohon
sengon adalah 7 tahun. Pada umur lima tahun, pohon sengon sudah dapat
dimanfaatkan kayunya sebagai kayu pertukangan, bahan baku pabrik kertas dan
untuk kayu bakar. Untuk meningkatkan kualitas pohon sengon selanjutnya pada
umur 5 tahun jika diperlukan maka dilakukan tebang penjarangan, tebang pilih,
atau tebang penyelamatan pada pohon-pohon yang terserang hama dan penyakit. Pada
tempat yang dilakukan penebangan dilakukan penanaman kembali agar produk dan
kesuburan lahan dapat terjaga secara lestari dan berkesinambungan. Selain itu
kegiatan penjarangan merupakan salah satu pendapatan antara selama penanaman hutan
tanaman sengon.
Proses pemanenan kayu sengon yakni :
1. Perencanaan Pemanenan
Kayu
beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan
untuk kegiatan pemanenan adalah : pembangunan jaringan angkutan, kebijakan
finansial, dan kemudian penetapan biaya finansial.
2. Penebangan dan
pembagian Batang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
penebangan adalah penentuan takik balik, takik rebah dan arah rebah. Kesalahan
yang diakibatkan pada saat penentuan arah rebah tersebut bisa menyebabkan
penurunan kualitas dan kuantitas hasil kegiatan penebangan.
Setelah pohon rebah, kegiatan selanjutnya adalah
pembersihan cabang dan ranting serta pembagian batang. Pembersihan cabang
dilakukan dengan chain saw, sedangkan
ranting dibersihkan dengan parang. Selanjutnya batang dipotong sepanjang batang
bebas cabang, kemudian dibagi-bagi dalam potongan sesuai kebutuhan.
- Untuk bahan pulp-kertas,
papan partikel, papan serat, dan produk serat lainnya, panjang batang bebas
cabang berkisar 10,5-17,5 m dapat dipotong-potong lagi menjadi 3-4 bagian.
- Sabagai bahan baku kayu olahan, Plywood dan sebagainya pemotongan
disesuaikan dengan ukuran kayu olahan yang diijinkan dan disepakati bersama
dengan pembeli.
a. Syarat yang diminta oleh pasar
b. Kebijaksanaan penjualan kayu sengon yang telah
disepakati.
c. Kemungkinan Penyaradan dan Pengangkutan.
d. Adanya industri penampung dan penglah kayu
sengon
e. Pesanan-pesanan
3. Penyaradan
Secara umum kegiatan penyaradan yang dilakukan pada
pengusahaan hutan rakyat khususnya dipulau jawa menggunakan jasa hewan dan para
buruh tani. Walaupun tingkat efektifitas dan efisiensinya rendah, penggunaan
jasa hewan dan para buruh tani dalam kegiatan penyaradan masih banyak
dilakukan. hal itu terkait dengan kecilnya biaya penyaradan (upah) yang
dikeluarkan bila dibandingkan dengan kegiatan penyaradan secara modern.
Pada Penanganan Pasca panen terdiri
dari pengangkutan dan pengolahan.
1. Pengankutan
Dalam menentukan cara dan teknik pengangkutan perlu
memperhatikan beberapa faktor antara lain :
- Letak dan topografi lapangan
- Geologi, keadaan tanah dan iklim
- Luas daerah yang dieksploitasi
- Jumlah dan ukuran kayu
- Keadaan jalan
- Jarak dan Biaya Angkutan.
2. Pengolahan
Sebelum diolah lebih lanjut kayu sengon biasanya
dikeringkan dan diawetkan terlebih dahulu. Proses ini akan berpengaruh terhadap
kembang susut kayu dan ketahanan terhadap serangan rayap.
|
sumber :sites.google.com
Tag :
cara budidaya,
teknis budidaya
1 Komentar untuk "Teknis Budidaya Tanaman Sengon"
Info yg bermanfaat....