tag:blogger.com,1999:blog-30326893619283332142024-02-19T18:59:51.432+07:00BUDIDAYA TANAMANkumpulan Cara dan Teknis Budidaya Tanamanrahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.comBlogger35125tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-35317669293735917142014-06-08T15:12:00.001+07:002014-06-08T15:12:34.381+07:00Apa Itu Hidroponik..?<a href="http://kebun-petani.blogspot.com/">Kebun-Petani.blogspot.com</a> - kali ini membahas tentang Hidroponik, Agan-agan mungkin sering mendengar apa itu Hidroponik dan apa keunggulan ataupun keuntungan teknik budidaya dengan teknik Hidroponik. sekarang kita akan membahasnya.<br />
<b>Hidroponik</b> (Inggris: <i>hydroponic</i>) berasal dari kata Yunani yaitu <i>hydro</i> yang berarti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a> dan <i>ponos</i> yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai <i>soilless culture</i> atau budidaya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman" title="Tanaman">tanaman</a> tanpa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah" title="Tanah">tanah</a>. Jadi hidroponik berarti budidaya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman" title="Tanaman">tanaman</a> yang memanfaatkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a> dan tanpa menggunakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah" title="Tanah">tanah</a> sebagai <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Media_tanam&action=edit&redlink=1" title="Media tanam (halaman belum tersedia)">media tanam</a> atau <i>soilless</i>. Teknik hidroponik banyak dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat Indonesia. Pemilihan jenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman" title="Tanaman">tanaman</a> yang akan di<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Budidaya_tanaman&action=edit&redlink=1" title="Budidaya tanaman (halaman belum tersedia)">budidayakan</a>
untuk skala usaha komersial harus diperhatikan, karena tidak semua
hasil pertanian bernilai ekonomis. Jenis tanaman yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi untuk dibudidayakan di hidroponik yaitu:<br />
<ul>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paprika" title="Paprika">Paprika</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tomat" title="Tomat">Tomat</a></li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timun" title="Timun">Timun</a> Jepang</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Melon" title="Melon">Melon</a></li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Terong" title="Terong">Terong</a> Jepang</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selada" title="Selada">Selada</a></li>
</ul>
Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti
air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian
secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari
bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya
teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya
perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.<br />
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi" title="Nutrisi">nutrisi</a> (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah" title="Tanah">tanah</a> adalah untuk penyangga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman" title="Tanaman">tanaman</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a> yang ada merupakan pelarut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi" title="Nutrisi">nutrisi</a>, untuk kemudian bisa diserap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman" title="Tanaman">tanaman</a>.
Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan
hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi" title="Nutrisi">nutrisi</a>.<br />
<span data-ve-clipboard-key="0.2072184779714702-0"></span><h2>
Macam-macam hidroponik </h2>
<ul>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[1812,1839,2,2]}">Static solution culture</i> (kultur air statis)</li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[1862,1898,2,2]}">Continuous-flow solution culture</i>, contoh<span class="ve-pasteProtect" data-parsoid="{"src":" ","isDisplayHack":true,"dsr":[1906,1907,null,0]}" data-ve-attributes="{"typeof":"mw:Placeholder"}"> </span>: NFT (<i data-parsoid="{"dsr":[1914,1941,2,2]}">Nutrient Film Technique</i>),DFT (<i data-parsoid="{"dsr":[1948,1971,2,2]}">Deep Flow Technique</i>)</li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[1975,1989,2,2]}">Aeroponics</i></li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[1992,2018,2,2]}">Passive sub-irrigation</i></li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[2021,2037,2,2]}">Ebb and flow</i> atau <i data-parsoid="{"dsr":[2043,2077,2,2]}">flood and drain sub-irrigation</i></li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[2080,2096,2,2]}">Run to waste</i></li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[2099,2121,2,2]}">Deep water culture</i></li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[2124,2140,2,2]}">Bubbleponics</i></li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[2143,2155,2,2]}">Bioponic</i><br />
<i data-parsoid="{"dsr":[2143,2155,2,2]}"><span data-ve-clipboard-key="0.2072184779714702-1"></span></i><br />
<h2 style="text-align: left;">
Media tanam inert hidroponik </h2>
<a data-parsoid="{"stx":"simple","a":{"href":"./Media_tanam"},"sa":{"href":"Media tanam"},"dsr":[2192,2207,2,2]}" data-ve-attributes="{"rel":"mw:WikiLink"}" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Media_tanam" rel="mw:WikiLink">Media tanam</a> inert adalah media tanam yang tidak menyediakan unsur hara. Pada umumnya media tanam inert berfungsi sebagai <i data-parsoid="{"dsr":[2317,2327,2,2]}">buffer</i> dan penyangga tanaman. Beberapa contoh di antaranya adalah:<br />
</li>
<li> Arang sekam</li>
<li> Spons</li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[2412,2429,2,2]}">Expanded clay</i></li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[2432,2445,2,2]}">Rock wool</i></li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[2448,2456,2,2]}">Coir</i></li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[2459,2470,2,2]}">Perlite</i></li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[2473,2483,2,2]}">Pumice</i></li>
<li> <i data-parsoid="{"dsr":[2486,2501,2,2]}">Vermiculite</i></li>
<li> Pasir</li>
<li> Kerikil</li>
<li> Serbuk kayu</li>
</ul>
<h2>
Keuntungan teknik hidroponik </h2>
<ul>
<li> Tidak membutuhkan tanah</li>
<li> Air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain, misal disirkulasikan ke akuarium</li>
<li> Mudah dalam pengendalian nutrisi sehingga pemberian nutrisi bisa lebih efisien</li>
<li> Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan</li>
<li> Memberikan hasil yang lebih banyak</li>
<li> Mudah dalam memanen hasil</li>
</ul>
Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan relatif lebih bersih.
Sehingga untuk menrancang interior ruangan dalam rumah akan bisa lebih
leluasa dalam menempatkan pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang
digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna
yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan yang
dipakai dalam pelarut nutrisinya.<br />
<h2>
Referensi</h2>
<ul>
<li> Siti Istiqomah. <i data-parsoid="{"dsr":[7205,7227,2,2]}">Menanam Hidroponik</i>. Penerbit: Ganeca Exact.</li>
<li> Pinus Lingga. 1984. <i data-parsoid="{"dsr":[7275,7317,2,2]}">Hidroponik: Bercocok tanam tanpa tanah</i>. Penerbit: Niaga Swadaya</li>
</ul>
<ul>
<li><i data-parsoid="{"dsr":[2143,2155,2,2]}"> sumber :<a href="http://id.wikipedia.org/">http://id.wikipedia.org</a></i></li>
</ul>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-41660554036006329372013-08-12T23:00:00.000+07:002013-08-12T23:00:55.382+07:00Pola Pemupukan berimbang Pada Tanaman Padi<div class="content">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9LYJ8PddiU65fJ-4RDHKFyapxICSraI5N1Tz9V2rfp_Ub6b17NeSV1FJjjHB1G7Y3YFOZ6x6TlbdRyZ_WxgVUptzvZ8_vDXsMBIy8AiZymHunpLz2FYxm9CQGAioJ8T4cixIaNHRyQE2r/s1600/gp3k+pim.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="panen perdana padi pim" border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9LYJ8PddiU65fJ-4RDHKFyapxICSraI5N1Tz9V2rfp_Ub6b17NeSV1FJjjHB1G7Y3YFOZ6x6TlbdRyZ_WxgVUptzvZ8_vDXsMBIy8AiZymHunpLz2FYxm9CQGAioJ8T4cixIaNHRyQE2r/s320/gp3k+pim.jpg" title="panen perdana padi pim" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Padi merupakan komoditas utama yang selalu di buadidayakan oleh
petani indonesia. Tetapi disini banyak hal yang menjadi kendala dalam
produktifitas budidaya. Seperti aduan para petani yang kebetulan menjadi
rekan kerja saya saat itu, beliau berkata ” mas, kenapa dengan pupuk
yang diproduksi saat ini kualitasnya kurang bagus, tak seperti pupuk
pada masa lalu, yang hanya membutuhkan jumlah pemaikan yang sedikit
sudah membuahkan hasil yang cukup besar. apa ini permainan pasar ? ”
dari pertanyaan sahabat tani yang satu ini, saya dapat menyimpulkan
menerangkan bahwa, inti dari suatu prosen budidaya tanaman khususnya
padi itu tidak di bisa di tumpukan pada pemupukan saja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;"> Ada beberapa yang perlu sahabat tani ketahui dalam proses budidaya ;</span><br />
<span style="font-size: small;"> 1. Kenali varietas padi yang anda tanam.</span><br />
<span style="font-size: small;"> 2. Pengolahan lahan yang baik.</span><br />
<span style="font-size: small;"> 3. Pengairan yang optimal ( saluran pemasukan dan saluran pengeluaran dapat berjalan dg baik )</span><br />
<span style="font-size: small;"> 4. Pemupukan yang berimbang.</span><br />
<span style="font-size: small;"> 5. Pengendalian OPT dan Penyakit pada tanaman.</span><br />
<span style="font-size: small;"> Dari lima hal yang perlu sahabat petani ketahui diatas, hal yang paling petani kurang dipahami adalah pemupukan yang berimbang.</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> Apasih pemupukan yang berimbang itu ? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Apa kita harus memupuk semua
kandungan dg takaran yang sama ?. Tentunya yang di maksut pemupukan
berimbang disini bukan sperti itu sahabat tani.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> Pengertian dari pemupukan seimbang adalah pemupukan yang di andasi
dengan kebutuhan akan unsur makro dan mikro sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Apa sih yang dimaksud unsur makro <a href="http://goo.gl/BdzTG">gemscool</a>
dan mikro ? unsur makro adalah unsur yang di butuhkan oleh tanaman dg
jumlah yang relatif besar seperti N, P, K. senangkan unsur mikro adalah
unsur yang dibutuhkan tanaman yang relatif sedikit contohnya Fn. Br dll.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> Berkaitan dengan pemupukan berimbang, saat ini pemerintah khususnya
dinas pertanian dan lembaga lembanga BUMN seperti PT Petrokimia Gresik
telah menerapakan dosis pupuk yang cukup untuk padi khususnya di wilayah
pulau jawa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> Dosis yang di tetapkan adalah (5 : 3 : 2 ) 500 kg pupuk organik +
300kg Phonska + 200kg urea tiap satuan hektar. Atas dasar apa penetapan
dosis tersebut di pakem kan ? Perlu sahabat tani ketahui, bahwa
pemerintah khususnya dinas pertanian bekerja sama dengaan lembaga BUMN
yang bergerk di pertanian telah meneliti kandungan unsur hara di
berbagai daerah di indonesia, guna menetapakan kebutuhan unsur hara
tambahan di stiap budidaya tanaman tertentu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> Apasih dampak dari pemupukan berimbang ? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">salah satu dampak utama
adalah sahabat tani dapat meperoleh hasil yang maksimal dg biaya produsi
yang minim, dg pemupukan berimbang sahabat petani dapat memperbaiki
struktur tanah yang ada.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> Bagaimana dengan cara aplikasinya ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> Dengan dosis 500kg organik + 300kg phonska + 200kg urea per satuan
hektar. sahabat petani dapat mengaplikasikan 3 kali. aplikasi pertama
adalah pupuk dasar. pupuk dasar adalah pupuk yang dibenamkan disaat
sstelah proses pengolahan lahan (sebelum tanam. dg cara ketika lahan
sedang di balik (singkal) taburkan merata 500kg organik ke lahan seluas
1 hektar. kemudian garu / pengancuran tanah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> pemupukan yang kedua ketika tanaman berumur 14 hst (hari setelah
tanam) dngan dosis 300 klg phoska + 150 kg urea. dan aplikasi yang ke
3 50 kg urea ketika tanaman mendekati fase bunting.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> selamat mencoba.</span></div>
<br />
sumber : <a href="http://epetani.deptan.go.id/">http://epetani.deptan.go.id </a><br />
</div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-3632926684750954002013-06-16T07:00:00.000+07:002013-06-16T07:00:00.822+07:00PENGGUNAAN BENIH BERMUTU UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtLJGU1usmPhZsMjS_5r66sb_tKSVeAG-e1cJC4GBgMl-q1kr_C1yXRDzpEV4_WIEwcPZKca1hpNy_RWdLh4O6r3wCML5RH6jCAkxp1xDzxlLu0f5j8i6FDIQVMV_OaVcB7PUw3yKb2Nxv/s1600/benih-padi-bibit-padi-0.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtLJGU1usmPhZsMjS_5r66sb_tKSVeAG-e1cJC4GBgMl-q1kr_C1yXRDzpEV4_WIEwcPZKca1hpNy_RWdLh4O6r3wCML5RH6jCAkxp1xDzxlLu0f5j8i6FDIQVMV_OaVcB7PUw3yKb2Nxv/s320/benih-padi-bibit-padi-0.jpg" title="benih padi unggul" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span>Salah
satu faktor penting yang menentukan tingkat hasil tanaman adalah benih.
Benih bersama dengan sarana produksi lainnya seperti pupuk, air, cahaya,
iklim menentukan tingkat hasil tanaman. Meskipun tersedia sarana
produksi yang cukup, tetapi tidak menggunakan benih bermutu maka
hasilnya akan rendah. Benih bermutu mencakup mutu genetis, yaitu
penampilan benih murni dari varietas tertentu yang menunjukkan identitas
genetis dari tanaman induknya, mutu fisiologis yaitu kemampuan daya
hidup (viabilitas) benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh
benih dan mutu fisik benih yaitu penampilan benih secara prima dilihat
secara fisik seperti ukuran homogen, bernas, bersih dari campuran,
bebas hama dan penyakit, dan kemasan menarik.</span></span></span></span></div>
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span>
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span> </span></span></span></span><br />
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span>Benih
unggul harus mempunyai sifat–sifat unggul seperti potensi hasil tinggi,
umur genjah, tahan terhadap hama dan penyakit, dan tahan terhadap stres
lingkungan. Selama ini petani yang sudah menggunakan benih bermutu
jumlahnya terbatas, terutama karena adanya bantuan pemerintah, sedangkan
jika tidak ada bantuan lebih banyak menggunakan gabah hasil panen.
Benih bermutu tidak harus berupa benih bersertifikat yang diperoleh dari
produsen benih tetapi dapat diproduksi sendiri asalkan dengan metode
yang benar. Untuk menghasilkan benih bermutu harus diperhatikan mulai
beberapa aspek budidaya dari penyiapan lahan sampai panen, antara lain
pengaturan jarak tanam, pemupukan, pengairan, perlindungan terhadap
organisme pengganggu tanaman, rouging/seleksi, pemanenan dan pasca
panen.</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span style="font-size: x-small;">sumber : <a href="http://litbang.deptan.go.id/">litbang.deptan.go.id</a></span> </span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-64836581399246489532013-06-15T23:01:00.000+07:002013-06-15T23:01:41.936+07:00Budidaya Tanaman Sayuran secara Vertikultur<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIID-D5bUwZ2z3fmZwH-41yDVzlqovDVCiJ9JcgRIel2CyysKky3gBealzhLZMg-E_VceL0ILMDZQ_J6oxCWn21QUavQhMObEYvZyu91n9WuCQ-ukzyV7FAWYtPqG7bINZAD9atbxCRmGp/s1600/ver.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="tanaman vertikultur" border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIID-D5bUwZ2z3fmZwH-41yDVzlqovDVCiJ9JcgRIel2CyysKky3gBealzhLZMg-E_VceL0ILMDZQ_J6oxCWn21QUavQhMObEYvZyu91n9WuCQ-ukzyV7FAWYtPqG7bINZAD9atbxCRmGp/s320/ver.jpg" title="tanaman vertikultur" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Sistem<span> </span>pertanian<span> </span>vertikultur
adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau
bertingkat. Sistem ini cocok diterapkan di lahan-lahan sempit atau di
pemukiman<span> </span>yang padat penduduknya. </span></span>
<br />
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Kelebihan dari<span> </span>sistem pertanian vertikultur adalah : </span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">1) efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan sistem konvensional, </span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">(2)<span> </span>penghematan pemakaian pupuk dan pestisida, </span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">(3)<span> </span>kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil, </span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">(4) dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu, </span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">(5)<span> </span>mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman. </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Jenis tanaman yang dapat ditanam secara vertikultur ini sangat banyak, biasanya dari komoditas sayuran, tanaman hias<span> </span>ataupun komoditas tanaman obat.<span> </span>Dari
komoditas sayuran antara lain : sawi, kucai, pakcoi, kangkung, bayam,
kemangi, caisim, seledri, selada bokor dan bawang daun. Budidaya tanaman
sayuran secara vertikultur ini<span> </span>dapat<span> </span>dilakukan di pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan juga meminimalisirkan pengeluaran keluarga.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Model budidaya secara vertikultur dapat berupa : </span><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;">Model gantung, </span><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;">Model tempel, </span><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;">Model Tegak dan </span><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;">Model Rak. </span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Berikut<span> </span>adalah<span> </span>model<span> </span>budidaya<span> </span>tanaman<span> </span>sayuran<span> </span>secara<span> </span>vertikultur sederhana model rak :</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Cara merakit pot dari talang air.</span></strong></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></strong><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Siapkan wadah tanaman berupa<span> </span>talang
air segi empat sepanjang 150 (seratus lima puluh) cm sebanyak 3 (tiga)
buah. Lubangi bagian bawahnya dan tutup bagian kedua sisinya.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;">
</span></span></span>
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Untuk
rak, siapkan reng kayu dengan panjang 1(satu) meter sebanyak 5 (lima)
batang. Kayu bulat sebanyak 3 (tiga) batang ukuran 1 (satu ) m. Reng
kayu ukuran 60 cm sejumlah 2 (dua) batang, ukuran 45 cm sejumlah<span> </span>2 (dua) batang dan 30 cm sejumlah 2<span> </span>(dua) batang. </span><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;">Rangkailah kayu tersebut seperti gambar dibawah ini.</span></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;"> </span><em><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;"> </span></em></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"></span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Letakan talang air di rak kayu, dan isi pot talang air tersebut dengan media tanam.</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;">Media Tanam : </span></strong></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;"><span>1.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;">Media tanam berupa campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan volume 1:1 </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span>2.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Masukan media tanam ke dalam talang air yang telah disiapkan. </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;">Persemaian dan Penanaman : </span></strong></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span>1.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Untuk tanaman kangkung dan<span> </span>bayam
benih bisa langsung ditanam dalam media tanam talang air tersebut.
Untuk tanaman cabai, terong, paprika, sawi benih harus disemaikan
terlebih dahulu. Namun karena talang air berukuran kecil, jenis tanaman
apa yang akan ditanam harus menjadi perhatian. Tanaman yang bisa ditanam<span> </span>biasanya tanaman daun antara lain bayam, kangkung dan sawi. </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span>2.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Cara
persemaiannya adalah benih direndam dalam air hangat (± 50ºC) selama 1
(satu) jam. Semaikan benih-benih tersebut ke dalam media tanam berupa
bak plastik atau tray, setelah tanaman mempunyai daun antara 4-5 helai,<span> </span>bibit bisa dipindahkan langsung ke dalam talang air tersebut. </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span>3.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Pemindahan
bibit ke media talang air tersebut harus sangat hati-hati, usahakan
tanah masih menempel pada akar tanaman. Lakukan penanaman pada sore hari
atau pada pagi hari dengan membenamkan tanaman sampai batas leher akar.
</span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;">Pemeliharaan : </span></strong></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="EN-US" style="line-height: 120%;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span>1.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Penyiraman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span>2.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span>3.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span>a.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Dengan
mengunakan pupuk cair (NPK) lengkap sebanyak 1 (satu) gram dicairkan
dalam 1 (satu) liter air lalu disemprotkan ke daun tanaman sebanyak
100-250 cc pertanaman atau tergantung umur tanaman dengan interval 1-2
minggu sekali. </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span>b.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Dengan
menggunakan NPK yang disiramkan pada media tanam bukan pada tanamannya.
Dosis pupuk yang dianjurkan untuk fase pertumbuhan adalah 2 sendok
makan NPK/10 liter air (1 ember) atau campuran urea + SP36 + KCl dengan
perbandingan 2:1:1. </span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;"><span>4.<span style="font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="SV" style="line-height: 120%;">Pengendalian
hama penyakit sebaiknya dilakukan secara konvensional/mekanik dengan
cara mencabut atau menggunting tanaman yang terserang hama penyakit .
Hindari pemakaian pestisida dan bila terpaksa gunakan pestisida yang
selektif dan secara bijaksana. </span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 120%; margin: 0cm 0cm 0pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="SV" style="line-height: 120%;">sumber : <a href="http://babel.litbang.deptan.go.id/">http://babel.litbang.deptan.go.id</a></span></span></div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-86576714423395103642013-03-04T01:29:00.000+07:002013-03-04T02:26:59.683+07:00Teknis Budidaya Kelengkeng<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5spb6qvMkERi87EjDAApJFnWXpSDMaVxCFIZtJYjfiJ8NKe3m5mF5rEUPZQvHcJxWo98jmX4zEv5qPGrdK1V9UqFPaIiy8l-UspLGuTvKBMiMKjdTbk150hX8nGDsqUmwb6ajXkNejfap/s1600/ual-Bibit-Kelengkeng-wanrai.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="kelengkeng | lengkeng" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5spb6qvMkERi87EjDAApJFnWXpSDMaVxCFIZtJYjfiJ8NKe3m5mF5rEUPZQvHcJxWo98jmX4zEv5qPGrdK1V9UqFPaIiy8l-UspLGuTvKBMiMKjdTbk150hX8nGDsqUmwb6ajXkNejfap/s320/ual-Bibit-Kelengkeng-wanrai.jpg" title="kelengkeng | lengkeng" width="320" /></a></div>
<br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Syarat Tumbuh</b><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Lengkeng
lebih cocok ditanam di dataran rendah antara 200-600 m dpl yang bertipe
iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari empat bulan. Air tanah
antara 50-200 cm. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12
bulan basah dan 2-4 bulan kering. Sementara tanaman led lebih senang
pada dataran tinggi antara 900-l.000 m dpl.</span></span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;">Pedoman Budidaya</b></span></span></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7TUBT_1vGm1oVaqxnW8Im1Dyl58w_5sgsDC9Vj7rsVqh9NvA477OJCi2QR9ZHflEo1xU-VknHqtPeTK1duyctr2W5RPmjl3yQjCu296vMQbzqznK7HhMkynT3NwC4k7ZUB-PtU0DJtfuF/s1600/stek.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="stek lengkeng" border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7TUBT_1vGm1oVaqxnW8Im1Dyl58w_5sgsDC9Vj7rsVqh9NvA477OJCi2QR9ZHflEo1xU-VknHqtPeTK1duyctr2W5RPmjl3yQjCu296vMQbzqznK7HhMkynT3NwC4k7ZUB-PtU0DJtfuF/s200/stek.jpg" title="stek lengkeng" width="200" /></a></div>
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"><b style="margin: 0px; padding: 0px;"> </b><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /> </span></span></span></span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOFEeMKSERSpjYWwnxF64HAJik3YOcuLZASP0c1FuO5A0cOC_lVk8udIdJdtaPX3A5tS5BeIaZ6ys7jR0BGy2VsmS69wsL2zQCW0lB70t62JKxj9I3ojoLnpa4AbESqb2Q67b-45wqh8L0/s1600/bibit+lengkeng.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="bibit kelengkeng" border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOFEeMKSERSpjYWwnxF64HAJik3YOcuLZASP0c1FuO5A0cOC_lVk8udIdJdtaPX3A5tS5BeIaZ6ys7jR0BGy2VsmS69wsL2zQCW0lB70t62JKxj9I3ojoLnpa4AbESqb2Q67b-45wqh8L0/s200/bibit+lengkeng.jpg" title="bibit lengkeng" width="200" /></a><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"> </span></span></span></span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;">Perbanyakan
tanaman dilakukan dengan cangkok dan okulasi. Perbanyakan dengan biji
tidak dianjurkan karena umur berbuahnya cukup lama (lebih dari tujuh
tahun). Selain itu, bibit dari biji sering tumbuh menjadi lengkeng
jantan yang tidak mampu berbuah. Bibit okulasi/cangkokan mulai berbuah
pada umur empat tahun. Budi daya tanaman Lengkeng ditanam pada jarak
tanam 8 m x 10 m atau 10 m x 10 m dalam lubang tanam berukuran 60 cm x
60 cm x 50 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah matang
sebanyak 20 kg. Pupuk buatan yang diberikan sebanyak l00-300 g urea,
300-800 g TSP (400- 1000 kg SP-36), dan l00-300 g KCl untuk setiap
tanaman. Pupuk diberikan tiga kali dalam selang tiga bulan. Setelah
panen buah, pemberian pupuk cukup sekali sebanyak 300 g urea, 800 g TSP,
dan 300 g KCl per pohon.</span></span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"><b>Pemeliharaan</b><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Pemeliharaan
penting adalah pemangkasan cabang yang tidak produktif dan
ranting-ranting yang menutup kanopi. Dengan demikian, sinar matahari
dapat masuk merata ke seluruh bagian cabang. Tumbuhan parasit (benalu)
harus cepat dibuang. Tanaman lengkeng termasuk mudah tumbuh, tetapi
sukar berbunga. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi pembungaan dengan
jalan mengikat kencang batang yang berada satu meter di atas permukaan
tanah. Batang dililit melingkar sebanyak 2-3 kali dengan kawat baja.
Tanaman mulai berbunga pada umur 4-6 tahun. Biasanya,tanaman ini
berbunga pada bulan Juli-oktober. Buah matang<span class="Apple-converted-space"> </span>lima<span class="Apple-converted-space"> </span>bulan setelah bunga mekar.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: xx-small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0c0c0c; font-family: Verdana,Geneva,sans-serif; font-size: 13px; line-height: 20px; text-align: justify;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></span></span></span></span></span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">Hama</b><b style="margin: 0px; padding: 0px;"><span class="Apple-converted-space"> </span>dan Penyakit</b><br />
Hama yang biasa menyerang tanaman lengkeng adalah serangga pengisap buah (Tessaratoma javanica). Kelelawar merupakan binatang<span class="Apple-converted-space"> </span>hama<span class="Apple-converted-space"> </span>yang
sering merusak buah yang matang. Penyakit yang sering menyerang saat
musim hujan adalah mildu seperti yang menyerang tanaman rambutan. Untuk
mencegah serangan kelelawar, pentil buah dibrongsong dengan brongsong
yang dibuat khusus.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<b style="margin: 0px; padding: 0px;">Panen dan Pasca Panen</b><br />
Musim
panen lengkeng di bulan Januari-Februari dengan produksi 300–600 kg per
pohon. Lengkeng termasuk buah non-klimakterik sehingga harus dipanen
matang di pohon karena tidak dapat diperam. Pemanenan dilakukan dengan
alat yang dapat memotong tangkai rangkaian buah. Alat panen berupa
gunting bertangkai panjang yang tangkainya dapat diatur dari bawah.
Tanda-tanda buah matang adalah warna kulit buah menjadi kecokelatan
gelap, licin, dan mengeluarkan aroma. Rasanya manis harum, sedangkan
buah yang belum matang rasanya belum manis.</div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-86925030717289237952013-02-07T10:45:00.000+07:002013-02-07T10:45:30.945+07:00TEKNIK BUDIDAYA MANGGA (Mangifera indica L)<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<img alt="mangga-2kg-sebiji" height="225" src="http://www.bbpp-lembang.info/images/mangga-2kg-sebiji.jpg" style="float: left; margin: 5px;" width="269" />Mangga
sebagai sumber vitamin dan mineral yang penting bagi kesehatan, buah
mangga juga merupakan komoditi yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
untuk diperdagangkan.<br />
<b>1. Keadaan Umum</b><br />
Tanaman mangga termasuk suku <i>Anarcadiaceae</i>,
berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 10-40 meter dengan garis tengah
batang sekitar 80-100cm. Batang berwarna keabuan, kulit berbelah-belah
tidak rata dan getah putih bening. Untuk pertumbuhannya tidak memerlukan
syarat yang berat, tanaman dapat tumbuh baik pada ketinggian 300-500m
dpl, terutama pada tanah yang gembur dengan pH 5-6 dan berpengairan
baik. Iklim yang diperlukan bagi pertumbuhannya ialah yang mempunyai
masa kering sekitar 3-4 bulan. <br />
<b></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Jenis Mangga</b><br />
Mangga mempunyai banyak varietas diantaranya:</div>
<ol style="list-style-type: lower-alpha;">
<li style="text-align: justify;">Mangga gadung (arumanis)</li>
<li style="text-align: justify;">Mangga golek</li>
<li style="text-align: justify;">Mangga madu</li>
<li style="text-align: justify;">Mangga manalagi</li>
<li style="text-align: justify;">Mangga cengkir</li>
<li style="text-align: justify;">Mangga kedong</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Mempersiapkan Bahan Tanaman/Bibit</b><br />
Tanaman mangga dapat diperbanyak dengan 3 cara,yaitu :</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><b>Dengan biji cara :</b></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
yaitu dengan memanfaatkan sifat
poly embrional biji mangga. Cara ini termasuk cara yang paling mudah dan
murah karena dari satu biji dapat diperoleh lebih dari 2 semai atau
tanaman baru. Pembiakan dengan cara ini kurang dianjurkan karena lama
baru bias menghasilkan (7 tahun) dan sering sifat-sifatnya menyimpang
dari sifat induknya sesuai dengan hukum segregasi Mendell. Umumnya cara
ini dilakukan untuk menunjang pengadaan batang bawah untuk keperluan
okulasi</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><b>Dengan mencangkok</b></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Cara :<br />
Batang yang terpilih
untuk dicangkok da sayat dan dikuliti, lebar sayatan 7-10 cm. Penyayatan
dilakukan sehingga kelihatan kayunya, yaitu dengan jalan mengerok
lapisan kambium batang tersebut. Selanjutnya luka sayatan dibiarkan
kering selama 2-4 hari, kemudian disekeliling sayatan diberi campuran
tanah dan pupuk serta dibungkus pakai plastik yang telah dilubangi atau
pakai pembungkus lainnya.<br />
Apabila terpaksa pencangkokan dilakukan
pada musim kemarau, maka cangkokan tersebut selalu disiram. Biasanya
setelah 2-3 bulan cangkokan sudah berakar dan dapat dipotong untuk
selanjutnya ditanam. Penanaman dapat langsung di lapangan apabila lubang
tanam telah disiapkan terlebih dahulu atau dipelihara dahulu pada
kontong-kantong plastik<br />
Beberapa keuntungan apabila memperbanyak
tanaman dengan system cangkok, yaitu hasilnya sama dengan pohon
induknya, cepat menghasilkan, pohonnya pendek. Kelemahannya; pohon induk
sering rusak bentuknya karena banyak cabang yang diambil, tidak dapat
diperoleh bibit dalam jumlah besar, apabila pencangkokan dilakukan
kurang teliti maka cangkokan sering gagal, perakaran dangkal, penyakir
akan terus terbawa, memerlukan tenaga dan waktu yang banyak disbanding
dengan cara lain.</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"> <b>Dengan okulasi</b> ;</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Cara mengokulasi :</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Ambil mata tunas (mata tempel) berikut kayunya dari pohon yang benar-benar unggul.</li>
<li style="text-align: justify;">Pohon pangkal (under stump) dikupas setinggi 10-15 cm di atas tanah.</li>
<li style="text-align: justify;">Kulit yang dikupas dipotong dua per tiga bagiannya.</li>
<li style="text-align: justify;">Mata tunas diselipkan pada pohon pangkal, lalu diikat erat dengan tali plastik, tunasnya jangan ikut terikat.</li>
<li style="text-align: justify;">Setelah 3 minggu ikatan tali plastik
dilepas, jika mata tunas tetap hijau artinya okulasi berhasil, jika
layu/ kering bearti gagal, dapat dilakukan ulangan disebelahnya.</li>
<li style="text-align: justify;">Bila pohon pangkal berhasil, maka pohon
pangkal dirundukkan (dipatahkan dengan gunting) lebih kurang 10 cm di
atas tunas mata, maksudnya untuk mendesak tunas mata tumbuh, sedang
daun-daun masih berfungsi untuk menghasilkan makanan. Setelah mata tunas
tumbuh, pohon pangkal yang dirundukkan itu dipotong sama sekali.</li>
</ul>
<b><img alt="mango-dsc00267" height="201" src="http://www.bbpp-lembang.info/images/mango-dsc00267.jpg" style="float: left; margin: 5px;" width="300" />3. Menanam Bibit</b><br />
<b>a. Persiapan lahan</b><br />
Kebun diberi lubang kira-kira 1 bulan sebelum musim hujan. Lubang
berukuran 1m x 1m x 1m atau 60cm x 60cm x 60cm. Jarak tanam 10m x 10m
atau 12m x 12m. Lubang dibiarkan terbuka selama 30 hari agar kemasaman
tanahnya hilang. Pada waktu membuat lubang tanam, hendaknya dipisahkan
lapisan tanah atas dengan bawah dan seminggu sebelum tanam lubang
ditimbun kembali dengan tanah yang dicampur dengan pupuk kandang
sebanyak 2-3 blek setiap lubang. Ketika menimbun lubang, tanah lapisan
bawah dimasukkan lebih dahulu sehingga susunannya seperti semula. <br />
<b>b. Penanaman</b><br />
Bibit ditanam sedalam leher akar, penanaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari dan sebaiknya pada musim hujan<br />
<b>c. Pemeliharaan</b><br />
<i><b>Penyulaman, penyiraman, penyiangan</b></i><br />
Bibit
yang mati atau pertumbuhannya kurang sehat secepatnya diganti dengan
bibit yang baru dan sehat. Pada tahap permulaan bibit yang baru ditanami
ini membutuhkan penyiraman yang sempurna, demikian pula supaya
pertumbuhan tanaman baik perlu dilakukan penyiangan terhadap tumbuhan
pengganggu disekitar tanaman.<br />
<i><b>Pemangkasan bentuk</b></i><br />
Dilakukan
pada umur 1-1,5 tahun pada ketinggian 60 cm diatas tanah. Tunas yang
tumbuh dipelihara 3 batang dan dipilih tunas yang sehat dan tumbuh
keatas. Pemangkasan kedua dilakukan setelah umur 2 tahun pada saat musim
hujan. Dilakukan dengan jarak 30-35 cm dari bekas pemangkasan pertama.
Pemangkasan ke 3 dilakukan pada tahun ke 3 dengan tinggi pemangkasan
30-35 cm dari bekas pemangkasan ke dua.<br />
<b><i>Pemupukan</i></b><br />
Untuk mempercepat pertumbuhan tanaman pemupukan perlu dilakukan menurut tahap pertumbuhan tanaman.<br />
Tanaman muda ; NPK ( 14:14:14) sebanyak 300-500 gr/pohon dan Urea 300 gr/pohon.<br />
Tanaman dewasa : NPK ( 14:14:14) sebanyak 1,5-2,0 kg/pohon.<br />
Tanamn umur 8-10 tahun : Pupuk kandang sebanyak 2 kaleng/pohon.<br />
Dilakukan dengan cara membuat parit sedalam 25-30 cm melingkari batang pohon sejauh mahkota pohon<br />
<b><i>Pemberantasan</i><i> H</i><i>ama dan Penyakit</i></b><br />
Kumbang penggerek cabang : larva merusak cabang pohon disertai gejala membengkaknya cabang. Diatasi : Arsenat timbal 1 %.<br />
Kumbang penggerek buah : Buah yang terserang berbintik-bintik kulitnya, dalam buah terdapat larva, imago maupun pupa.<br />
Kutu putih : Serangan hama ini nampak seperti lapisan kapuk. Menyerang daun bagian bawah.<br />
Aulacophora : Hama ini sebangsa kepik, menyerang pucuk daun, dapat dikendalikan dengan racun perut.<br />
Gleosporium
: Penyebab penyakit ini berupa cendawan, menyerang daun tanaman yang
rimbun. Penyakit ini menyerang bagian batang, cabang, ranting, bunga dan
buah muda.<br />
Diplodia : Timbul pada saat udara kering, serangannya
tidak langsung yaitu melalui luka pada bagian batang sehingga tanaman
ini mengeluarkan getah.<br />
<b><i>Panen</i></b><br />
Tanaman
mangga asal bibit okulasi akan berbunga pada umur 3-4 tahun dan
pembuahan berlangsung antara pertengahan Agustus s/d Desamber.
Tanda-tanda buah yang sudah bias dipetik, kalau buah itu langsung
dikonsumsi ialah kulit buah yang semula berwarna hijau muda berubah
menjadi hijau<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
sumber: <a href="http://www.bbpp-lembang.info/">http://www.bbpp-lembang.info</a> rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-92223332177540677192013-02-07T10:44:00.000+07:002013-02-07T10:44:31.574+07:00Budidaya Pepaya<img alt="bbpplembang pepaya" class="right" height="236" src="http://www.bbpp-lembang.info/images/stories/2011/bbpplembang_pepaya.jpg" width="312" /><br />
BUDIDAYA PEPAYA (Carica papaya L) By Risa. Tanaman pepaya dapat
tumbuh pada ketinggian 0-100 m dpl dan paling baik tumbuh pada
ketinggian 600-700m dpl. Keadaan iklim suatu daerah sangat mempengaruhi
rasa buahnya.<br />
Makin tinggi tempat tumbuhnya, makin kurang rasa manisnya. Tanah yang
baik untuk pertanamannya adalah tanah yang gembur, subur, aliran airnya
baik dan air tanahnya cukup.<br />
Tanaman pepaya merupakan tanaman tropis oleh karenanya tanaman ini
tidak tahan terhadap hawa dingin. Waktu yang baik untuk bertanam ialah
pada musim kemarau, karena pada masa berikutnya masa berbuah akan lama
dan terus menerus, sebab pembuahan bunga pepaya lebih berhasil pada
waktu kelembapan tinggi.<br />
Persiapan Bibit<br />
Benih/bibit pepaya diambil dari buah pepaya yang masak pohon atau yang tua betul dan dalam keadaan baik.<br />
Diambil dari pohon induk yang mempunyai sifat terus-menerus sepanjang
tahun berbunga sempurna, bentuk buah lonjong dan umur pohon induk
sekitar 1,5-2 tahun.<br />
Sepertiga bagian buah yang dekat dengan tangkai
buah dipotong dan dibuang. Dua pertiga lagi, bagian yang ujungnya di
tepuk-tepuk dengan telapak tangan. Apabila bijinya rontok, maka biji
tersebut disingkirkan, sedangkan biji yang masih melekat dipergunakan
untuk bibit.<br />
Kemudian biji tersebut diambil dan dimasukkan kedalam
air abu, biji yang terapung dibuang, biji yang tenggelam diambil.
Kemudian dibuang kulitnya, dibersihkan dan diangin-anginkan.<br />
Persemaian<br />
Buatlah bedengan dengan panjang 1,5m lebar 1m dan tinggi 30 cm menghadap ke arah timur.<br />
Tanah diolah sampai gembur dan dicampur dengan kompos halus.<br />
Untuk
menghidari sinar matahari dan hujan secara langsung, sebaiknya
pesemaian diberi atap dari daun rumbia atau dari daun kelapa.<br />
Taburkan bibit sambil ditekan dengan ujung jari, jarak tanam 10 cm. Disiram setiap hari dengan menggunakan gembor.<br />
Setelah berumur 1 bulan dipindahkan ke dalam polybag dan setelah tanaman berumur 2 bulan siap ditanam di lapangan.<br />
Penanaman<br />
Jarak tanam yang paling baik 2,5 x 2,5 m atau 3 x 3 m.<br />
Setiap lubang diberi pupuk kandang sebanyak 15-20 kg.<br />
Aduk-aduk pupuk kandang dengan tanah bekas galian lubang, kemudian tanamkan bibit sebanyak 2 pohon per lubang.<br />
Pemeliharaan tanaman<br />
Setelah tanaman berumur 3-4 bulan tanaman
diseleksi. Dipilih satu pohon saja yang berbunga sempurna, sedang yang
lainnya dibuang.<br />
Penyiangan dilakukan sekitar tanaman dengan membersihkan rumput-rumput dan kotoran.<br />
Pengairan harus cukup tetapi tidak boleh tergenang.<br />
Pemupukan<br />
Pemupukan I, dilakukan 2 minggu sebelum tanam dengan pupuk kandang<br />
Pemupukan II, dilakukan 1 bulan setelah tanam<br />
Pemupukan III, dan setrusnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali<br />
Pencegahan dan pemberantasan hama penyakit<br />
Penyakit layu disebabkan oleh jamur Pythium yang menyerang leher akar
sehingga akar menjadi busuk. Pencegahannya ialah dengan
merawat/memperhatikan saluran pembuangan.<br />
Bercak-bercak pada buah
dapat dicegar dengan menyemprotkan Dihane M 45 dengan dosis 5 gram/4
liter air, pada waktu tanaman sedang berbunga atau berbuah muda.<br />
Daun keriting dan berbintik kuning, disebabkan oleh virus yang
ditularkan oleh kutu daun (Aphis). Penyakit ini dapat dicegah dengan
menyemprotkan insektisida.<br />
Hama tungau (tetranychus sp) menyerang daun. Pemberantasannya dengan menyemprotkan insektisida.<br />
<br />
Pemungutan hasil<br />
Setelah berumur 9-12 bulan tanaman sudah dapat menghasilkan buah.
Tiap pohon dapat menghasilkan 200-300 buah. Sesudah berumur 4 tahun
tanaman sudah mulai berkurang produksinya dan sebaiknya tanaman
dibongkar dan diremajakan kembali.<br />
<br />
<br />
sumber : <a href="http://www.bbpp-lembang.info/">http://www.bbpp-lembang.info</a> rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-69729037847296729992013-02-04T02:52:00.000+07:002013-02-04T02:52:13.620+07:00Budidaya Jagung Hibrida <div align="left">
<strong>1. PERSIAPAN LAHAN</strong></div>
<div align="left">
<img alt="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv-x1qJYYW7biT7N2fkEKnMNpwXDB-AYMdHnQ78Ydc6BQbHhs19W5UbXLFIbkw7H-m8-vJtsNkPXns0-PaHGVvN6KAc_SagpdB5TAGqdziP5RwxX7a5EgIRvGSdDqc4CP3mK5HA94TMXkr/s1600/jagung.jpeg" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv-x1qJYYW7biT7N2fkEKnMNpwXDB-AYMdHnQ78Ydc6BQbHhs19W5UbXLFIbkw7H-m8-vJtsNkPXns0-PaHGVvN6KAc_SagpdB5TAGqdziP5RwxX7a5EgIRvGSdDqc4CP3mK5HA94TMXkr/s1600/jagung.jpeg" /></div>
<table border="0" cellpadding="0">
<tbody>
<tr>
<td valign="top">
<div align="left">
<b>KONDISI LAHAN IDEAL YANG DIPERLUKAN</b> :<br />
• Tanah gembur, subur, tidak mudah tergenang air / drainase yang baik.<br />
• Memiliki cukup bahan organik.<br />
• pH netral sampai agak asam (5,5 – 7).<br />
• Kemiringan tanah tidak lebih dari 8%.<br />
• Ketinggian 0 – 700 meter dpl.</div>
<div align="left">
• Jenis tanah liat berlempung, tanah lempung atau tanah lempung berpasir.<br />
• Areal yang memiliki persediaan air (sumber air) yang cukup<br />
• Sinar Matahari penuh (tidak ternaungi pohon atau bangunan yang tinggi)<br />
Lakukan pengolahan lahan dengan baik, agar tanah menjadi gembur dan tanaman bisa tumbuh dengan baik.</div>
<div align="left">
</div>
<div align="left">
<b>MANFAAT PENGOLAHAN LAHAN</b> :<br />
• Memperbaiki Struktur Tanah.<br />
• Memperbaiki Aerasi Tanah.<br />
• Membunuh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)<br />
• Menghambat tumbuhnya gulma.<br />
• Melancarkan Drainase (pemasukan dan pembuangan air)</div>
<div align="left">
Lebih baik dibuat jalur-jalur arah barat-timur selebar
±150 cm atau disesuaikan dengan disc-plow yang dipergunakan, agar
drainase lancar.</div>
<div align="left">
<b>JENIS PENGOLAHAN LAHAN</b> :<br />
a. Olah Tanah Konvensional / Sempurna<br />
Merupakan sistem pengolahan yang umumnya dilakukan petani dengan cara
dibajak dan digaru secara manual maupun mekanis agar tanah menjadi lebih
gembur, subur dan mudah ditanami.</div>
<div align="left">
b. Olah Tanah Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah)<br />
Merupakan sistem pengolahan tanah minimum untuk mengurangi biaya, sehingga lebih efisien dan<br />
tercapai tujuan konservasi lahan.</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br />
<table border="0" cellpadding="0">
<tbody>
<tr>
<td width="100%">
<div align="left">
<strong>2. PERSIAPAN BENIH</strong></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="left">
<img alt="" data-src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQEQpDkM7nhzM7N6n7h8SUX5-ygavzpsNs8c5j80lKwT7e54U6Xag" data-sz="f" name="RVCoGEErONqVuM:" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQEQpDkM7nhzM7N6n7h8SUX5-ygavzpsNs8c5j80lKwT7e54U6Xag" /></div>
<table border="0" cellpadding="0" style="width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td colspan="2" valign="top">
<div align="left">
<b>BENIH BERKUALITA</b>S :<br />
Dalam menentukan benih berkualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :<br />
a. <b>FISIK</b><br />
- Ukuran benih seragam.<br />
- Bebas jamur/hama gudang.<br />
- Daya kecambah baik.</div>
<div align="left">
b. <b>MORFOLOGIS</b><br />
- Sifat yang khas.<br />
- Tanaman seragam.<br />
- Tahan cekaman lingkungan.</div>
c. <b>PERTUMBUHAN</b><br />
- Pertumbuhan awal/vigor kokoh.<br />
- Tahan hama dan penyakit.<br />
- Tanggap terhadap pemupukan.<br />
- Tahan rebah karena memiliki perakaran yang kuat.<br />
d. <b>HASIL</b><br />
- Kelobot tertutup rapat.<br />
- Ukuran tongkol besar.<br />
- Produksi tinggi.<br />
- Rendemen tinggi.<br />
- Biji rapat dan berat.<br />
- Biji tertata rapi.<br />
Dengan pemilihan benih jagung hibrida berkualitas, dapat meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan keuntungan petani.<br />
</td>
</tr>
<tr>
<td width="19%"><br /></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="left">
<strong>3. PENANAMAN</strong></div>
<div align="left">
<img align="left" alt="" border="0" src="http://www.tanindo.com/images/stories/PENANAMAN.jpg" /></div>
<table border="0" cellpadding="0" style="width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td colspan="2" valign="top">
<div align="left">
a. <b>MANUAL</b><br />
• Lakukan penanaman saat kondisi tanah lembab, setelah hujan atau setelah diairi.<br />
• Penanaman secara manual dilakukan dengan cara ditugal.<br />
• Lubangi tanah dengan tugal sedalam ± 3 cm, masukkan benih 1-2 biji ke lubang lalu ditutup dengan tanah atau pupuk organik.<br />
• Pergunakan tali agar jalur tanam rapi dan sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan.</div>
<div align="center">
(Jarak tanam yang dipergunakan adalah 70 cm x 20 cm)</div>
<div align="left">
b. <b>MEKANIS</b><br />
• Penanaman secara mekanis bisa dilakukan dengan menggunakan PLANTER yang ditarik traktor.<br />
• Dengan menggunakan Planter tidak hanya bisa dilakukan penanaman tetapi sekaligus juga pemupukan.</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="18%">
<div align="left">
</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="left">
<strong> 4. PEMUPUKAN</strong></div>
<div align="left">
<img align="left" alt="" border="0" src="http://www.tanindo.com/images/stories/PEMUPUKAN.jpg" /></div>
<table border="0" cellpadding="0" style="width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td colspan="2" valign="top">
<div align="left" style="text-align: left;">
• Pemupukan secara manual
dilakukan dengan menggunakan tugal. Buat lubang di samping tanaman
dengan jarak ± 5-10 cm, lalu pupuk dimasukkan ke dalam lubang dan
ditutup dengan tanah.<br />
• Setelah pemupukan lakukan pengairan.<br />
• Lakukan pemupukan berimbang, yaitu pemupukan dengan melengkapi semua
unsur makro yang dibutuhkan tanaman, yaitu unsur N, unsur P, unsur K.
Agar semua unsur tersebut tercukupi dianjurkan untuk menggunakan NPK
15:15:15 dalam aplikasi pemupukan.<br />
• Aplikasi pemupukan secara manual adalah sebagai berikut (per hektar) :
Pemupukan pertama dilakukan bersamaan tanam dengan menugal 5 cm dari
lubang tanam. Kebutuhan pupuk, untuk pupuk dasar ini adalah : Urea 200
kg / Hektar, SP36 150 kg / Hektar dan Kcl 100 kg / Hektar atau
menggunakan pupuk majemuk NPK Grand S-15 200 – 250 kg / Hektar.<br />
Saat tanaman berumur 21 – 25 hst dan 35 – 40 hari setelah tanam
pemupukan kedua dan ketiga dilakukan dengan memberikan urea 200 kg /
hektar atau 2,5 – 3 gram tiap tanaman. Pemupukan kedua dan ketiga
dilakukan dengan menugal 10 cm dari tanaman dan menutup dengan tanah dan
sekaligus sebagai pembumbunan dan pendangiran.</div>
<b>DIFISIENSI PUPUK</b><br />
• Kekurangan Fospor (unsur P) ditandai dengan daun yang berwarna ungu kemerahan, terutama pada tanaman yang masih muda.<br />
<div align="left" style="text-align: left;">
• Kekurangan Nitrogen (unsur N) ditandai dengan warna kekuningan pada ujung daun dan berkembang sepanjang tulang daun utama.</div>
<div align="left" style="text-align: left;">
• Kekurangan magnesium (unsur
micro mg) ditandai dengan timbulnya garis-garis keputihan sepanjang
tulang daun dan seringkali timbul warna ungu pada bagian bawah daun tua.</div>
<div align="center" style="text-align: left;">
• Kekurangan Kalium (unsur
K) ditandai dengan pembentukan tongkol yg tidak sempurna dimana ujung
tongkol tidak berbiji penuh, dan bijinya jarang.<br />
• Tongkol jagung akibat kekurangan Nitrogen (unsur N) pada saat kritis,
ditandai dengan tongkolnya kecil, kadar protein rendah dan ujung tongkol
tidak berbiji.<br />
• Akibat kekurangan Fosfor (unsur P) ditandai dengan tongkolnya kecil, kering bengkok dengan pembentukkan biji tidak sempurna.</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="32%">
<div align="left">
</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="left">
<strong> 5. PENGENDALIAN GULMA</strong></div>
<div align="left">
<img align="left" alt="" border="0" src="http://www.tanindo.com/images/stories/PENGENDALIAN%20GULMA.jpg" /></div>
<table border="0" cellpadding="0" style="width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td colspan="2" valign="top">
<div align="left">
Pengendalian manual yang biasa dilakukan adalah :<br />
• Pengendalian gulma/rumput dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 30 hari setelah tanam.<br />
• Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara herbisida.<br />
• Aplikasi penyemprotan dilakukan pada sela-sela tanaman jagung dan
dihindari terkena langsung dengan tanaman jagung (dianjurkan memberi
sungkup pada nozzle).</div>
<div align="left">
Contoh gulma yang bisa dikendalikan oleh herbisida <b><a href="http://www.tanindo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=237:noxone-297-sl&catid=245:noxone-297-sl&Itemid=74">NOXONE 297SL</a></b> adalah :<br />
-<i> Cyperus sp</i>.<br />
- <i>Digitaria adscendens</i><br />
- <i>Paspalum conjugatum</i><br />
- <i>Eleusine indica </i><br />
- <i>Panicum repens</i><br />
- <i>Mikania sp</i>.<br />
- <i>Euphorbia hirta</i><br />
- <i>Imperata cylindrica</i><br />
- <i>Mimosa pudica</i><br />
- <i>Cynodon dactilon</i><br />
- <i>Ischaemum timorense </i></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="17%">
<div align="left">
</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="left">
<strong> 6. PENGAIRAN</strong></div>
<div align="left">
<img align="left" alt="" border="0" src="http://www.tanindo.com/images/stories/PENGAIRAN.jpg" /></div>
<table border="0" cellpadding="0" style="width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td colspan="2" valign="top">
<div align="left">
• Pengairan merupakan faktor penting dalam budidaya
tanaman jagung. Kekurangan air berpengaruh pada produktivitas tanaman.
Kelebihan air (lahan tergenang dalam jangka waktu lama) juga menyebabkan
tanaman jagung mati.<br />
• Apabila lahan yang digunakan memiliki jaringan irigasi dan persediaan
air yang cukup maka lakukan pengairan setiap 10 hari sekali dengan cara
mengalirkan pada larikan dan secepatnya dibuang dan dipastikan tidak
ada yang menggenang.<br />
• Apabila lahan yang digunakan merupakan lahan tanpa irigasi atau lahan
darat yang tidak mempunyai persediaan air (sungai, danau, rawa, dll)
maka pengairan bisa dilakukan dengan sistem irigasi sumur atau disiram
secara manual (pada dasarnya jagung tidak memerlukan banyak air).<br />
• Buat sumur-sumur gali/bor di dekat lahan dan alirkan airnya dengan menggunakan pompa.<br />
• 10 hari menjelang panen sebaiknya pengairan dihentikan agar proses pengeringan tongkol dapat dipercepat.</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="11%">
<div align="left">
</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="left">
<strong> 7. PANEN</strong></div>
<div align="left">
<img alt="http://www.tanindo.com/images/stories/PANEN.jpg" src="http://www.tanindo.com/images/stories/PANEN.jpg" /></div>
<table border="0" cellpadding="0" style="width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td colspan="2" valign="top">
<div align="left">
• Jagung bisa dipanen dalam kondisi masak fisiologis saat berumur 105-115 hst pada dataran rendah (sesuai varietasnya).<br />
• Agar kadar air biji jagung panen rendah maka biarkan jagung di
batangnya hingga betul-betul kering (± 115-120 hst).Ciri-ciri jagung
siap panen :<br />
• Klobot sudah berwarna coklat<br />
• Rambut berwarna hitam dan kering<br />
• Populasi klobot kering 90%<br />
• Biji jagung bila ditekan dengan kuku tidak membekas<br />
• Terdapat titik hitam pada bagian lembaga biji jagung</div>
a.<b> PANEN MANUAL</b><br />
• Dianjurkan untuk tidak dilakukan pemocokan (daun diatas tongkol
dipotong) pada saat tanaman jagung berumur 90-100 hst, karena
menyebabkan turunnya produksi jagung.<br />
• Petik jagung yang sudah siap panen dari batangnya dan masukkan ke
dalam karung. Lalu kirim jagung tersebut ke rumah atau ke gudang untuk
dijemur atau langsung dipipil.<br />
b. <b>PANEN MEKANIS</b><br />
• Pada lahan-lahan yang luas dan kekurangan tenaga kerja, panen lebih
baik dilakukan secara mekanis dengan menggunakan HARVESTER.<br />
• Dengan menggunakan alat ini, jagung yang dipetik akan langsung
dipipil. Untuk itu perlu diperhatikan kadar air jagung saat dilakukan
panen.<br />
• Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak,
atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang
diinginkan.<br />
• Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak,
atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang
diinginkan.<br />
</td>
</tr>
<tr>
<td width="17%"><br /></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="left">
<strong> 8. PASCA PANEN</strong></div>
<div align="left">
<img align="left" alt="" border="0" src="http://www.tanindo.com/images/stories/PASCA%20PANEN.jpg" /></div>
<table border="0" cellpadding="0">
<tbody>
<tr>
<td valign="top">
<div align="left">
• Jagung yang sudah dipanen, disortir. Jagung yang jelek
dipisahkan dari jagung yang baik untuk menjaga kualitas jagung dan
menghindarkan dari tertularnya jamur.<br />
• Setelah di rumah, jagung harus dijemur, tujuannya untuk menurunkan kadar air menjadi 25-28%.<br />
• Setelah jagung cukup kering atau memiliki KA 25-28%, maka jagung bisa
langsung dipipil. Pemipilan dapat dilakukan secara manual maupun
mekanis.<br />
• Untuk mendapat harga yang baik maka jagung yang sudah dipipil perlu
dikeringkan lagi untuk mendapatkan kadar air yang lebih rendah.<br />
• Jagung yang sudah cukup kering (KA = 20-25%) dikarungi dan disimpan di
gudang untuk kemudian dibawa ke Pasar, Pedagang Pengumpul atau ke
Pabrik Pakan Ternak.</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br />
sumber : www.tanindo.comrahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-75394080331282315062013-02-01T15:42:00.001+07:002013-02-01T15:42:12.343+07:00Jabon Peluang Usaha Menguntungkan<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3032689361928333214" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3032689361928333214" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3032689361928333214" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3032689361928333214" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves>false</w:TrackMoves>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:auto;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:auto;
mso-para-margin-left:0cm;
text-align:justify;
text-indent:-17.85pt;
line-height:150%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 24.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-font-kerning: 18.0pt;">Pohon Jabon
Anthocephalus cadamba</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZaFXXnzkJRJTw40ksXs4zWoKNRrsqgPFaA0SfGdLSxRXfYPl7UOOfTzz87z_pxktzOFZQ4PMlMoFT9k2DB3Vlp0egI8K3MPpBJYkcsb6VDmrPX4nVo9Nyu5Zr4gKci3KTL0qW6pH_rxLa/s1600/daun-jabon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZaFXXnzkJRJTw40ksXs4zWoKNRrsqgPFaA0SfGdLSxRXfYPl7UOOfTzz87z_pxktzOFZQ4PMlMoFT9k2DB3Vlp0egI8K3MPpBJYkcsb6VDmrPX4nVo9Nyu5Zr4gKci3KTL0qW6pH_rxLa/s320/daun-jabon.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pohon Jabon</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
adalah <i>peluang usaha</i> dan<i> investasi menguntungkan</i>, merupakan
tanaman bahan baku industri yang sangat berkualitas bahkan jika dibandingkan
dengan tanaman/pohon<i> albaziah</i> atau<i> sengon</i>. yang saat ini masih
merupakan bahan baku dasar yang umum digunakan pada industri-industri kayu
olahan, seperti: plywood, blockboard, particle board, hingga peti kemas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dibandingkan dengan jenis-jenis kayu yang lain, kayu jabon
merupakan jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat, berbatang silinders dan
lurus, kayunya berwarna putih kekuningan tanpa terlihat serat, yang sangat baik
dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis maupun kayu gergajian.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pohon Jabon usia 5-7 tahun</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jabon</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
Antocephalus Cadamba Merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat
cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ekologi tumbuh pada
:Ketinggihan 10-2000m dpl, Curah hujan 1250-3000m/th, Perkiraan suhu 100 C 400
C, Kondisi tanah dengan PH 4,5 7,5.<br />
<br />
<b>Jabon</b> Anthocephalus cadamba Merupakan satu diantara jenis kayu yang
pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan
ketinggian 0 1000 m dpl.<br />
<br />
Saat ini <b><i>Jabon</i></b> menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu
lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman
kayu lainnya termasuk sengon/albazia. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan,
keunggulan tanaman <b><i>jabon</i></b> dapat diuraikan dari beberapa sisi,
diantaranya adalah:<br />
1. Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th<br />
2. Masa produksi <i>jabon</i> yang singkat hanya 4 5 tahun<br />
3. Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus<br />
4. Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok
sendiri self pluring.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-outline-level: 2; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bentuk Kayu Jabon</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kayu <b><i>jabon</i></b> Anthocephalus cadamba lebih bagus
daripada kayu lainnya, tekstur lebih halus, bentuknya silinder lurus, berwarna
putih kekuningan dan tidak berserat, batang mudah dikupas, lebih mudah
dikeringkan atapun direkatkan dan tidak cacat, Arah serat terpadu, permukaan
kayu mengkilap, kayu <b><i>jabon</i></b> juga sudah terbukti keawetannya atau
daya tahannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-outline-level: 2; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Batang Jabon</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ciri dan karakteristik batang <b>jabon</b> adalah :
Permukaan kayu licin serta arah tegak lurus, berwarna putih kekuningan mirip
meranti kuning, batang mudah dikupas, dikeringkan, direkatkan, bebas dari cacat
mata kayu dan susutnya rendah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-outline-level: 2; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keunggulan Jabon Antocephalus
Cadamba</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jabon</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> memiliki
beberapa keunggulan di bandingkan dengan tanaman kayu rimba lainnya. Selain
daya tumbuhnya yang sangat cepat, tingkat kelurusannya juga tinggi, berbatang
silinder dan cabang yang ada pada masa pertumbuhan akan rontok dengan
sendirinya ketika pohon meninggi. Sifat ini menguntungkan karena tidak
memerlukan pemangkasan. Kayunya berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat
serat sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis playwood, mebeler,
bahan bangunan non kontruksi, maupun kayu gergajian, tanaman Jabon menpunyai
usai optimal berkisar 12 tahun tetapi pada usia 6 8 tahun sudah dapat di tebang
30 up.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-outline-level: 2; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penanaman dan Perawatan Jabon</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jabon merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang
tidak memerlukan perlakuan khusus dalam budidayanya, dan tergolong tanaman yang
tahan terhadap hama penyakit.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-outline-level: 2; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertumbuhan Jabon</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">pertumbuhan Jabon sangat cepat dibandingkan dengan kayu
keras lainnya termasuk bila dibandingkan dengan sengon albazia, Jabon tergolong
tumbuhan pionir sebagaimana sengon. Ia dapat tumbuh di tanah liat, tanah
lempung podsolik cokelat, atau tanah berbatu. Sejauh ini <b><i>jabon</i></b>
bebas serangan hama dan penyakit, termasuk karat tumor yang kini banyak
menyerang sengon.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-outline-level: 2; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nilai Ekonomi Jabon</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Budidaya tanaman <b><i>jabon</i></b> akan memberikan
keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar,
dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada tanaman <i>jabon</i> setelah
dipanen pada usia 5-6 tahun dengan asumsi harga terendah dan batang terkecil,
pada setiap batang jabon diperoleh Tinggi batang yang bisa terjual rata-rata 12
m Diameter batang rata-rata 40 hingga 50cm maka tiap batang pohon <i>jabon</i>
menghasilkan kayu yang bisa dijual sebanyak 1,5 kubik, sedangkan harga perkubik
saat ini Rp 1.000.000,- Jadi harga 1 batang pohon <i>jabon</i> usia 8-10 tahun
minimal seharga Rp 1.500.000.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-outline-level: 2; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemasaran Log Jabon</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Karena jenisnya yang berwarna putih agak kekuningan tanpa
terlihat seratnya, sangat dibutuhkan pada industri kayu lapis playeood.meubelair
dan bahan bangunan non kontruksi, sehingga dalam pemasaran kayu <i>jabon</i>
sama sekali tidak mengalami kesulitan, bahkan kami telah melakukan kerjasama
dengan industri kayu lapis yang siap untuk membeli setiap saat dalam jumlah
yang tidak terbatas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-outline-level: 2; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Harga kayu <i>jabon</i> perkubik
pada tahun 2009 :</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.middle 30-39 Rp 1.000.000<br />
2.middle 40-49 Rp 1.100.000<br />
3.middle 50 up Rp 1.200.000</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan
tingkat kebutuhan / permintaan yang tinggi, sedangkan penyediaan kayunya
semakin terbatas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-outline-level: 2; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Industri Yang Menyerap Kayu Jabon</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">banyak sekali penyerap kayu <i>jabon</i> diantaranya kayu
lapis, industri mebel, pulp, mainan anak-anak, peti buah, alas sepatu, korek
api, tripleks, mebel, bahan bangunan non konstruksi, dan banyak lagi yang
lainnya. kayu <b><i>jabon</i></b> juga mudah dibuat vinir dengan sudut kupas
920 ketebalan 1,5 mm.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-outline-level: 2; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peluang Investasi Jabon</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menanam <b><i>jabon</i></b> bagaikan menanam emas, sebab
kebutuhan kayu akan terus meninggi, karena saat ini pemerintah melarang
penggunaan kayu bulat hasil tebangan hutan alam, akibatnya banyak industri
tutup akibat kekurangan pasokan kayu, jadi pada masa mendatang, harga kayu
jabon akan semakin meningkat terus.(pekalongankab.go.id)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0cm;">
<br /></div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-82920201869936810152013-01-28T12:30:00.000+07:002013-01-28T12:30:03.393+07:00Teknis Budidaya Tanaman Sengon<div align="left" id="sites-page-title-header">
<span dir="ltr" id="sites-page-title">1. Persiapan Pembibitan</span>
</div>
<br />
<div dir="ltr">
<div style="display: inline; float: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 10px; margin-top: 5px;">
<b><a href="https://sites.google.com/site/sengonfarm/budidaya-sengon-1/pembibitan/biji%20sengon%20sedikit.jpg?attredirects=0"><img border="0" src="https://sites.google.com/site/sengonfarm/_/rsrc/1298560195352/budidaya-sengon-1/pembibitan/biji%20sengon%20sedikit.jpg" /></a></b></div>
<b>a) Benih</b>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak
dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih
yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki
sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak
menjadi inang dari hama ataupun penyakit. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik
sebagai berikut:</span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Kulit bersih
berwarna coklat tua</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Ukuran benih
maksimum</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Tenggelam
dalam air ketika benih direndam, dan</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Bentuk benih
masih utuh.</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Selain penampakan visual tersebut, juga
perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi
lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya
masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;"><b>b) Kebutuhan Benih</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk
luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus
perhitungan sederhana berikut :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Keterangan :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Luas kebun penanaman sengon 1 hektar
(panjang= 100 m dan lebar= 100 m)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Jarak tanam 3 x 2 meter</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Satu lubang satu benih sengon</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Satu kilogram benih berisi 40.000 butir</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Daya tumbuh 60 %</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Tingkat kematian selama di persemaian 15 %</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x
100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat
kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan
operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter
dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;"><b>c) Perlakuan benih</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit
yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka
sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun
perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih
(80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air
dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk
disemaikan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;"><b>d) Pemilihan Lokasi Persemaian</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Keberhasilan persemaian benih sengon
ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu
diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :</span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Lokasi persemaian
dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5 %</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Diupayakan
memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang
musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Kondisi
tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah
liat.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Berdekatan
dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan
bibit pada waktu pengangkutan.</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah
besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana
pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana
pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu
pengetahuan yang cukup diandalkan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;"><b>e) Langkah-Langkah Penyemaian Benih Sengon</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Terlepas dari kegiatan pembangunan dan
penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih
dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">1. Penaburan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud
untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah
yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit
tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini
akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan penaburan adalah sebagai berikut :</span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Benih </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Bedeng
tabur/bedeng kecambah</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Media Tabur,
campuran pasir dengan tanah 1 : 1</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Peralatan
penyiraman</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Tersedianya
air yang cukup dan sebagainya.</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari
bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran
tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi dengan
media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari
kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penaburan benih pada media tabur dilakukan
setelah benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan
memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi
hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang
sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan
dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih
agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari
maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan. </span></div>
<div style="display: inline; float: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 10px; margin-top: 5px;">
<span style="color: black;"><a href="https://sites.google.com/site/sengonfarm/budidaya-sengon-1/pembibitan/persemaian%20sengon.jpg?attredirects=0"><img border="0" src="https://sites.google.com/site/sengonfarm/_/rsrc/1298560298507/budidaya-sengon-1/pembibitan/persemaian%20sengon.jpg" /></a></span></div>
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;"></span>2. Penyapihan Bibit
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit
antara lain adalah : </span></div>
<ol><ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Siapkan
kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi kecil-kecil sekitar 2 – 4
lubang pada bagian sisi-sisinya.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Masukkan
media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang
(1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Setelah media
tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plasitk
setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi
satu batang kecambah.</span></li>
</ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Kantong
plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah para-para yang diberi
atap jerami atau daun kelapa, agar tidak langsung tersengat terik
matahari.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pada masa
pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit layak untuk
ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensip.</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">3. Pemeliharaan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit
dipersemaian adalah sebagai berikut :</span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penyiraman</span></li>
</ol>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penyiraman yang optimum akan
memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan
pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya
pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan
normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan
hari yang panas.</span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pemupukan</span></li>
</ol>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pemupukan dilakukan dengan
menggunakan larutan "gir". Adapun pembuatan larutan "gir: sebagai
berikut :</span></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Disiapkan drum bekas dan separuh
volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian,
kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan
setelah itu digunakan untuk pemupukan.</span></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok
makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap
dipindahkan ke kebun.</span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penyulaman</span></li>
</ol>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penyulaman dilakukan apabila bibit
ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak
tertinggal jauh dengan bibit lainnya.</span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penyiangan</span></li>
</ol>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penyiangan terhadap gulma, dilakukan
dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil,
namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.</span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pengendalian
Hama dan Penyakit</span></li>
</ol>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut,
tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan
bibit yang disebabkan oleh cendawan.</span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Seleksi bibit</span></li>
</ol>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Kegiatan seleksi bibit merupakan
kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu
mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit
yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk
ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang
lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat
waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata.</span></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="left" id="sites-page-title-header">
<span dir="ltr" id="sites-page-title">2. Persiapan Lahan</span>
</div>
<br />
<div style="display: inline; float: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 10px; margin-top: 5px;">
<span style="color: black;"><a href="https://sites.google.com/site/sengonfarm/budidaya-sengon-1/persiapan-lahan/sengon%204bln%20usia%20tanam.jpg?attredirects=0"><img border="0" height="149" src="https://sites.google.com/site/sengonfarm/_/rsrc/1298560471572/budidaya-sengon-1/persiapan-lahan/sengon%204bln%20usia%20tanam.jpg?height=149&width=200" width="200" /></a></span></div>
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan
lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk
memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara
pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi
mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan
penebasan terhadap semak belukar dan padang
rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang
tumbuh tanaman. </span></div>
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk
memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan
kebutuhan).</span></div>
<div dir="ltr">
</div>
<div dir="ltr">
<div align="left" id="sites-page-title-header">
<span dir="ltr" id="sites-page-title">3. Proses Penanaman</span>
</div>
<br />
<div dir="ltr">
<div style="display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 5px; text-align: center;">
<span style="color: black;"><a href="https://sites.google.com/site/sengonfarm/budidaya-sengon-1/proses-penanaman/Bibit%20Sengon%2060an%20cm.jpg?attredirects=0"><img border="0" height="200" src="https://sites.google.com/site/sengonfarm/_/rsrc/1298560575360/budidaya-sengon-1/proses-penanaman/Bibit%20Sengon%2060an%20cm.jpg?height=200&width=185" width="185" /></a></span></div>
Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
<br />
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pembuatan dan
pemasangan ajir tanam</span></li>
</ol>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Ajir dapat dibuat dari bahan bambu
atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan
ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan
demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang
digunakan</span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pembuatan
lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada
ajir yang sudah terpasang.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pengangkutan
bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari
lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi
penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke
tempat penanaman.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penanaman
bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati – hati
agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat
ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya</span>.</li>
</ol>
<div align="left" id="sites-page-title-header">
<span dir="ltr" id="sites-page-title">4. Pemeliharaan Tanaman</span>
</div>
<br />
<div dir="ltr">
<div style="display: block; margin-bottom: 0px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 5px; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://sites.google.com/site/sengonfarm/budidaya-sengon-1/pemeliharaan-tanaman/batang%20sengon%203%20thn.jpg?attredirects=0" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://sites.google.com/site/sengonfarm/_/rsrc/1298560662495/budidaya-sengon-1/pemeliharaan-tanaman/batang%20sengon%203%20thn.jpg" /></a></div>
<b></b></div>
<b>Kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan :</b><br />
<div>
<ol style="display: inline!important;">
<li style="display: inline!important;"><b><span style="font-weight: normal;"><b><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">1. Penyulaman</span></b></span></b></li>
</ol>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">yaitu penggantian tanaman yang mati
atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4
minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun
pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak
tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai
pemeliharaan yang intensif.</span></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Tahoma,sans-serif;">2. Penyiangan</span></b></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif;">Pada dasarnya kegiatan penyiangan
dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara
membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja
akar dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu
tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan
rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus
daur hidupnya.</span></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun
permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau
terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada
waktu itu banyak gulma yang tumbuh.</span></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">3. Pendangiran,</span></b></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Pendangiran yaitu usaha mengemburkan
tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang
berguna bagi pertumbuhan tanman.</span></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">4. Pemangkasan,</span></b></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Melakukan pemotongan cabang pohon
yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).</span></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">5. Penjarangan</span></b></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penjarangan dillakukan untuk
memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal.
Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan
pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon
per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya
dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan
sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan
ditebang pada akhir daur. </span></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;">Cara penjarangan dilakukan dengan
menebang pohon-pohon sengon menurut sistem "untu walang" (gigi
belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur
penanaman.</span></div>
<span style="font-family: Tahoma,sans-serif; font-size: 10.0pt;"></span>
<br />
<div style="display: inline; float: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 10px; margin-top: 5px;">
<a href="https://sites.google.com/site/sengonfarm/budidaya-sengon-1/pemeliharaan-tanaman/penyakit%20karat%20puru%20pd%20btg%20sengon.jpg?attredirects=0"><img border="0" height="200" src="https://sites.google.com/site/sengonfarm/_/rsrc/1298560941427/budidaya-sengon-1/pemeliharaan-tanaman/penyakit%20karat%20puru%20pd%20btg%20sengon.jpg?height=200&width=140" width="140" /></a></div>
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang
direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis
kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan,
pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan
penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang
akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan
aturan standar teknis kehutanan yang ada </div>
</div>
</div>
<br />
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin-left: .5in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="left" id="sites-page-title-header">
<span dir="ltr" id="sites-page-title">5. Panen & Pascapanen</span>
</div>
<div class="sites-canvas-main" id="sites-canvas-main">
<div id="sites-canvas-main-content">
<table cellspacing="0" class="sites-layout-name-one-column sites-layout-hbox"><tbody>
<tr><td class="sites-layout-tile sites-tile-name-content-1"><div dir="ltr">
<div>
<div>
<div style="display: inline; float: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 10px; margin-top: 5px;">
<span style="color: black;"><a href="https://sites.google.com/site/sengonfarm/budidaya-sengon-1/panen/Kayu%20sengon%20panen.jpg?attredirects=0"><img border="0" src="https://sites.google.com/site/sengonfarm/_/rsrc/1298567892526/budidaya-sengon-1/panen/Kayu%20sengon%20panen.jpg" /></a></span></div>
Pohon
sengon secara umum memiliki daur antara 5-7 tahun. Umur masak tebang pohon
sengon adalah 7 tahun. Pada umur lima tahun, pohon sengon sudah dapat
dimanfaatkan kayunya sebagai kayu pertukangan, bahan baku pabrik kertas dan
untuk kayu bakar. Untuk meningkatkan kualitas pohon sengon selanjutnya pada
umur 5 tahun jika diperlukan maka dilakukan tebang penjarangan, tebang pilih,
atau tebang penyelamatan pada pohon-pohon yang terserang hama dan penyakit. Pada
tempat yang dilakukan penebangan dilakukan penanaman kembali agar produk dan
kesuburan lahan dapat terjaga secara lestari dan berkesinambungan. Selain itu
kegiatan penjarangan merupakan salah satu pendapatan antara selama penanaman hutan
tanaman sengon.
<br />
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Proses pemanenan kayu sengon yakni :</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Perencanaan Pemanenan
Kayu</span></b></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan
untuk kegiatan pemanenan adalah : pembangunan jaringan angkutan, kebijakan
finansial, dan kemudian penetapan biaya finansial.</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Penebangan dan
pembagian Batang</span></b></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
penebangan adalah penentuan takik balik, takik rebah dan arah rebah. Kesalahan
yang diakibatkan pada saat penentuan arah rebah tersebut bisa menyebabkan
penurunan kualitas dan kuantitas hasil kegiatan penebangan.</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Setelah pohon rebah, kegiatan selanjutnya adalah
pembersihan cabang dan ranting serta pembagian batang. Pembersihan cabang
dilakukan dengan</span><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;"> </span><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">chain saw,</span></i><i><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;"> </span></i><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">sedangkan
ranting dibersihkan dengan parang. Selanjutnya batang dipotong sepanjang batang
bebas cabang, kemudian dibagi-bagi dalam potongan sesuai kebutuhan.</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Untuk bahan <i>pulp</i>-kertas,
papan partikel, papan serat, dan produk serat lainnya, panjang batang bebas
cabang berkisar 10,5-17,5 m dapat dipotong-potong lagi menjadi 3-4 bagian.</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Sabagai bahan baku kayu olahan, <i>Plywood</i> dan sebagainya pemotongan
disesuaikan dengan ukuran kayu olahan yang diijinkan dan disepakati bersama
dengan pembeli.</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="display: inline; float: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 10px; margin-top: 5px;">
<span style="color: black;"><a href="https://sites.google.com/site/sengonfarm/budidaya-sengon-1/panen/kayu%20sengon%20gelondongan.jpg?attredirects=0"><img border="0" src="https://sites.google.com/site/sengonfarm/_/rsrc/1298567950640/budidaya-sengon-1/panen/kayu%20sengon%20gelondongan.jpg" /></a></span></div>
Pembagian batang ini akan mempengaruhi kualitas
kayu karena secara umum pelaksanaannya harus memperhatikan hal berikut :
<br />
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">a. Syarat yang diminta oleh pasar</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">b. Kebijaksanaan penjualan kayu sengon yang telah
disepakati.</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">c. Kemungkinan Penyaradan dan Pengangkutan.</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">d. Adanya industri penampung dan penglah kayu
sengon</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">e. Pesanan-pesanan</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Penyaradan</span></b></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Secara umum kegiatan penyaradan yang dilakukan pada
pengusahaan hutan rakyat khususnya dipulau jawa menggunakan jasa hewan dan para
buruh tani. Walaupun tingkat efektifitas dan efisiensinya rendah, penggunaan
jasa hewan dan para buruh tani dalam kegiatan penyaradan masih banyak
dilakukan. hal itu terkait dengan kecilnya biaya penyaradan (upah) yang
dikeluarkan bila dibandingkan dengan kegiatan penyaradan secara modern.</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Pada Penanganan Pasca panen terdiri
dari pengangkutan dan pengolahan.</span></div>
<div style="display: inline; float: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 10px; margin-top: 5px;">
<b><a href="https://sites.google.com/site/sengonfarm/budidaya-sengon-1/panen/kayu%20palet%20sengon.jpg?attredirects=0"><img border="0" src="https://sites.google.com/site/sengonfarm/_/rsrc/1298568004287/budidaya-sengon-1/panen/kayu%20palet%20sengon.jpg" /></a></b></div>
<b>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></b><b><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Pengankutan</span></b>
<br />
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Dalam menentukan cara dan teknik pengangkutan perlu
memperhatikan beberapa faktor antara lain :</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">- Letak dan topografi lapangan</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">- Geologi, keadaan tanah dan iklim</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">- Luas daerah yang dieksploitasi</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">- Jumlah dan ukuran kayu</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">- Keadaan jalan</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">- Jarak dan Biaya Angkutan.</span></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Pengolahan</span></b></div>
<div style="line-height: 12.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 10pt;">Sebelum diolah lebih lanjut kayu sengon biasanya
dikeringkan dan diawetkan terlebih dahulu. Proses ini akan berpengaruh terhadap
kembang susut kayu dan ketahanan terhadap serangan rayap.</span></div>
</div>
</div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
</div>
<br />
<div id="COMP_page-subpages">
</div>
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3032689361928333214" name="page-comments"></a>
<br />
<div class="sites-comment-docos-header">
<div class="sites-comment-docos-header-title">
<br />
<br />
<br />
sumber :sites.google.com</div>
</div>
</div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-9990728808575609902013-01-28T12:00:00.000+07:002013-01-28T12:00:04.126+07:00Peluang Usaha Budidaya Pohon Sengon<a href="http://www.ukmkecil.com/images/stories/sengon.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="budidaya sengon" border="0" src="http://www.ukmkecil.com/images/stories/sengon.jpg" style="border: 0px none;" title="budidaya sengon" /></a>Peluang
usaha budidaya sengon. Saat ini Sengon ( Paraserianthes falcataria )
atau biasa di sebut juga pohon jen-jen merupakan salah satu alternatif
dan menjadi primadona baru dalam dunia perkayuan.Dikarenakan
pertumbuhannya cepat, masa tebang lebih pendek, budidayanya lebih mudah,
dapat ditanam diberbagai kondisi tanah, kayunya cenderung lebih lurus,
produktivitasnya tinggi, serta multi manfaat.peluang investasi usaha
budidaya sengon
<br />
<br />
Dengan melakukan <span style="text-decoration: underline;"><i>peluang usaha budidaya sengon</i></span>
ini anda juga sudah terlibat dalam usaha untuk memperbaiki hutan.
Bermitra menanam sengon di pekarangan / kebun yang saat ini dirasakan
kurang bermanfaat untuk ditanami sengon sehingga mendapatkan hasil yang
lebih optimal.<br />
Keuntungan pada <a href="http://www.ukmkecil.com/peluang-usaha/peluang-usaha-budidaya-sengon" target="_self" title="peluang usaha budidaya sengon"><span style="text-decoration: underline;">peluang usaha budidaya sengon</span></a>
ini anda tidak perlu terlibat merawat sendiri kebun kayu segon yang
anda beli,tetapi hanya perlu menginvestasikan sejumlah uang dan anda
akan menerima hasilnya<br />
<br />
<b>Analisa peluang investasi usaha budidaya sengon dengan sistem bagi hasil:</b><br />
<br />
Populasi pohon Sengon Solomon yang di tanam 200 pohon<br />
Modal peluang investasi usaha budidaya sengon: <br />
Pembelian Bibit Sengon Solomon Rp. 800.000,-<br />
Biaya pemeliharaan selama 5 tahun Rp. 7.000.000,-<br />
Biaya Sewa Lahan 5 Tahun Rp. 2.500.000,-<br />
JUMLAH PENGELUARAN Rp. 10.300.000,-<br />
PEMASUKAN <br />
Hasil Tebang ( umur 5 th ) 200 X Rp. 450.000,- Rp. 90.000.000,-<br />
JUMLAH PEMASUKAN PELUANG INVESTASI USAHA BUDIDAYA SEGON<br />
Laba bersih = Rp.90.000.000 – Rp. 10.300.000 Rp. 79.700.000,-<br />
Profit Sharing<br />
Profit sharing yang di terima pada saat 5 Tahun dengan sistem 70 : 30<br />
Profit yang diterima Mitra Usaha 70 % X Rp. 79.700.000,- adalah Rp. 55.790.000,-<br />
<br />
<br />
sumber : ukmkecil.comrahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-73989159294438398282013-01-27T22:00:00.000+07:002013-01-27T22:00:03.911+07:00TEKNIS PEMBIBITAN KELAPA SAWIT<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhz3mkR0ujIXYXDyKxGBDk9K56O1M6fXEQ73B1YFKHuH-NjA0pcadjzuWgwtKBCJ9Aymq54p3IirEgbMI1jhnTZrZzm728XjeaYXSaSRA-KYmhAQZPE7GyoB5OEHIBHH0Vu666YVFVTYWrc/s1600/07012013(008).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhz3mkR0ujIXYXDyKxGBDk9K56O1M6fXEQ73B1YFKHuH-NjA0pcadjzuWgwtKBCJ9Aymq54p3IirEgbMI1jhnTZrZzm728XjeaYXSaSRA-KYmhAQZPE7GyoB5OEHIBHH0Vu666YVFVTYWrc/s320/07012013(008).jpg" width="320" /></a><span>Dalam
rangka meningkatkan laju pengembangkan Perkebunan di Propinsi Sumatera
Utara untuk meningkatkan pendapatan petani, salah satu langkah yang
harus ditempuh adalah upaya pengembangan seluruh potensi yang daya
tersedia antara lain pemanfaatan bibit berkualitas, peningkatan sumber
daya petani perkebunan, melakukan pembinaan tentang kemurnian dan mutu
benih, penyediaan sarana dan penggunaan teknologi tepat guna serta
pemanfaatan lahan yang tersedia untuk pengembangan perkebunan sehingga
terbentuk masyarakat Agribisnis Tanaman Perkebunan. Adanya metoda
pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Melakukan
pengumpulan data dari lapangan yang bersumber dari instansi pembibitan,
data penangkar benih dan wawancara langsung dengan petani untuk mencapai
keberhasilan produktifitas pada tanaman kelapa sawit ada beberapa hal
cara penanggulangan di lapangan yang perlu diperhatikan antara lain :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span><span>A.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span>KELAPA SAWIT</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span><span>1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span>PRE NURSERY (PEMBIBITAN AWAL)</span></div>
<ul style="margin-top: 0in;">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>POLIBEG</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Persiapan
pembibitan dengan menggunakan Polibeg standar PN berwarna hitam untuk
menghindari tranparansi dengan ukuran tinggi 22 cm, lebar 15 cm, tebal
sekitar 0,5 mm dan memiliki lubang perforasi sebanyak 10 berdiameter 3
mm sebanyak tiga baris berjarak 3 x 4 cm pada bagian setengah bawah
polibag.</span></div>
<ul style="margin-top: 0in;">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>MEDIA PEMBIBITAN</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Tanah
Top Soil yang agak gembur dan tidak kedap air dimana tanah tersebut
sebelumnya sudah dicampur dengan pupuk Dolomite 50 kg untuk 1.500
polibeg yang telah diayak dengan kawat berdiameter 1,5 - 2,0 cm.</span></div>
<ul style="margin-top: 0in;">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>PENYEMAIAN</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Penyemaian tidak boleh dengan cara menekan untuk menghindari patah radikula, cangkang tertanam ± 1 cm dari permukaan tanah.</span></div>
<ul style="margin-top: 0in;">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>NAUNGAN</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Setinggi
2m dari permukaan tanah terbuat dari daun pelepah palma, kelapa sawit,
kelapa sebanyak 4 - 5 lembar / meter bibit. Naungan berguna sebagai
pelindung bibit dari intensitas langsung sinar matahari dan
terbongkarnya akar atau benih sewaktu hujan deras. Pengurangan pelepah
dilakukan 1 lembar / 2 minggu setelah bibit berusia 4 minggu.</span></div>
<ul style="margin-top: 0in;">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>PENYIRAMAN</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Bibit
disiram setiap hari pada waktu pagi dan sore (tergantung curah hujan)
dengan menggunakan gembor untuk mengindari erosi tanah di polibeg.</span></div>
<ul style="margin-top: 0in;">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>PEMUPUKAN</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Bibit
PN biasanya tidak dipupuk sampai umur bulan, tetapi jika ditemukan
bibit kerdil karena kondisi media tanah yang kurang baik, maka diberikan
pupuk Urea dengan konsentrasi 2gr/liter air untuk 100 bibit.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span><span>2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span>MAIN NURSERY (PEMBIBITAN UTAMA)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span>POLIBEG</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Ukuran
polibeg standar dengan ukuran tinggi 210 m, lebar 7,5 cm dan memiliki
lobang peporasi sebanyak 24 berdiameter 0,5 cm dengan jarak 2 x 4 cm.</span></div>
<ul style="margin-top: 0in;">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>MEDIA PEMBIBITAN</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Tanahnya
sama dengan sewaktu di PN, saat pengisian tanah ke polibeg diusahan
sambil diguncang untuk menghilangkan rongga-rongga udara hingga tanah
mencapai ± 5cm dari bibir polibeg.</span></div>
<ul style="margin-top: 0in;">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>PEMUPUKAN</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Penaburan
pupuk majemuk NPK secara merata dengan jarak 5 cm dari bonggol untuk
menghindari Plasmolisis (terbakar/mati jaringan) dengan interval 2
minggu sampai bibit berumur 8 bulan.</span></div>
<ul style="margin-top: 0in;">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>PENANAMAN</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Pemindahan
dari PN ke MN setelah umur bibit mencapai 3 s/d 3,5 bulan, biasanya
daunnya berjumlah 4 helai untuk memperkecil terjadinya stagnasi pada
bibit. Untuk mempercepat penanaman cetakan lubang dibuat dari pipa PVC
sepanjang 15 cm.</span></div>
<ul style="margin-top: 0in;">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>PENGENDALIAN GULMA</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Gulma
diluar polibeg disemprot dengan herbisida jenis Roundup, sedangkan yang
berada di dalam polibeg harus dilakukan secara manual yaitu dengan cara
mencabuti rumput.</span></div>
<ul style="margin-top: 0in;">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>PENANGGULANGAN PENYAKIT DAN HAMA</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Untuk
penyakit yang sering dijumpai pada bibit seperti Curvularia,
Helmithosporium, atau Antracnose dilakukan dengan penyemprotan Dethane,
Sekor, atau Delsene dengan takaran 30gr/liter air.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Sedangkan
hama yang sering menyerang bibit yaitu uret, Apogonia sp, ulat kantong,
ulat api dan belalang dapat dilakukan dengan penyemprotan Biosis atau
Decis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span><span>3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span>SELEKSI BIBIT</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Hal
ini sebaiknya dilakukan sejak di Pre Nursery untuk memperoleh bibit
yang baik, seragam dalam pertumbuhannya serta mempertahankan potensi
produksi kelak setelah tanaman berusia produktif. Penyebab dari
abnormalitas bibit dapat berupa salah perlakuan penanaman, penyiraman,
pemupukan, dan herbisida maupun genetik dari tanaman tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span>Adapun kriteria bibit abnormal yang harus diafkir sebagai berikut :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span><span>1)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span>Bibit tumbuh berputar atau daunnya menguncup dan kaku,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span><span>2)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span>Bibit dengan anak daun tidak merata,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span><span>3)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span>Bibit yang terserang penyakit tajuk,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span><span>4)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span>Bibit kerdil dibandingkan bibit lain dari persilangan dan umur yang sama,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span><span>5)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span>Bibit yang anak daunnya pendek dan lebar,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span><span>6)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span>Bibit yang helaian anak daunnya tumbuh rapat atau sangat jarang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<img border="0" height="182" src="http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpmed/images/stories/bibit%201.jpg" width="250" /> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><strong>Gambar !</strong></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<strong>Bibit menggulung </strong>:
Pelepah daun tampak menguulung dengan arah tegak lurus terhadap
rachis/tulang daun, sehingga daun tidak dapat berdiri tegak. Bibit ini
harus diafkir. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<img border="0" height="212" src="http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpmed/images/stories/bibit%202.jpg" width="250" /> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span> <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><strong>Gambar 2</strong></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<strong>Daun tidak membuka</strong>
: Bibit dengan daun membuka tidak sempurna. Ujung anak daun lengket
satu sama lainnya. Kondisi bibit ini tidak akan dipilih. Bibit harus
diafkir </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<img border="0" height="235" src="http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpmed/images/stories/bibit%203.jpg" width="250" /> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><strong>Gambar 3</strong></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<strong>Bercak daun Culvularia : </strong>Bibit yang terserang Culvularia pada tingkat berat harus segera diafkir.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<img border="0" height="185" src="http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpmed/images/stories/bibit%204%20r.jpg" width="250" /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><strong>Gambar 4</strong></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
Bibit kerdil : Bibit kerdil (kiri) vs bibit normal (kanan) umur empat bulan di pre nursey. Bibit kerdil harus diafkir.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<img border="0" height="247" src="http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpmed/images/stories/bibit%205%20r.jpg" width="250" /> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><strong>Gambar 5</strong></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<strong>Dauin pendek dan lebar (short and broad leaf)</strong> : Bibit seperti iniperlu diamati dengan baik. Jika bibit tidak kembali tumbuh maka bibit harus diafkir.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<img border="0" height="202" src="http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpmed/images/stories/bibit%206%20r.jpg" width="250" /> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><strong>Gambar 6</strong></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<strong>Anak daun yang jarang (wide internode )</strong>
: Berbeda dengan bibit yang tumbuh meninggi (Etiolasi) terjadi sebagai
akibat letak bibit yang terlalu rapat. Bibit ini harus dipakai (ditjenbun.deptan.go.id)</div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-78033074732127236432013-01-27T09:00:00.001+07:002013-02-01T15:43:50.843+07:00Teknis Budidaya Jabon (Anthocephalus cadamba) <!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmoPHVKyRw1Fns7j4zvXbHt9stJZi3Jz3V8WM9cj-ONTSejJIC20ZXZCVQlkU5ReVQqqFYLCT7uhkzjAR_0pKoIX4U_8PMTxgk150U6VcSN5FY_CVDPm8BgFHOI8ywD6hO8yg-OLpiS1qf/s1600/jabon+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmoPHVKyRw1Fns7j4zvXbHt9stJZi3Jz3V8WM9cj-ONTSejJIC20ZXZCVQlkU5ReVQqqFYLCT7uhkzjAR_0pKoIX4U_8PMTxgk150U6VcSN5FY_CVDPm8BgFHOI8ywD6hO8yg-OLpiS1qf/s320/jabon+1.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3032689361928333214" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3032689361928333214" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3032689361928333214" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3032689361928333214" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:auto;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:auto;
mso-para-margin-left:0cm;
text-align:justify;
text-indent:-17.85pt;
line-height:150%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--> Jabon (Anthocephalus cadamba) lebih bagus daripada kayu lainnya, tekstur
lebih halus, bentuknya silinder lurus, berwarna putih kekuningan dan tidak
berserat, batang mudah dikupas, lebih mudah dikeringkan atapun direkatkan dan
tidak cacat, Arah serat terpadu, permukaan kayu mengkilap, kayu jabon juga
sudah terbukti keawetannya atau daya tahannya. Merupakan salah satu jenis kayu
/ pohon yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis
dengan ekologi tumbuh pada :
<br />
Ketinggian : 10-2000m dpl<br />
Curah hujan : 1250-3000m/th<br />
Perkiraan suhu :100 C – 400 C<br />
Kondisi tanah (PH) :4,5 – 7,5.<br />
Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya,
termasuk albasia (sengon). Dari hasil uji coba yang telah kami lakukan,
keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa kriteria, diantaranya
sebagai berikut :<br />
PERTUMBUHAN<br />
Pertumbuhan pohon jabon sangat cepat bila dibandingkan dengan jenis kayu keras
lainnya :<br />
diameter batang dapat tumbuh berkisar 10cm/th<br />
tinggi batang pada usia 12 tahun dapat mencapai 20 meter,
sehingga pada usia 6-8 tahun sudah dapat dipanen, berbatang silinder dengan
tingkat kelurusan yang sangat bagus<br />
Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan
cabang akan rontok sendiri<br />
PENANAMAN dan PERAWATAN<br />
Jabon merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang dan tidak memerlukan
perlakuan khusus dalam budidayanya.<br />
ARA BUDIDAYA POHON JABON<br />
Sebelumnya saya jelaskan masalah metode ukuran jarak tanam pohon jabon pada
umumnya :<br />
Pola Hutan Rakyat Umumnya menggunakan jarak tanam 2 x 2,5 m. namun hasil
pertumbuhan dan perkembangan diameternya tidak begitu cepat dan maksimal, cara
ini biasanya digunakan masyarakat dengan membiarkan tumbuh liar dengan sendirinya
ibarat hutan.<br />
Perkebunan pada umumnya menggunakan jarak tanam yang direkomendasikan yaitu
4 x 5 m. jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan
diameter batangnya,sebab radius lingkaran bayangan kebawah batang atas pohon
adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon. jadi jarak
4 x 5 m adalah yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon.<br />
Cara Tanam :<br />
Buka Lobang Lebar.40 x Panjang.40 x dalam 50 cm. (untuk bibit 40-50 cm)<br />
Lalu masukan Kompos+NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar diendapkan dilubang
setinggi 30 cm (dapat langsung tanam/3-7 hr kemudian baru tanam),kemudian
masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka/disobek kedalam,dudukan yang
benar/rata,lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20
cm (jangan diterlalu dipadatkan),hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong
air.<br />
Perawatan :<br />
Semprot Pungisida secara aktip per 2 minggu sekali selama 3-5 bulan tergantung
keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat.setelah daun cukup banyak pengusida
sudah tidak perlu disemprotkan lagi,sebab daun tidak akan habis dimakan ulat
sebab daun sudah banyak.<br />
Pemupukan :<br />
untuk pertumbuhan maksimal dapat dilakukan sampai usia 3 tahun, cukup kompos +
NPK, Periode pemupukan 1-2 kali/setahun.<br />
awal tanam - 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (tabur jgn kena/menumpuk pada batang
pangkal)<br />
1 Tahun - 2 Tahun : Kompos 4 kilo + NPK 2,5 On<br />
2 Tahun - 3 Tahun : Kompos 8 kilo + NPK 7,5 On<br />
Dapat juga hanya dengan kompos :<br />
1 Tahun - 2 Tahun : Kompos 10 Kilo<br />
2 Tahun - 3 Tahun : Kompos 10 kilo<br />
Kompos sangat penting peranannya,kompos berperan sebagai absorbent yg dapat
menyimpan mineral & unsur hara dan memperlancar pertukaran kation didalam
tanah. tampa kompos tanah semakin lama semakin jenuh,jika tanah jenuh pemberian
pupuk menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral
sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan
menguap atau tercuci, kompos memperbarui kondisi tanah dan menjadikan tanah
disekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur, dengan kompos pupuk yang
diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar menjadi mudah menyerap unsur
hara tersebut.<br />
Perawatan Kebersihan disekitar pohon,agar sumber makanan akar tidak
terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon.minimal perawatan sampai usia 1
tahunan,untuk selebihnya dapat juga dibiarkan,sebab daya serap akar sudah kuat.<br />
PEMASARAN<br />
Karena jenisnya yang berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat seratnya,
maka kayu jabon sangat dibutuhkan pada industri kayu lapis (plywood), bahan
baku meubel dan furniture, serta bahan bangunan non kontruksi. Keunggulan
inilah yang membuat pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami kesulitan,
bahkan industri kayu lapis siap untuk membeli setiap saat dalam jumlah yang
tidak terbatas.<br />
NILAI EKONOMIS<br />
Budidaya tanaman jabon akan memberikan berbagai keuntungan yang sangat
menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar. Dari hasil perhitungan
yang telah dilakukan pada tanaman jabon setelah dipanen pada usia 8-10 tahun
(asumsi harga terendah, dan batang terkecil) pada setiap batang kayu jabon
diperoleh :<br />
- tinggi batang yang bisa terjual rata-rata 12m<br />
- diameter batang rata-rata 30 cm<br />
Budidaya tanaman jabon akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan
apabila dikerjakan secara serius dan benar. Perkiraan dalam 4 – 5 tahun
mendatang, diperoleh dari penjualan 625 pohon berumur 4 – 5 tahun sebanyak 800
– 1.000 m3 per ha. Prediksi harga jabon pada 5 tahun mendatang
Rp1,2-juta/m3. Dengan harga jual Rp1,2-juta per m3 dan produksi 800 m3, maka
omzet dari penanaman jabon mencapai Rp960-juta per ha. Saat ini harga per m3
jabon berumur 4 tahun mencapai Rp716.000; umur 5 tahun, Rp837.000. Andai harga
jabon tak terkerek naik alias Rp716.000 per m3, maka omzet dari budidaya jabon
‘hanya’ Rp572.800.000.<br />
PELUANG INVESTASI<br />
Menanam jabon bagaikan menanam emas, sebab kebutuhan kayu akan terus
meninggi, karena saat ini pemerintah melarang penggunaan kayu bulat hasil
tebangan hutan alam, akibatnya banyak industri tutup akibat kekurangan pasokan
kayu, jadi pada masa mendatang, harga kayu jabon akan semakin meningkat terus.(setbakorluh.jatengprov.go.id)<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0cm;">
<br /></div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-63774423649697380722013-01-15T02:14:00.003+07:002013-01-15T02:14:54.843+07:00Budidaya Nilam<div align="center">
<strong> NILAM</strong></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<em><span style="font-family: 'Comic Sans MS'; font-size: 13pt;"><sup>(Progestemon Cablin Benth)</sup></span></em></div>
<br />
<img align="left" border="0" height="211" hspace="10" src="http://arissb.files.wordpress.com/2009/04/tanaman_79nilam.jpg" vspace="10" width="193" /> <br />
<div class="MsoNormal">
PENDAHULUAN</div>
<div class="MsoNormal">
Tanaman Nilam ( <em>Progestemon Cablin Bent </em>)
yaitu kelompok tanaman penghasil minyak atsiri, mempunyai prospek yang
baik karena di samping harganya tinggi, juga sampai saat ini minyaknya
belum dapat dibuat dalam bentuk sintesis.</div>
<div class="MsoNormal">
Kebutuhan
dunia akan minyak atsiri yang berasal dari tanaman nilam saat ini
berkisar 600 – 800 ton/tahun.Sebagian besar kebutuhan ini disuplai dari
Indonesia.</div>
<div class="MsoNormal">
Minyak nilam oleh Negara konsumen
digunakan sebagaii bahan pengikat dalam industri minyak wangi (parfum)
atau dalam industri kosmetik lainnya. </div>
<div class="MsoNormal">
<u><strong>JENIS-JENIS NILAM </strong></u></div>
<div class="MsoNormal">
Pogostemon Cablin Benth</div>
<div class="MsoNormal">
Disebut nilam Aceh, jarang berbunga, kandungan minyak tinggi, bekadar 2,5 – 5 %. </div>
<div class="MsoNormal">
Pogostemon Heynecnus Benth</div>
Disebut nilam jawa atau nilam hutan, dapat berbunga, kandungan minyaknya 0,5 -1,5 %. <br />
<img align="left" border="0" height="127" hspace="10" src="http://bisnisukm.com/wp-content/uploads/2007/08/nilam.jpg" vspace="10" width="206" /> <br />
<div class="MsoNormal">
Pogostemon Hortensis BACKER Bent</div>
<div class="MsoNormal">
Jenis ini hanya tumbuh di daerah Banten, bentuknya mirip dengan Nilam Jawa, kandungan minyak rendah yaitu 0,5 – 1,5 %.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<u><strong>SYARAT TUMBUH</strong></u><br />
<div class="MsoNormal">
Tumbuh baik di dataran rendah dan berproduksi tinggi pada ketinggian 10 – 400 m dpl.</div>
<div class="MsoNormal">
Menghendaki tanah yang subur, cukup humus, tanah yang mengandung bahan organic memberikan hasil yang paling baik.</div>
<div class="MsoNormal">
Memerlukan penyinaran matahari yang cukup.</div>
<div class="MsoNormal">
Curah hujan yang dikehedaki berkisar 2.500 – 3.500 mm/tahun, dengan suhu 24 -28º C</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<strong>CARA BERCOCOK TANAM</strong></div>
<div class="MsoNormal">
<u><strong>Bibit</strong></u> </div>
<div class="MsoNormal">
Stek cabang, pada stek ini harus ada 3 mata tunas atau 3 helai daun dan stek batang, harus ada 3-5 mata tunas.</div>
<div class="MsoNormal">
Bahan
stek terpilh terlebih dahulu disemai dalam bedengan dengan jarak 10 X
10 cm atau 5 X 5 cm dan ditanam miring 45º kedalam tanah yang telah
disiapkan dengan perbandingan 1 : 2. Setelah 3-4 minggu stek mulai
tumbuh, kemudian dipindahkan ke kebun yang telah disiapkan.</div>
<div class="MsoNormal">
Bahan stek terpilih dapat juga langsung disemaikan di dalam Polybag yang telah diisi campuran tanah dan pupuk kandang.</div>
<div class="MsoNormal">
<u><strong>Persiapan lahan</strong></u></div>
<div class="MsoNormal">
Persiapan
lahan dilakukan dalam bentuk pengolahan tanah. Tanah harus bersih dari
rumput, kemudian dicangkul/ dibajak dan dibuat parit-parit pembuangan
dengan lebar 30 – 40 cm dan kedalaman 50 cm</div>
<div class="MsoNormal">
Pada areal dengan kemiringan 20º-30º dilakukan menurut arah melintang lereng (countour), dibuat teras tangga.</div>
<div class="MsoNormal">
Pada areal bergelombang dibuat teras berdasarkan lebarnya dan diberi pohon pelindung.</div>
<div class="MsoNormal">
<u><strong>Jarak tanam</strong></u></div>
<div class="MsoNormal">
Dataran rendah dan subur jarak tanam 100 x 100 cm, kandungan litany tinggi jarak tanam 50 x 100 cm.</div>
<div class="MsoNormal">
Pada tanah liparite jarak tanamnya 75 x 75 cm.</div>
<div class="MsoNormal">
Pada tanah berbukit mengikuti countour 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm </div>
<u><strong>Penanaman </strong></u><br />
<div class="MsoNormal">
Dilakukan
pada awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam terlebih dahulu dibuat
lubang tanam dengan tugal atau mencangkul lubang dengan kedalaman 10 cm
dengan memperhatikan agar bibiot berdiri dengan sempurna.</div>
<div class="MsoNormal">
<strong><u>Pemeliharaan</u></strong></div>
<div class="MsoNormal">
<strong>Penyulaman</strong></div>
<div class="MsoNormal">
Dilakukan pada tanaman yang mati atau tertekan pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan satu bulan setelah tanam</div>
<div class="MsoNormal">
<strong>Penyiangan</strong></div>
<div class="MsoNormal">
Setelah
tanaman berumur 2 bulan, tanaman akan mencapai 20 -30 cm dan telah
bercabang. Pada saat ini perlu dilakukan penyiangan. Penyiangan
selanjutnya dilakukan secara periodik yaitu setelah 3 bulan sekali. </div>
<div class="MsoNormal">
<strong>Pemangkasan</strong></div>
Setelah
tanaman berumur 3 bulan, tanaman nilam tumbuh dengan sempurna telah
membentuk perdu yang rimbun dan cabang - cabang telah mencapai panjang
30 cm yang menyebabkan setiap <br />
<div class="MsoNormal">
cabang saling bertautan dan menutupi. Dalam keadaan demikian dilakukan pemangkasan dan penjarangan. </div>
<div class="MsoNormal">
Pemangkasan dilakukan pada cabang dari tingkat 3 keatas. </div>
<div class="MsoNormal">
<strong>Pemupukan</strong></div>
<div class="MsoNormal">
Pupuk organic (pupuk kandang, kompos ataiu pupuk hijau) yang cukup masak.</div>
<div class="MsoNormal">
Pupuk an organik (urea, TSP, KCL) dengan dosis 150 Kgn urea, 50 kg TSP dan 80 kg KCL.</div>
<div class="MsoNormal">
1
bulan setelah tanaman pupuk urea, TSP, KCL diberikan ¼ dosis sedangkan
sisanya ¾ dosis dilakukan setelah panen I dan II (masing-masing setengah
dosisi yang tersisa). </div>
<u><strong>PANEN</strong></u> <br />
<div class="MsoNormal">
<strong>Waktu Panen</strong></div>
<div class="MsoNormal">
Umur
nilam yang tepat untuk dipanen 6 – 8 bulan setelah tanam. Panen dapat
dilakukan berulang-ulang tergantung pada keadaan tanaman dan kesuburan
tanah. Panen selanjutnya dapat dilakukan setelah 3 – 5 bulan setelah
panen pertama. Setiap setelah panen tanaman harus dibumbun serta
dilakukan pemupukan. </div>
<div class="MsoNormal">
<strong>Cara Panen</strong></div>
Pada
panen pertama bagian yang boleh dipangkas adlah cabang-cabang dari
tingkat dua keatas, cabang tingkat pertama ditinggalkan. <br />
<div class="MsoNormal">
Cabang
tingkat pertama (cabang yang dekat dengan tanah) dibumbun/ditimbun
dengan tanah pada setiap tunasnya. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak
anakan tanaman sehingga membentuk satu rumpun yang padat. </div>
Tiga
bulan kemudian ( umur tanaman sembilan bulan) akan didapat
rumpun-rumpun baru dimana pada bekas pangkasan akan tumbuh cabang-cabang
baru dan pada setiap pada mata tunas yang dibumbun akan tumbuh<span> </span>anakan.
Pada keadaan demikian dapat dilakukan pqanen kedua dengan memangkas
cabang dan ranting dari tngkat kedua keatas. 3 bulan kemudian dapat
dilakukan panen selanjutnya.<span> </span> <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
sumber : <a href="http://www.lestarimandiri.org/">http://www.lestarimandiri.org</a> rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-32721360374877519092013-01-15T02:11:00.002+07:002013-01-15T02:11:35.044+07:00BUDIDAYA CENGKEH<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Cengkeh</span></strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> (<em>Syzygium aromaticum L Merr & Perr</em>y), termasuk dalam famili <em>Myrtaceae</em>
dan merupakan salah satu tanaman rempah asli Indonesia yang berasal
dari Kepulauan Maluku, Kemasyhuran cengkeh dan berbagai jenis rempah
Indonesia lainnya sudah dikenal dunia sejak berabad-abad yang silam.
Saat ini permintaan akan produk cengkeh terus meningkat sebaliknya
produksi dan mutu cengkeh yang dihasilkan justru cenderung terus
menurun. Sebagai acuan untuk meningkatkan produktivitas dan mutu cengkeh
tersebut, secara bersambung akan disajikan pedoman teknis budidaya
cengkeh. Episode kedua ini menyajikan ”Persiapan Bahan Tanaman Cengkeh.</span><br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt;">
<strong><span style="color: blue; font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">II. PERSIAPAN BAHAN TANAMAN</span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Untuk
menghasilkan bibit cengkeh yang bermutu, bahan tanaman perlu
dipersiapkan dengan baik sejak dini, mulai dari pemilihan pohon induk,
benih, persemaian sampai pembibitan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt;">
<strong><span style="color: #993300; font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">1. Tipe dan Persyaratan Pohon Induk</span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">a. Tipe pohon induk</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tipe
cengkeh yang banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain Zanzibar,
Sikotok dan Siputih. Namun, yang banyak disukai oleh masyarakat adalah
jenis Zanzibar karena produktivitasnya lebih tinggi. </span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ciri-ciri ketiga tipe cengkeh tersebut sebagai berikut : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 9pt;">
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Zanzibar :</span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></strong><img border="0" src="http://ditjenbun.deptan.go.id/budtanreyar/images/stories/pohon-induk-cengkeh-tipe-za.gif" /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial Narrow','sans-serif'; font-size: 8pt;"> Gambar <span> </span>1.<span> </span>Pohon induk tipe Zanzibar.</span> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Produksi tinggi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bunga berwarna agak merah dengan jumlah pertandan<span> </span>>15 bunga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan</span><span style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: black; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; border: 1pt none black; color: black; font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt; padding: 0in;"> </span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">cabang berwarna hijau tua dengan permukaan yang mengkilat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tajuk rimbun, percabangan tidak membentuk sudut sehingga daun-daun banyak yang terletak dekat permukaan tanah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in;">
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Sikotok :</span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;">
<img border="0" src="http://ditjenbun.deptan.go.id/budtanreyar/images/stories/pohon-induk-cengkeh-tipe-si.gif" /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 48.1pt;">
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></strong> <span style="font-family: 'Arial Narrow','sans-serif'; font-size: 8pt;"> Gambar <span> </span>2.<span> </span>Pohon induk tipe Sikotok</span> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span><span><br /></span></span></span></div>
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Produksi cukup tinggi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bunga berwarna kuning dengan jumlah pertandan >15 bunga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan cabang berwarna merah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Daun tua berwarna hijau dengan permukaan mengkilat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tajuk Perawakan rimbun, percabangan membentuk sudut dan berdaun lebat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kebanyakan berbentuk piramid setelah dewasa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in;">
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Siputih :</span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in;">
<img border="0" src="http://ditjenbun.deptan.go.id/budtanreyar/images/stories/pohon-induk-cengkeh-tipe--s.gif" /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0.5in;">
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></strong> <span style="font-family: 'Arial Narrow','sans-serif'; font-size: 8pt;"> Gambar 3.<span> </span>Pohon induk tipe Siputih.</span> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt;">
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bunga berwarna kuning berukuran besar dengan jumlah pertandan <15 bunga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Daun pucuk atau daun<span> </span>muda berwarna kuning sampai hijau muda,<span> </span>tangkai<span> </span>dan tulang<span> </span>daun muda berwarna kuning kehijauan, daun tua berwarna hijau.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Helaian daun besar dan tidak mengkilat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tajuk tidak rindang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">b. Persyaratan Pohon Induk<strong> </strong></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada
umumnya cengkeh dikembangkan secara generatif melalui biji yang
diperoleh dari pohon induk yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span>•<span> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Sehat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span>•<span> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Berumur <u>></u> 15 tahun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span>•<span> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bentuk mahkota bagus (penu-tupan tajuk >80%).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span>•<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Hasil rata-rata terus naik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span>•<span> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Jauh dari tipe cengkeh lainnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span>•<span> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tidak terlindungi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span>•<span> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Percabangan cukup banyak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span>•<span> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Batang utama tunggal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span>•<span> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bebas hama penyakit</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> 2. Persiapan Benih</span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Benih yang digunakan memiliki kriteria :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Benih masak fisologis (warna kuning muda sampai ungu kehitaman) atau telah berumur 9 bulan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Berat 0.85 – 1.1 g.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tidak cacat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tidak berlendir.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Harus tumbuh dalam waktu 3 minggu setelah semai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tidak benjol-benjol (yang menandakan benih terinfeksi <span> </span>penyakit cacar daun cengkeh).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Sebelum
disemai kulit buah dikupas untuk menghindari terjadinya fermentasi
yang dapat merusak viabilitas (daya kecambah) benih. Pengupasan kulit
buah dilakukan dengan <span> </span>hati-hati agar kulit <span> </span>benih tidak terluka.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pengupasan dilakukan <span> </span>dengan
tangan atau pisau yang tidak terlalu tajam. Setelah pengupasan, benih
direndam dalam ember berisi air selama ± 24 jam, dan dilanjutkan
dengan pencucian. Selama pencucian benih diaduk dan digosok dalam air,
dengan mengganti air cucian 2-3 kali untuk menghilangkan lendir yang
menempel pada kulit benih.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">
<br /></div>
<h2>
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">3. Persemaian</span></h2>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Persemaian
dilakukan untuk menciptakan suatu kondisi yang paling baik agar benih
dapat berkecambah dengan baik serta bersih dari hama dan penyakit.
Persemaian memerlukan media tanam yang gembur untuk pertumbuhan benih
selama 2 bulan.<span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Disiapkan
bedengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang disesuaikan dengan
kebutuhan serta keadaan tempat, melintang utara – selatan. Jarak antar
bedengan 30 – 50 cm. Setiap bedengan dibatasi oleh saluran pembuangan
air (dalam 20 cm dan lebar 30 cm) untuk menghindari genangan dan
memudahkan penanaman serta pemeliharaan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Biji-biji
ditanam dengan jarak 5 X 3 cm dengan ujung teratas benih tepat
dipermukaan tanah, tidak boleh terbalik dan 2 atau 3 minggu kemudian
biji akan mulai berkecambah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Untuk
mengurangi intensitas cahaya matahari dan siraman air hujan, bedengan
diberi atap yang terbuat dari anyaman bambu, daun kelapa, jerami,
alang-alang atau paranet yang dapat menahan intensitas matahari sebesar
75 %. Atap sebaiknya dibuat dengan ukuran yang lebih tinggi<span style="color: black;"> </span>menghadap ke timur. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tanah
bedengan dicangkul dan digemburkan sedalam 20-30 cm, apabila
kandungan liatnya terlalu tinggi dapat dilapisi pasir setebal 3-5 cm.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyemai benih dan pemindahan bibit cengkeh adalah :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Sebelum penanaman dibuat lubang kecil berdiameter ±<span> </span>0.8-1.0 cm, dengan jarak semai 5 x 5 cm.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Benih disemai dengan posisi bagian yang agak meruncing <span> </span>berada
di atas kemudian ditutup tanah dengan ketebalan 1 cm. Posisi benih
yang terbalik akan menyebabkan pertumbuhan kecambah terhambat dan akar
menjadi bengkok.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Untuk
menjaga kelembaban yang tinggi pesemaian disiram 2 kali sehari
(tergantung kondisi cuaca). Penyiraman tidak boleh langsung agar tidak
merubah posisi biji. Untuk menahan percikan air siraman pesemaian
ditutup dengan karung goni.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bila setelah 3 minggu benih masih tidak tumbuh, sebaiknya dibuang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.75in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.75in;">
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">4. Penanaman Bibit </span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan dapat dilakukan setelah bibit berumur 1-2 bulan atau telah <span> </span>berdaun 4 - 7 helai. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bibit yang dipilih mempunyai daun berwarna hijau sampai hijau tua mengkilap.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span><span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada permukaan daun tidak terdapat bercak daun serangan <em>Cylindrocladium</em> dan <em>Gloesporium</em>. Selain itu juga tidak ada gejala serangan penyakit cacar daun yang disebabkan oleh cendawan <em>Phyllostica</em>
sp. Pada waktu pemindahan bibit diusahakan akar tidak rusak/putus,
dan tanah/pasir yang melekat di permukaan akar jangan sampai rontok.<span> </span>Penanaman bibit di pembibitan <span> </span>dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 6pt; text-align: justify; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span>a.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Langsung di bedengan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Cara penyiapan lahannya sama dengan persemaian namun <span> </span>diberi pupuk kandang sebanyak ± 20 kg/m<sup>2</sup>.<sup> </sup><span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bedengan diberi atap yang dapat menahan 50 % cahaya matahari yang masuk, dengan tinggi naungan <span> </span>sebelah timur 2 m dan di barat <span> </span>1.5 m.<span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Jarak
tanam 20 x 20 cm (apabila bibit akan dipindah ke kebun pada umur 1
tahun), dan 40 x 40 cm (apabila bibit akan dipindah ke kebun setelah
berumur 2 tahun).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bibit dipindahkan ke kebun dengan cara diputar. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Sebelum pemutaran, tanah pada bedengan disiram secukupnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 4pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 6pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">b.<span> </span>Menggunakan polybag</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Disiapkan
media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2 : 1, ukuran polybag 15 x 20 cm (bibit sampai umur 1
tahun) atau 20 x 25 cm (bibit sampai umur 2 tahun), selanjutnya
ditempatkan secara teratur di pembibitan dengan jarak 30 x 30 cm atau
30 x 40 cm.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 4pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pembibitan diberi naungan berupa tanaman hidup atau naungan buatan seperti pada persemaian.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 6pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Setelah bibit berumur 1-2 tahun dapat dipindah ke kebun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -9pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">5. <span> </span>Pemeliharaan bibit</span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pemeliharaan yang perlu dilakukan di pembibitan antara lain : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 3pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Penyiraman, dilakukan seperlunya dan diiusahakan agar tidak <span> </span>terlalu basah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 3pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Menggemburkan tanah di sekitar batang tanaman. Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 3pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Menjaga agar saluran pembuangan air disekitar pesemaian tetap baik (air tidak sampai menggenang).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 3pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kerapatan
naungan sebaiknya dikurangi secara bertahap menurut kebutuhan dan
perkembangan umur bibit (50% pada umur 6 bulan dan 40% pada umur 10
bulan), untuk mencegah timbulnya penyakit (jelaga, bercak daun kuning
kecoklatan, bercak daun merah coklat) dan memperkokoh pertumbuhan bibit.<span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 3pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Gulma yang tumbuh di pembibitan disiang bersih. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 3pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pemupukan diberikan setelah bibit berumur 3–4 bulan menggunakan pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 1 g/bibit dan<span> </span>pemupukan
berikutnya 4 bulan sekali dengan dosis 2 g/bibit. Dapat juga ditambah
dengan menyemprotkan pupuk daun dengan dosis 6-8 g/liter air setiap 2
minggu sekali. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 3pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pengendalian hama atau penyakit dilakukan apabila ada serangan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;">
<strong><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">6. Seleksi bibit</span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Untuk mendapatkan tanaman yang sehat bibit perlu diseleksi.<span> </span>Beberapa kriteria yang digunakan untuk <span> </span>seleksi bibit cengkeh adalah :<span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Tinggi bibit minimal 60 cm (umur 1 tahun) dan 90 cm (umur 2 tahun).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Sehat (tidak terserang hama penyakit dan kekurangan hara).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Mempunyai akar tunggang yang lurus dan sehat dengan <span> </span>panjang ± 45 cm serta akar cabang 30-35 buah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Mempunyai batang tunggal. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span>·<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Jumlah rata-rata percabangan 7 pasang, jumlah daun 63 pasang dan warna daun dewasa hijau tua </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">sumber : <a href="http://www.lestarimandiri.org/">http://www.lestarimandiri.org</a> </span></div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-9620777636910723312013-01-05T14:02:00.000+07:002013-01-05T14:02:01.012+07:00Budidaya Lada
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG-acWHSepzbZN2rYKsmn2TedhEt4pYq5fIkaoNbhrQbcoqhF65GME2peQgZgFpJ6FHY_TV2JqYqjKOexjPYm0zvnnbWSItHdIxfAmIz3CPjCqhSJflHMtAJOGbYlO8-Z33otLoyx1rK8/s1600/lada.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5469607395620126274" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG-acWHSepzbZN2rYKsmn2TedhEt4pYq5fIkaoNbhrQbcoqhF65GME2peQgZgFpJ6FHY_TV2JqYqjKOexjPYm0zvnnbWSItHdIxfAmIz3CPjCqhSJflHMtAJOGbYlO8-Z33otLoyx1rK8/s320/lada.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 320px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 183px;" /></a><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><strong>I. PENDAHULUAN</strong><br />Tanaman
lada termasuk tanaman rempah yang banyak dikembangkan di Indonesia. PT.
Natural Nusantara berupaya membantu meningkatkan produksi tersebut
secara kuantitas, kualitas dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan(Aspek K-3).<br /><br /><strong>II. SYARAT PERTUMBUHAN</strong><br /> <strong>2.1. Iklim</strong><br />- Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.<br />- Cukup sinar matahari (10 jam sehari).<br />- Suhu udara 200C - 34 0C.<br />- Kelembaban udara 50% - 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% - 80% RH.<br />- Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.<br /><br /><strong>2.2. Media Tanam</strong><br />- Subur dan kaya bahan organik<br />- Tidak tergenang atau terlalu kering<br />- pH tanah 5,5-7,0<br />- Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.<br />- Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.<br />- Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300.<br />- Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.<br /><br /><strong>III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA<br />3.1. Pembibitan</strong><br />- Terjamin kemurnian jenis bibitnya<br />- Berasal dari pohon induk yang sehat<br />- Bebas dari hama dan penyakit<br />- Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)<br /><br /><strong>3.2. Pengolahan Media Tanam</strong><br />a. Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.<br />b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu.<br /><br />Dosis kapur pertanian :<br />- Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.<br />- Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.<br />- Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.<br />- Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.<br />c. Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah<br /><br /><strong>3.3. Teknik Penanaman</strong><br />- Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain.<br />- Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.<br />- Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.<br />-
Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim
kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.<br />- Cara
penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah,
sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap
keatas.<br />- Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur NATURAL GLIO.<br />- Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur pupuk dasar :<br />- NPK 20 gram/tanaman<br />- Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.<br />- Segera setelah ditutup, disiram SUPERNASA :<br />- Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.<br />-
Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml)
air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml
larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.<br />- Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.<br /><br /><strong>3.4. Pemeliharaan Tanaman</strong><br /><em><strong>3.4.1. Pengikatan Sulur Panjat</strong></em><br />Panjatkan
pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat
hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah
melekat pada tiang panjat.<br /><br /><em><strong>3.4.2. Penyiangan dan Pembumbunan</strong></em><br />Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.<br /><br /><em><strong>3.4.4. Perempalan</strong></em><br />Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada:<br />Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit.<br />Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif<br />Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.<br /><em><strong>3.4.5. Pemupukan Susulan</strong></em><br />Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (3- 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 - 4 minggu sekali.<br />Pupuk makro diberikan sebagai berikut :<br /><br /><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody>
<tr> <td rowspan="2" valign="top" width="84"><div align="center">
<strong>Umur</strong><br /> <strong>(bln)</strong> <br /> </div>
</td> <td colspan="3" valign="top" width="189"><div align="center">
<strong>Pupuk makro (gram/pohon)</strong></div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="84"><div align="center">
<strong>Urea</strong> <br /> </div>
</td> <td valign="top" width="57"><div align="center">
<strong>SP 36</strong> <br /> </div>
</td> <td valign="top" width="48"><div align="center">
<strong>KCl</strong> <br /> </div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="84"><div align="center">
3-4 <br /> </div>
</td> <td valign="top" width="84"><div align="center">
35 <br /> </div>
</td> <td valign="top" width="57"><div align="center">
15 <br /> </div>
</td> <td valign="top" width="48"><div align="center">
20 <br /> </div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="84"><div align="center">
4-5</div>
</td> <td valign="top" width="84"><div align="center">
35 <br /> </div>
</td> <td valign="top" width="57"><div align="center">
20 <br /> </div>
</td> <td valign="top" width="48"><div align="center">
25</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="84"><div align="center">
5-6</div>
</td> <td valign="top" width="84"><div align="center">
35 <br /> </div>
</td> <td valign="top" width="57"><div align="center">
25</div>
</td> <td valign="top" width="48"><div align="center">
30 <br /> </div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="84"><div align="center">
6-17 <br /> </div>
</td> <td valign="top" width="84"><div align="center">
35 <br /> </div>
</td> <td valign="top" width="57"><div align="center">
30 <br /> </div>
</td> <td valign="top" width="48"><div align="center">
35 <br /> </div>
</td> </tr>
</tbody></table>
<br /><em><strong>3.4.6. Pengairan dan Penyiraman</strong></em><br />Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.<br /><br /><em><strong>3.4.7. Pemberian Mulsa</strong></em><br />Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.<br /><br /><em><strong>3.4.8. Penggunaan Tajar ( Ajir)</strong></em><br />Sebaiknya
gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal tajar diruncingkan, bagian
ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah
melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m..<br /><br /><strong>3.5. Hama dan Penyakit<br />3.5.1. Hama</strong><br />a. Hama Penggerek Batang <em>(Laphobaris Piperis)</em><br />Ciri:
berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang
bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya
(serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman.
Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.<br /><br />b. Hama bunga<br />Ciri:
Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan
pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala:
serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan
menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan.
Pengendalian: penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan
pemotongan pada tandan bunga.<br /><br />c. Hama buah<br />Ciri: serangga
berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan
empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah
sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun
atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian:
musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah.
Gunakan PESTONA.<br /><br /><strong>3.5.2. Penyakit</strong><br />a. Penyakit busuk pangkal batang (BPP)<br />Penyebab:
jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit
diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang
memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun
berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman
jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan
sesudah tanam.<br /><br />b. Penyakit kuning<br />Penyebab: tidak terpenuhinya
berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda)
Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain
seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala:
menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar
rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun
menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman.
Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan
seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.<br /><br />Catatan
: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami
belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh
air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif
dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">sumber : <a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/">http://teknis-budidaya.blogspot.com</a></span>rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-12910902792157678922013-01-05T13:59:00.002+07:002013-01-05T13:59:36.949+07:00Budidaya Mangga<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span class="meta_categories"></span>
<span class="meta_comments"></span></span></span>
<br />
<div class="post-body entry-content">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp1U18kw8eWwRdOrPlAV3jj7SCVa4dM1cidf6_LtgcHWIEp1VJx7fmBKs9rD3jFSlpB06AquXQpMmMVIkTTC5oN56X2RuAl1PVaL0-Q20gBOdvJatZjde_N-R0rpBNWZZATP1W7vJhcjU/s1600/buah+mangga.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5469606725940037794" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp1U18kw8eWwRdOrPlAV3jj7SCVa4dM1cidf6_LtgcHWIEp1VJx7fmBKs9rD3jFSlpB06AquXQpMmMVIkTTC5oN56X2RuAl1PVaL0-Q20gBOdvJatZjde_N-R0rpBNWZZATP1W7vJhcjU/s320/buah+mangga.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 240px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 320px;" /></a></span><strong>PENDAHULUAN</strong><br />Produksi
mangga pada saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar, khususnya
pasar luar negeri. Ketidakmampuan ini bukan hanya disebabkan
produktivitas rendah tetapi juga kualitasnya masih kurang. Kondisi ini
disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya yang belum optimal.<br /><br />Memperhatikan
hal tersebut PT. NATURAL NUSANTARA membantu peningkatan produksi secara
kuantitas , kualitas dan kelestarian (Aspek K-3). sehingga petani mampu
bersaing di era pasar bebas.<br /><br /><strong>AGROEKOLOGI</strong><br />Tanaman mangga tumbuh baik pada ketinggian 50-300 m dpl pada lapisan tanah tebal dan struktur tanah remah dan berbutir-butir.<br /><br /><strong>VARIETAS</strong><br />Varietas
yang bernilai jual tinggi antara lain Gadung 21 atau Arumanis 143.
Varietas lainnya adalah Manalagi 69, Lalijiwo, Chokanan dan Golek 31.<br /><br /><strong>PERSIAPAN LAHAN</strong><br />Lubang
tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak
tanam 6 m x 8 m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian
dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang
dengan perbandingan 1 : 1. Akan lebih optimal siram <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a> (0,5 sdm / + 5 lt air/pohon).<br /><br /><strong>PENANAMAN</strong><br />Penanaman
di awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas.
Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman
ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan
posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.<br /><br /><strong>PEMUPUKAN</strong><br />~
Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya
dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang
pada sisi tanaman. Mangga umur 1 - 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 - 15
tahun diberi 60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan ~ ~ <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a> atau jika pupuk kandang sulit dapat digunakan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a> dengan dosis :<br />- Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.<br />- Alternatif 2 : 1 botol <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a>
encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air jadikan larutan induk. Kemudian
setiap 1 lt air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk menyiram per
pohon.<br />~ Pemberian <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a> selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.<br />~ Penyemprotan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> (4-5 ttp/tangki) atau lebih optimal <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> (3-4 ttp) + <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/hormonik.html">HORMONIK</a> (1 ttp ) per tangki setiap 1 - 3 bulan sekali.<br />~ Pupuk NPK 2 kali setahun di awal (Nopember - Desember), akhir musim hujan (April - Mei) dosis sbb:<br /><br /><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody>
<tr> <td rowspan="2" valign="top" width="49"> <strong>Umur (th)</strong></td> <td rowspan="2" valign="top" width="54"> <strong>PK</strong><br /> <strong> (kg)</strong></td> <td colspan="3" valign="top" width="167"> <strong>Dosis Pupuk Makro (KG/Pohon)</strong></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="48"> <strong>ZA </strong></td> <td valign="top" width="60"> <strong>TSP</strong></td> <td valign="top" width="59"> <strong>KCl</strong></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="49"> 1 – 3</td> <td valign="top" width="54"> 20 – 30</td> <td valign="top" width="48"> 0.5 – 1</td> <td valign="top" width="60"> 0.25-0.5</td> <td valign="top" width="59"> 0.25-0.5</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="49"> 4 - 6</td> <td valign="top" width="54"> 30 – 40</td> <td valign="top" width="48"> 1 – 2</td> <td valign="top" width="60"> 0.5 – 1</td> <td valign="top" width="59"> 0.5 – 1</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="49"> 7 – 10</td> <td valign="top" width="54"> 50 – 60</td> <td valign="top" width="48"> 2 – 3</td> <td valign="top" width="60"> 1 – 1.5</td> <td valign="top" width="59"> 1 – 1.5</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="49"> > 10</td> <td valign="top" width="54"> 50 – 60</td> <td valign="top" width="48"> 3 – 4</td> <td valign="top" width="60"> 1.5 – 2</td> <td valign="top" width="59"> 1.5 – 2</td> </tr>
</tbody></table>
<strong><br />PEMANGKASAN</strong><br />Pangkas Bentuk (3 tahap) :<br /><span style="font-weight: bold;">Tahap I </span>:
umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang
setinggi 50 - 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang
sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya
menyebar.<br /><span style="font-weight: bold;">Tahap II</span> :
pemangkasan dilakukan pada ketiga cabang yang tumbuh tersebut setelah
berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1 - 2 ruas/pupus. Tunas yang tumbuh
pada masing-masing cabang dipelihara 3 tunas. Jika lebih dibuang.
Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh pohon dengan rumus cabang 1-
3 - 9.<br /><span style="font-weight: bold;">Tahap III</span> : umur 3 tahun, cara sama seperti tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara semua untuk produksi.<br /><br /><strong>PANGKAS PRODUKSI</strong><br />Pemangkasan
ini untuk memelihara tanaman dengan memotong cabang mati / kering,
cabang yang tumbuh ke dalam dan ke bawah serta cabang air yaitu cabang
muda yang tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi
dilaksanakan segera setelah panen.<br /><br /><strong>PENDANGIRAN</strong><br />Dilakukan
2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan, dengan membalik
tanah (pembumbunan) di sekitar kaca tanaman agar patogen yang ada dalam
tanah mati.<br /><br /><strong>MULCHING (MULSA)</strong><br />Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami / sisa-sisa bekas pangkasan / tanaman sela.<br /><br /><strong>PENGENDALIAN GULMA</strong><br />Pengendalian gulma dilakukan minimal 3 kali setahun.<br /><br /><strong>INDUKSI BUNGA</strong><br />Untuk merangsang pembungaan digunakan Pupuk Organik Padat <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a>
dengan dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara
merata di bawah kanopi pohon setelah pupus kedua ( Februari-Maret) dan
disemprot <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> (3-4 ttp/tangki) + <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/hormonik.html">HORMONIK</a> (1 ttp) per tangki.<br /><br /><strong>PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH</strong><br />Pengelolaan
bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud elongation,
mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung). Pupuk yang digunakan
:</span></span><ol>
<li>Monokalsium
Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru atau bud break dan
pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5 gr/liter).</li>
<li><a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> diberikan saat bud break, bud elongation, (dosis 4-5 tutup/tangki).</li>
<li><a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NAS</a>A (3-4 ttp) + <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/hormonik.html">HORMONIK</a> (1 ttp) per tangki diberikan pada saat mango size dan marble size.</li>
</ol>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><strong><span style="font-weight: normal;">Untuk meningkatkan pembuahan, mengurangi kerontokan bunga dan buah gunakan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/power-nutrition.html">POWER NUTRITION</a>
yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga
dan meningkatkan pembuahan. Cara aplikasinya adalah : Larutkan 3 sendok
makan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/power-nutrition.html">POWER NUTRITION</a>
ke dalam 10 liter air. Siramkan merata pada perakaran di sekitar batang
pada pagi atau sore hari. Agar peresapan nutrisi menjadi optimal bisa
ditambahkan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/aero.html">AERO 810</a> dalam lautan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/power-nutrition.html">POWER NUTRION</a> tadi.<br /></span>HAMA DAN PENYAKIT </strong><br /><em>a. Tip Borer, Clumetia transversa</em><br />Ulat
ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga dengan
mengebor/menggerek tunas atau malai menuju ke bawah. Tunas daun atau
malai bunga menjadi layu, kering akibatnya rusak dan transportasi unsur
hara terhenti kemudian mati. Pengendalian; cabang tunas terinfeksi
dipotong lalu dibakar, pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan
dengan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">PESTONA</a>.<br /><br /><em>b. Thrips ( Scirtothrips dorsalis )</em><br />Hama
ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada segment perut yang
pertama terdapat suatu garis merah. Hama ini selain menyerang daun muda
juga bunga dengan menusuk dan menghisap cairan dari epidermis daun dan
buah. Tempat tusukan bisa menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan
seperti terbakar, warna coklat dan menggelinting. Apabila bunga
diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas dengan kertas
putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh. Pengendalian : tunas muda
terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap warna kuning,
pemangkasan teratur, penyemprotan dengan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/bvr.html">BVR</a> atau <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">PESTONA</a>.<br /><br /><em>c. Ulat Phylotroctis sp.</em><br />Warna
sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang warnanya hijau) sering
menggerek pangkal calon malai bunga. Telur Phyloctroctis sp. menetas dan
dewasa menyerang tangkai buah muda (pentil). Buah muda gugur karena
lapisan absisi pada tangkai buah bernanah kehitaman. Aktif pada malam
hari. Pengendalian dengan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">PESTONA</a>.<br /><br /><em>d. Seed Borer, Noorda albizonalis</em><br />Hama
ini menggerek buah pada bagian ujung atau tengah dan umumnya
meninggalkan bekas kotoran dan sering menyebabkan buah pecah. Ulat ini
langsung menggerek biji buah akibatnya buah busuk dan jatuh. Berbeda
dengan Black Borer yang menggerek buah pada bagian pangkal buah. Lubang
gerekan dapat sebagai sumber penyakit. Pengendalian : pembungkusan buah,
kumpulkan buah terserang lalu dibakar, semprot dengan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">PESTONA</a>.<br /><br /><em>e. Wereng mangga ( Idiocerus sp.)</em><br />Serangan
terjadi saat malai bunga stadia bud elongation. Nimfa dan wereng dewasa
menyerang secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga, sehingga
kering, penyerbukan dan pembentukan buah terganggu kemudian mati.
Serangan parah terjadi jika didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini
dapat mengundang tumbuh dan berkembangnya penyakit embun jelaga (sooty
mold) dengan dikeluarkan embun madu dari wereng yang dapat menyebabkan
phytotoxic pada tunas, daun dan bunga. Pengendalian : pengasapan,
penyemprotan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/bvr.html">BVR</a>/<a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">PESTONA</a> sebelum bunga mekar/pada sore hari.<br /><br /><em>f. Lalat Buah ( Bractocera dorsalis )</em><br />Buah
yang terserang mula-mula tampak titik hitam, di sekitar titik menjadi
kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan larva. Bersifat agravator
yaitu memungkinkan serangan hama sekunder (Drosophilla sp.), jamur dan
bakteri. Pengendalian : pembungkusan buah, pemasangan perangkap lalat
buah.<br /><br /><em>g. Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.)</em><br />Terjadi
bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah. Serangan
menghebat jika terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga
dan waktu malam hari timbul embun yang banyak. Apabila bunganya
terserang maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok.
Pengendalian : pemangkasan, penanaman jangan terlalu rapat, bagian
tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.<br /><br /><em>h. Penyakit Recife, Diplodia recifensis</em><br />Penyakit
ini disebut juga Blendok, vektor penyakit ini adalah kumbang Xyleborus
affinis. Kumbang ini membuat terowongan di batang/cabang kemudian dan
cendawan Diplodia masuk ke dalam terowongan. Di luar tempat kumbang
menggerek akan keluar blendok (getah). Penyakit mangga lainnya seperti
embun jelaga (jamur Meliola mangiferae), kudis/scab (Elsinoe
mangiferae), bercak karat merah (ganggang Cephaleuros sp.)<br /><br /><strong style="font-style: italic; font-weight: normal;">Catatan
: Jika Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum
mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar
penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/aero.html">AERO 810</a>
dosis + 5 ml (0,5 tutup)per tangki. Penyemprotan herbisida (untuk
gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/aero.html">AERO 810</a>, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangk</strong><span style="font-style: italic;">i</span><br /><br /><strong>PANEN DAN PASCA PANEN</strong><br />Panen
dilakukan pada umur + 97 hari setelah bunga mekar, buah berbedak, dan
pada jam 09.00 - 16.00 WIB dengan menyisakan tangkai buah sekitar 0,5 - 1
cm.</span></span></div>
<div class="post-body entry-content">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div>
<div class="post-body entry-content">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">sumber : <a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/">http://teknis-budidaya.blogspot.com</a> </span></span></div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-25414879447356919712013-01-05T13:56:00.005+07:002013-01-05T13:56:52.336+07:00Budidaya Jeruk<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeVq22XsBPLFZKUOJQLsH7fpP9qB24MCuHEjQ2g6WjCpVpUCrc9RI6DPjHhsom5GodupLk8klOQMFu1BqPR6sbRnt1yTvGotPXqGcu-JdHV41kBV7FlaAEy2ux-PDk-kIJwMNn2ja-AUpb/s1600/jeruk-11_0.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeVq22XsBPLFZKUOJQLsH7fpP9qB24MCuHEjQ2g6WjCpVpUCrc9RI6DPjHhsom5GodupLk8klOQMFu1BqPR6sbRnt1yTvGotPXqGcu-JdHV41kBV7FlaAEy2ux-PDk-kIJwMNn2ja-AUpb/s1600/jeruk-11_0.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: Arial; font-family: verdana; font-size: 100%;"><strong>I. PENDAHULUAN</strong><br />Prospek
agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan produksi
yang luas. Melalui program peningkatan kualitas sumberdaya petani jeruk
serta didukung dengan hasil inovasi teknologi pemupukan dan hormon
alami, pengelolaan hama dan penyakit terpadu, serta sistem budidaya
lainnya yang semuanya didasarkan pada semangat ramah lingkungan akan
meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi jeruk dengan tetap menjaga
Kelestarian lingkungan.<br /><br /><strong>II. SYARAT PERTUMBUHAN</strong><br />Perlu
6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan 1000-2000 mm/th merata
sepanjang tahun, perlu air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
Temperatur optimal antara 25-30 °C dan kelembaban optimum sekitar
70-80%. Kecepatan angin lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan
buah. Ketinggian optimum antara 1-1200 m dpl. Jeruk tidak menyukai
tempat yang terlindung dari sinar matahari. Jenis tanah Andosol dan
Latosol sangat cocok, derajat keasaman tanah (pH tanah) adalah 5,5-6,5 .
Air tanah optimal pada kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah.
Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk
menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.<br /><strong>III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA</strong><br /><em>3.1. Pembibitan</em><br /><em>3.1.1. Cara generatif</em><br />Biji
diambil dari buah dengan memeras buah yang telah dipotong. Biji
dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga
lendirnya hilang. Tanah persemaian diolah sedalam 30-40 cm dan dibuat
petakan berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak
petakan 0,5-1m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji
ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram
larutan POC NASA + 1-2 cc/lt air. Persemaian diberi atap. Bibit
dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada
umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang
dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1) atau cukup
dengan menggunakan tanah biasa disiram POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK
(1 tutup) per 10-15 liter air.<br /><br /><em>3.1.2. Cara Vegetatif</em><br />Metode
dengan cara penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk
kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (understam/rootstock)
yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya
adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap
penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang
biasa digunakan adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer
Citrange dan Carizzo citrange. Setelah penyambungan tunas pucuk atau
penempelan mata tempel, segera disemprot menggunakan POC NASA (3-4
tutup/tangki ) + HORMONIK (1 tutup/tangki ).<br /><br /><em>3.1.2.1. Pengolahan Media Tanam</em><br />Lahan
yang akan ditanami dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa
tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat
pada data berikut ini: (a) Keprok dan Siem jarak tanam 5 x 5 m; (b)
Manis : jarak tanam 7 x 7 m; (c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m;
(d) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m; (e) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m;
(f) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m.<br />Lubang tanam dibuat 2
minggu sebelum tanam. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari
lapisan atas. Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 1-2 kg
pupuk kandang dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan.<br />Pengembangbiakan
Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur 50-100 kg pupuk
kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang
terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga
kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).<br /><br /><em>3.1.2.2. Teknik Penanaman</em><br />Bibit
jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia
air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan.
Sebelum ditanam, perlu dilakukan: (a) Pengurangan daun dan cabang yang
berlebihan; (b) Pengurangan akar; (c) Pengaturan posisi akar agar jangan
ada yang terlipat.<br />Setelah bibit ditanam, siramkan pupuk POC NASA
yang telah dicampur air secara merata dengan dosis ± 1 tutup POC NASA
per liter air setiap pohon. Hasil akan lebih bagus jika menggunakan
SUPER NASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1
(satu) botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan
larutan induk. Kemudian setiap<br />1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi disiramkan setiap pohon.<br />Beri
mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitar
bibit. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk
menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya
saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik
kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela
diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi
sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.<br /><br /><strong>IV. PEMELIHARAAN TANAMAN</strong><br /><strong><em>4.1. Penyulaman</em></strong><br />Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.<br /><strong><em>4.2. Penyiangan</em></strong><br />Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.<br /><strong><em>4.3. Pembubunan</em></strong><br />Jika
ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di
sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika
pangkal akar sudah mulai terlihat.<br /><strong><em>4.4. Pemangkasan</em></strong><br />Pemangkasan
bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang
sakit, kering dan tidak produktif. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh
biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk
pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting
atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau
lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas
ke dalam alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.<br /><strong><em>4.5. Pemupukan Susulan</em></strong><br /><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody>
<tr> <td rowspan="2" valign="top" width="60"><div align="center">
Umur<br /> (tahun)</div>
</td> <td colspan="3" valign="top" width="330"><div align="center">
Dosis Pupuk Makro (gr/pohon)</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="108"><div align="center">
Urea</div>
</td> <td valign="top" width="102"><div align="center">
TSP</div>
</td> <td valign="top" width="120"><div align="center">
KCl</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
1</div>
</td> <td valign="top" width="108"><div align="center">
80</div>
</td> <td valign="top" width="102"><div align="center">
170</div>
</td> <td valign="top" width="120"><div align="center">
170</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
2</div>
</td> <td valign="top" width="108"><div align="center">
160</div>
</td> <td valign="top" width="102"><div align="center">
325</div>
</td> <td valign="top" width="120"><div align="center">
250</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
3</div>
</td> <td valign="top" width="108"><div align="center">
250</div>
</td> <td valign="top" width="102"><div align="center">
500</div>
</td> <td valign="top" width="120"><div align="center">
325</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
4</div>
</td> <td valign="top" width="108"><div align="center">
325</div>
</td> <td valign="top" width="102"><div align="center">
170</div>
</td> <td valign="top" width="120"><div align="center">
425</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
5</div>
</td> <td valign="top" width="108"><div align="center">
400</div>
</td> <td valign="top" width="102"><div align="center">
210</div>
</td> <td valign="top" width="120"><div align="center">
500</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
6</div>
</td> <td valign="top" width="108"><div align="center">
500</div>
</td> <td valign="top" width="102"><div align="center">
250</div>
</td> <td valign="top" width="120"><div align="center">
600</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
7</div>
</td> <td valign="top" width="108"><div align="center">
600</div>
</td> <td valign="top" width="102"><div align="center">
300</div>
</td> <td valign="top" width="120"><div align="center">
700</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
8</div>
</td> <td valign="top" width="108"><div align="center">
700</div>
</td> <td valign="top" width="102"><div align="center">
325</div>
</td> <td valign="top" width="120"><div align="center">
780</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
9</div>
</td> <td valign="top" width="108"><div align="center">
780</div>
</td> <td valign="top" width="102"><div align="center">
390</div>
</td> <td valign="top" width="120"><div align="center">
850</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
10</div>
</td> <td valign="top" width="108"><div align="center">
850</div>
</td> <td valign="top" width="102"><div align="center">
425</div>
</td> <td valign="top" width="120"><div align="center">
900</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
>10</div>
</td> <td colspan="3" valign="top" width="330"><br />Sebaiknya dilakukan analisis tanah</td> </tr>
<tr> <td colspan="4" valign="top" width="390"><div align="center">
Dosis POC NASA mulai awal tanam :</div>
</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
0-3</div>
</td> <td colspan="3" valign="top" width="330"><br />2-3
tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 4-5 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun)</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
>3</div>
</td> <td colspan="3" valign="top" width="330"><br />3-4
tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 3-4 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun)</td> </tr>
</tbody></table>
<br />Catatan:
Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun
dosis 1 botol untuk + 200 pohon. Cara lihat pada Teknik Penanaman (Point
3.1.2.2.)<br /><em><strong>4.6. Penggunaan Hormonik</strong></em><br />Hormonik
dapat diberikan terutama setelah tanaman berumur 2 tahun, atau
diberikan sejak awal lebih bagus. Caranya melalui penyiraman atau
penyemprotan bersama dengan POC NASA (3-5 tutup POC NASA ditambah 1
tutup Hormonik).<br /><em><strong>4.7.Pengairan dan Penyiraman</strong></em><br />Penyiraman
jangan berlebih. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu
pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman
digemburkan dan ditutup mulsa.<br /><em><strong>4.8. Penjarangan Buah</strong></em><br />Pada
saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya
pohon mampu mendukung pertumbuhan, bobot buah serta kualitas buah. Buah
yang dibuang meliputi buah sakit, tidak terkena sinar matahari (di dalam
kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan
buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama dan sisakan hanya
2-3 buah.<br /><strong>V. Hama dan Penyakit</strong><br /><em><strong>5.1. Hama</strong></em><br /><em>a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)</em><br />Bagian
diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas
keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural
BVR. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian
yang terserang.<br /><em>b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)</em><br />Bagian
diserang : tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas
sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.<br /><em>c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)</em><br />Bagian
diserang : daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan,
tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan
dengan PESTONA. Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.<br /><em>d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)</em><br />Bagian
diserang : tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan atau
coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian:
semprotkan PESTONA atau Natural BVR.<br /><em>e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)</em><br />Bagian
diserang : buah. Gejala: lubang gerekan buah keluar getah.
Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi, disemprot PESTONA pada buah
berumur 2-5 minggu.<br /><em>f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)</em><br />Bagian
diserang : tunas, daun muda dan pentil. Gejala: bercak coklat kehitaman
dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak
disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian:
semprotkan PESTONA<br /><em>g. Thrips (Scirtotfrips citri.)</em><br />Bagian
diserang : tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun
menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan
gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang disertai nekrotis.
Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar
matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian
gunakan PESTONA atau Natural BVR.<br /><em>h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)</em><br />Bagian
diserang : tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan
buah gugur. Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural BVR. Cegah
datangnya semut sebagai vektor kutu.<br /><em>i. Lalat buah (Dacus sp.)</em><br />Bagian
diserang : buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian
tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian:
gunakan Perangkap lalat Buah.<br /><br /><strong>5.2. Penyakit</strong><br /><em>a. CVPD</em><br />Penyebab:
Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri.
Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun
sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah
oranye. Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD. Lokasi kebun
minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan Pestona atau
Natural BVR untuk mengendalikan vektor.<br /><em>b. Blendok</em><br />Penyebab:
jamur Diplodia natalensis. Bagian diserang : batang atau cabang.
Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian
kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi. Bekas potongan diolesi POC
NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik bukan berfungsi
mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan terhadap
serangan penyakit.<br /><em>c. Embun tepung</em><br />Penyebab: jamur Oidium
tingitanium. Bagian diserang : daun dan tangkai muda. Gejala: tepung
berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan Natural
GLIO pada awal tanam.<br /><em>d. Kudis</em><br />Penyebab: jamur Sphaceloma
fawcetti. Bagian diserang : daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak
kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.<br /><em>e. Busuk buah</em><br />Penyebab:
Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae.
Bagian diserang : buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna
hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan
mekanis, gunakan Natural GLIO awal tanam<br /><em>f. Busuk akar dan pangkal batang</em><br />Penyebab:
jamur Phyrophthora nicotianae. Bagian diserang : akar, pangkal batang
serta daun di bagian ujung. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.
Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada
waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan
tanah. gunakan Natural GLIO pada awal tanam<br /><em>g. Buah gugur prematur</em><br />Penyebab:
jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang
diserang: buah dan bunga. Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah
gugur. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam<br /><em>h. Jamur upas</em><br />Penyebab:
Upasia salmonicolor. Bagian diserang : batang. Gejala: retakan
melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit
dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi
fungisida yang mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang
yang terinfeksi.<br />Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida
kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata
dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810,
dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.<br /><br /><strong>VI. Panen</strong><br />Buah
jeruk dipanen saat masak optimal berumur + 28-36 minggu, tergantung
jenis/varietasnya. Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-family: verdana; font-size: 100%;">sumber: <a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/">http://teknis-budidaya.blogspot.com</a> </span>rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-25892950658553370932013-01-05T13:49:00.001+07:002013-01-05T13:49:09.587+07:00Budidaya Durian<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5UwsnLl-zesu-X29Go6lRTLk-H8I1EUNXGB2jEk0kexYrTrSSdIf3jyd4-AfK1Kimp5_I_gwKF0Jvp2mh_1yFFI2w0K7zL2foT0W-OWr4nv4JkuAgDlzJ6G3JPZVo2akiyfH4uCHn3Fpe/s1600/pohon-durian.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5UwsnLl-zesu-X29Go6lRTLk-H8I1EUNXGB2jEk0kexYrTrSSdIf3jyd4-AfK1Kimp5_I_gwKF0Jvp2mh_1yFFI2w0K7zL2foT0W-OWr4nv4JkuAgDlzJ6G3JPZVo2akiyfH4uCHn3Fpe/s320/pohon-durian.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><strong>PENDAHULUAN</strong></span><span style="font-family: Arial;"><strong></strong><br />Saat
ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan
keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga
bertanam durian merupakan sebuah prospek usaha agribisnis yang bagus.
Cara bertanam durian yang baik merupakan pintu gerbang untuk menuju
sukses.<br /><br />PT. Natural Nusantara membantu alternative solusi bagaimana teknis budidaya durian secara intensif, sehingga terjadi peningkat</span><span style="font-family: Arial;">an hasil secara K- 3, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian </span><span style="font-family: Arial;">lingkungan.<br /><br /><strong>SYARAT PERTUMBUHAN</strong><br />Tanaman
durian tumbuh optimal pada ketinggian 50-600 m dpl,intensitas cahaya
40-50 %, dengan suhu 22-30 0C, curah hujan ideal 1.500 - 2.500 mm
per-tahun. Tanah yang cocok, lempung berpasir subur dan banyak kandungan
bahan organik, dan pH 6 - 7.<br /><br /><strong>PEMBIBITAN</strong><br />Pilih
bibit tanaman yang subur, segar, sehat, daun banyak, batang kokoh,
bebas hama & penyakit, percabangan 2-4 arah dan ada tunas baru</span><br /><span style="font-family: Arial;"><br /><strong>PERSIAPAN LAHAN</strong><br />Pembukaan
lahan sebaiknya pada musim kemarau. Bersihkan alang-alang dan gulma
lain serta tanaman keras yang mengganggu masuknya sinar matahari. Lahan
miring sebaiknya dibuat terasering. Buat saluran-saluran pembuangan air.<br /><br /><strong>JARAK TANAM</strong></span><span style="font-family: Arial;"><strong></strong><br />Jarak tanam yang umum 8 x 12 m atau 10 x 10 m<br /><br /><strong>TANAMAN PELINDUNG</strong><br />Skala luas di tempat terbuka mutlak diperlukan tanaman pelindung,misal</span><span style="font-family: Arial;"> lamtoro,turi,gamal,sengon atau pepaya. Tanaman pelindung ditanam setelah penyiapan lahan.<br /><br /><strong>LUBANG TANAM</strong><br />Buat
lubang tanam ukuran 50 cm2. Pisahkan tanah bagian atas dengan bagian
bawah dan biarkan selama + 2 minggu. Tanah bagian atas dicampur dengan
pupuk kandang matang 20 kg + 5 gr <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-glio.html">Natural GLIO</a>
+ 10 kg Dolomit sampai rata sebagai media tanam, kemudian masukkan
campuran tersebut ke dalam lubang tanam dan biarkan 1 minggu sebelum
bibit ditanam.<br /><br /><strong>PENANAMAN</strong></span><span style="font-family: Arial;"><strong></strong><br />Penanaman
yang ideal pada awal musim hujan. Gali lubang tanam yang berisi
campuran media tanam sesuai ukuran bibit. Ambil bibit dan buka plastik
pembungkus tanah secara hati-hati. Tanam bibit sebatas leher akar tanpa
mengikutkan batangnya. Siram air secukupnya setelah selesai </span><span style="font-family: Arial;">tanam. Akan lebih baik ditambah pupuk organik <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a> dosis 1 botol untuk ± 200 tanaman . 1 botol <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a>
diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk lalu siramkan
setiap pohon atau siramkan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a> 1 sendok makan per 10 liter air per pohon.<br /><br /><strong>PENGAIRAN</strong><br />Pengairan dilakukan sejak awal pertumbuhan sampai tanaman </span><span style="font-family: Arial;">berproduksi. Pada waktu berbunga, penyiraman dikurangi. Penyiraman paling baik pagi hari.<br /><br /><strong>PEMANGKASAN</strong><br />Pangkas
terhadap tunas-tunas air, cabang atau ranting yang sudah mati dan
terserang hama penyakit, serta ranting-ranting yang tidak terkena </span><span style="font-family: Arial;">sinar matahari. Ketika tanaman mencapai ketinggian tertentu 4-5 m, pucuk tanaman dipangkas.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><strong>PEMUPUKAN</strong><br />Dosis dan jenis pupuk tergantung pada jenis dan kesuburan tanah atau sesuai rekomendasi setempat, misal sebagai berikut :<br /><br /><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <colgroup><col span="2" width="82"></col> <col span="2" width="82"></col> </colgroup><tbody>
<tr height="43"> <td height="43" style="font-weight: bold;" width="82"><div align="center">
Umur (hari)</div>
</td> <td style="font-weight: bold;" width="82"><div align="center">
Pukan (kg/ph)</div>
</td> <td style="font-weight: bold;" width="82"><div align="center">
NPK (kg/ph)</div>
</td> <td style="font-weight: bold;" width="82"><div align="center">
Frekwensi per-tahun</div>
</td> </tr>
<tr height="20"> <td height="20"><div align="center">
1 - 3</div>
</td> <td><div align="center">
30 - 50</div>
</td> <td><div align="center">
0,5 - 1,0</div>
</td> <td><div align="center">
3 - 4</div>
</td> </tr>
<tr height="20"> <td height="20"><div align="center">
4 - 6</div>
</td> <td><div align="center">
75 - 150</div>
</td> <td><div align="center">
1,5 - 2,5</div>
</td> <td><div align="center">
2 - 3</div>
</td> </tr>
<tr height="20"> <td height="20"><div align="center">
15 - 10</div>
</td> <td><div align="center">
200 - 300</div>
</td> <td><div align="center">
3,0 - 5,0</div>
</td> <td><div align="center">
1 - 2</div>
</td> </tr>
</tbody></table>
</span><br /><span style="font-family: Arial;">Pemupukan
sejak awal pertumbuhan sampai tahun ke-3 dengan pupuk NPK yang kadar N
tinggi. Waktu pemupukan pupuk kandang sekali setahun pada akhir musim
hujan atau awal musim kemarau. Sedangkan pupuk Makro sesuai dengan umur
tanaman. Caranya dengan menaburkan memutar sesuai dengan lebar </span><span style="font-family: Arial;">pendeknya tajuk tanaman.<br /><br />Siramkan pupuk organik <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a> (0-3 thn) dan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/power-nutrition.html">POWER NUTRITION </a>(diatas 3 thn) dengan cara sesuai di atas . Semprotkan 3-4 tutup <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> + 1 tutup <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/hormonik.html">HORMONIK</a> per tangki tiap 1-2 bulan selama masih bisa dijangkau alat semprot.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PEMBUAHAN DI LUAR MUSIM</span><br /><strong style="font-weight: normal;">Caranya mengatur pembungaan di setiap pohon durian per blok,</strong>
yaitu jika menginginkan panen durian bulan Agustus - November, maka
sekitar bulan Maret tanaman pada blok diberi pupuk 1,5-2 kg NPK + 1 </span><span style="font-family: Arial;">sendok makan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/power-nutrition.html">POWER NUTRITION</a> per 10 liter air per pohon dan akan lebih bagus ditambah penyemprotan 3-4 tutup <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> + 1 tutup <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/hormonik.html">HORMONIK</a>
per tangki setiap 7-10 hari sekali sebanyak 3-4 kali. Selain itu
kira-kira 3 bulan sebelumnya tanah areal penanaman harus dikeringkan.
Jika waktu pengeringan turun hujan, tanah di sekeliling tanaman dalam
radius 5-7 meter diberi mulsa dan dibuatkan </span><span style="font-family: Arial;">saluran
pembuangan air. Setelah bunga mekar dan menjadi buah atau 2 bulan
setelah bunga mekar, tanaman diberi pupuk NPK dosis 0,5 - 1 kg per
tanaman. Setelah terbentuk buah, usahakan tanaman tidak mengeluarkan
tunas daun karena dapat menyebabkan terjadinya perebutan unsur hara
antara buah dan daun, sehingga perlu disiram <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/power-nutrition.html">POWER NUTRITION</a> lagi (1 botol untuk 30-50 pohon).</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><strong>PENYERBUKAN</strong><br />Tidak
semua bunga bisa menjadi buah karena bunga durian mekar pada sore
sampai malam hari sehingga tidak banyak serangga penyerbuk. Selain itu
juga tidak semua bunga durian muncul secara bersamaan, padahal
penyerbukan berhasil jika serbuk sari dan kepala putik harus matang
secara bersamaan. Oleh karena itu perlu dilakukan penyerbukan buatan,
caranya sapukan kuas halus pada bunga mekar pada malam hari. Untuk
memaksimalkan kualitas dan kuantitas, sebaiknya dalam satu areal
penanaman tidak hanya satu jenis varietas tertentu, tetapi dicampur
dengan varietas yang lain.<br /><br /><strong>PERAWATAN BUAH</strong><br />Penyeleksian
buah setelah berdiameter 5 cm. Sisakan dua buah terbaik, jarak ideal
buah satu dengan yang lain sekitar 30 cm. Tanaman durian yang baru
pertama kali berbuah sebaiknya dipelihara satu atau dua butir buah.
Untuk mencegah kerontokan buah setelah buah berumur 10 hari sejak
terbentuk, lebih bagus jika diberikan pupuk makro NPK (0,5-1 </span><span style="font-family: Arial;">kg/pohon) ditambah <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/power-nutrition.html">POWER NUTRION</a> (1 botol untuk 30-50 pohon).<br /><br /><strong>PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT</strong><br /><em>1. Penggerek Batang (Batocera sp. , Xyleutes sp.)</em><br />Menyerang
dengan cara membuat lubang pada batang, dahan, atau ranting. Gejala
serangan tanaman layu, daun kering dan rontok akhirnya mati.
Pengendalian; sanitas kebun, potong dan musnahkan batang, dahan, atau
ranting yang parah terserang, tutup bekas lubang gerekan dengan kapas
yang sudah diberi <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">PESTONA</a> + <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> atau disemprotkan.<br /><br /><em>2. Penggerek Buah (Tirathaha sp., Dacus dorsalis )</em><br />Gejala buah menjadi busuk berulat dan akhirnya rontok. Semprotkan sejak awal dengan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">PESTONA</a> atau <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-pentana-merupakan-salah-satu.html">PENTANA</a> + <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/aero.html">AERO 810</a> sejak buah berumur 1 minggu, Gunakan perangkap Natural METILAT.</span><br /><span style="font-family: Arial;"><br /><em>3. Kutu Putih ( Pseudococus sp.) </em><br />Hama
ini menyerang dengan mengisap cairan dan bisa sebagai pembawa penyakit
embun jelaga dan penyebaran dibantu semut. Gejala serangan daun keriting
dan merana, sehingga bunga dan buah bisa rontok. Semprotkan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">PESTONA</a> atau <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-pentana-merupakan-salah-satu.html">PENTANA</a> + <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/aero.html">AERO 810</a> secara bergantian.<br /><br /><em>4. Ulat Daun (Papilia sp., Setora sp., Lymatria sp.)</em><br />Ketiga ulat menyerang dengan cara memakan daun sehingga berlubang dan rusak. Semprotkan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">PESTONA</a> atau <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-pentana-merupakan-salah-satu.html">PENTANA</a> + <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/aero.html">AERO 810</a> secara bergantian.<br /><br /><em>5. Penyakit Kanker Batang (Phytophthora palmivora)</em><br />Gejala
serangan adanya luka yang mengeluarkan lendir warna merah pada kulit
batang bagian bawah dekat tanah. Setelah batang busuk, pucuk-pucuk
tanaman akan mengering, daun layu dan rontok, dan </span><span style="font-family: Arial;">akhirnya
mati. Pengendalian dengan sanitasi kebun, memperlebar jarak tanam,
menekan gulma, pemangkasan, sejak awal sebelum tanam sebarkan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-glio.html">Natural GLIO</a>
atau oleskan pada batang yang luka kemudian tutup dengan parafin, kerok
batang terserang sampai warna coklat tidak kelihatan kemudian semprot <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">PESTONA</a> + <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a>.<br /><br /><em>6. Penyakit Busuk Akar (Jamur Fusarium sp.)</em><br />Jika
dibelah, pada bagian korteks akan tampak warna coklat dan pada bagian
yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat. Tanaman
yang terserang dimusnahkan dan dibakar serta bekas lubang tanam ditaburi
kapur + <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-glio.html">Natural GLIO</a>, perbaiki sistem drainase serta sejak awal pakai <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-glio.html">Natural GLIO</a> sebagai pencegahan.<br /><br /><em>7. Penyakit Bercak Daun (Jamur Colletotrichum sp.)</em><br />Gejala adanya bercak-bercak besar kering pada daun tanaman yang </span><span style="font-family: Arial;">akhirnya berlubang. Potong daun terserang, semprotkan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-glio.html">Natural GLIO</a> + <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> sebagai pencegahan gunakan fungisida berbahan aktif tembaga.<br /><br /><em>8. Penyakit Jamur Upas (pink disease)</em><br />Gejala
munculnya cairan kuning pada bagian batang terserang dan diselimuti
dengan benang-benang jamur berwarna mengkilat berbentuk seperti
laba-laba sehingga menyebabkan kematian pada batang. Potong bagian
terserang, kurangi kelembaban, Oleskan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-glio.html">Natural GLIO</a> + <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> pada bagian terserang atau fungisida berbahan aktif tembaga<br /><br /><em>9.Penyakit Akar Putih (JamurRigodoporus lignosus)</em><br />Daun kuning kemudian coklat sebelum akhirnya mengerut dan gugur. Buang semua tanaman inang dari areal kebun, gunakan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-glio.html">Natural GLIO</a> sebagai pencegahan.<br /><br /><em>10. Penyakit Busuk Buah ( Jamur Phytophthora sp.)</em></span><span style="font-family: Arial;"><em></em><br />Gejala
adanya bercak-bercak basah berwarna coklat kehitaman pada kulit buah,
kemudian busuk dan pada bagian terserang terbentuk miselium dan
sporangia berwarna putih. Gunakan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-glio.html">Natural GLIO</a> sebelum tanam sebagai tindakan pencegahan, sanitasi kebun.<br /><br /><strong style="font-style: italic; font-weight: normal;">Catatan
: Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum
mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia
yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang
oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/aero.html">AERO 810</a> dosis 0,5 tutup botol per tangki</strong></span></span></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqRXXVJsBgeJ_Mcu_a0M2HepKAM8esva7h_dGTqR3SH5iFTWb_0R8f9RILT2nMJhYAPiJmjDLXYcOr7bBDcr70S7hWIQ9c5fKfA_e8WPTTV-70MdPmkMZJLdrCebBIRlibluIZvoeKbbcC/s1600/panen+duren.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqRXXVJsBgeJ_Mcu_a0M2HepKAM8esva7h_dGTqR3SH5iFTWb_0R8f9RILT2nMJhYAPiJmjDLXYcOr7bBDcr70S7hWIQ9c5fKfA_e8WPTTV-70MdPmkMZJLdrCebBIRlibluIZvoeKbbcC/s320/panen+duren.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-size: small;"><br /><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><strong>PEMANENAN</strong><br />Waktu
panen berbeda tergantung jenis varietas. Jenis monthong sekitar 125 -
135 hari setelah bunga mekar, jenis chanee sekitar 110 - 116 hari
setelah bunga mekar. Buah durian mengalami tingkat kematangan sempurna 4
bulan setelah bunga mekar. Waktu petik berdasar tanda-tanda fisik,
misal ujung duri coklat tua, garis-garis di antara duri lebih jelas,
tangkai buah lunak dan mudah dibengkokkan, ruas-ruas tangkai buah
membesar, baunya harum, terdengar bunyi kasar dan bergema jika buah
dipukul. Cara penen dengan memetik atau memotong buah di pohon dengan
pisau atau galah berpisau. Bagian yang dipotong adalah tangkai buah
dekat pangkal batang dan usahakan buah durian tidak sampai terjatuh
karena mengurangi kualitas buah.</span></span> </span></span></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;">sumber :<a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/">http://teknis-budidaya.blogspot.com</a> </span> </span></span>rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-42108914905355137392012-12-10T00:44:00.001+07:002013-02-07T10:40:55.081+07:00Pengendalian Hama Penggerek Buah kakao Dengan Semut<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<img alt="imagescaj11r9h.jpg" height="175" src="http://arulkakao.files.wordpress.com/2008/03/imagescaj11r9h.thumbnail.jpg?w=164&h=90" width="320" /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dari tujuh
spesies itu terdapat empat spesies yang memangsa hama penggerek buah
kakao, yaitu Oecophylla smaragdina (semut rangrang), Crematogaster sp
(semut hitam), Anoplolepis longipes, dan Iridomyrmex sp.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Institut
Pertanian Bogor (IPB) ini menguraikan, semut rangrang (berwarna merah)
merupakan predator yang memiliki tingkat pengendalian paling tinggi.
Sementara Iridomyrmex membawa dan menyebarkan spora-spora cendawan
Phytophthora yang menyebabkan penyakit busuk buah kakao dan penyakit
kanker batang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Khusus pada kasus
serangan hama penggerek batang kakao, La Daha menguraikan bahwa masalah
itu berawal dari ulah serangga tertentu yang menebarkan larva ke
lekukan kulit buah kakao. Selang 4-5 hari, larva menetas dan muncullah
mikroorganisme yang menggerek buah kakao hingga biji. Akibat terlumatnya
plasenta buah, biji kakao langsung menghitam, mengeras, mengering, dan
menempel pada kulit buah kakao. Seketika biji kakao itu tak berharga
lagi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan adanya
semut rang- rang di pohon kakao, aktivitas penebaran larva hama
penggerek batang kakao bisa dikendalikan. Jadi, sesungguhnya hama yang
menghancurkan buah kakao merupakan sebangsa serangga juga.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Biarlah kita mengatasi serangga dengan serangga pula. Hindari memakai larutan kimia,” papar La Daha.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Memanfaatkan
limbah Bagaimana caranya memberdayakan semut merah itu sebagai sahabat
petani kakao? “Gampang!” kata lelaki kelahiran Muna, 15 Agustus 1953,
ini. Usus ayam yang biasa dibuang di sekitar pasar unggas dijadikan
sebagai perangsang. Usus ayam diletakkan pada salah satu dahan. Protein
yang terkandung dalam usus mengundang semut merah berdatangan lalu
bersemayam dan “merakit rumahnya” dengan dedaunan kakao.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bagi masyarakat
Sulawesi, usus ayam biasanya tak dikonsumsi dan dibuang begitu saja di
sekitar pasar tradisional. Dari pada mencemari lingkungan, lebih baik
usus itu dimanfaatkan sebagai sahabat bagi petani. “Sebetulnya, dengan
usus ikan juga boleh. Intinya, kita manfaatkan limbah, termasuk jeroan
hewan yang acap kali menebar bau kurang sedap bagi warga,” kata La Daha.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bagaimana dengan
buah lain? Terhadap buah mangga yang selalu membusuk karena serangan
larva serangga tertentu juga bisa diatasi dengan cara ini. (NAR)</div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-34509461754409110412012-12-10T00:42:00.003+07:002013-02-07T10:40:55.079+07:00HAMA/PENYAKIT UTAMA PADA TANAMAN KAKAO DAN TEKNIK PENGENDALIANNYAU <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtS4Tb9VC6XFiuyb2b5ZrZkfMWTfp0vOpjzw6sFgvfBuwtE8E9bEB5dMO2LnciZKyPPz_HCtrOouES7c_OsTnuAnot05zLVsIS3DOeB8_MxrzvP9uM3rFvQTrpVKD0DgyBsXATMsf8mvSa/s1600/kakao1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtS4Tb9VC6XFiuyb2b5ZrZkfMWTfp0vOpjzw6sFgvfBuwtE8E9bEB5dMO2LnciZKyPPz_HCtrOouES7c_OsTnuAnot05zLVsIS3DOeB8_MxrzvP9uM3rFvQTrpVKD0DgyBsXATMsf8mvSa/s200/kakao1.jpg" width="200" /></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrpdqTlr2WYG6Q2CUgxVlkHn0fH-D_NYdUnagt9vSUQOS9ouC5LGoAJd1GaH8PA4FE5KBsZxPuDQVnEA_bSOfb-8cvcDz8RzetF6sNSJi7ymmLJxW2kFSiERNCnr9Zd0ZdrLeFrMYjkIG9/s1600/kakao+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="132" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrpdqTlr2WYG6Q2CUgxVlkHn0fH-D_NYdUnagt9vSUQOS9ouC5LGoAJd1GaH8PA4FE5KBsZxPuDQVnEA_bSOfb-8cvcDz8RzetF6sNSJi7ymmLJxW2kFSiERNCnr9Zd0ZdrLeFrMYjkIG9/s200/kakao+2.jpg" width="200" /></a><br />
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">usaha
pengembangan kakao sering mengalami berbagai hambatan terutama oleh
hama dan penyakit. Salah satu kendala utamanya adalah adanya beberapa
jenis hama /penyakit yang sering menyerang tanaman kakao. Jenis
hama/penyakit yang sering menyerang tanaman kakao antara
lain: </span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">(a) hama penggerek buah kakao; </span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">(b) kepik penghisap buah kakao, Helopeltis antonii Sign; </span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">(c) penyakit busuk buah, Phytophthora palmivora</span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 14pt;">CARA PENGENDALIAN</span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><i><u>Usaha pengendalian hama/penyakit tersebut terutama dilakukan dengan sistem PHT (pengendalian hama terpadu).</u></i></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span></span></span></h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span>1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><i><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Hama penggerek buah.</span></i><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Pengendaliannya dilakukan dengan :</span></span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> (1) karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK.</span></span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">(2) pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat pengendalian dan panen.</span></span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">(3)
mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7
hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan
sisa-sisa panen dibenam.</span></span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">(4)
penyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan mengguna-kan kantong
plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Selain itu sistem
ini dapat juga mencegah serangan hama helopeltis dan tikus.</span></span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">(5)
cara kimiawi: dengan Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25
EC), Buldok 25 EC dengan volume semprot 250 l/ha dan frekuensi 10 hari
sekali.</span><span><span style="font-family: Times New Roman;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><i><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Hama helopeltis </span></i><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pengendalian
yang efektif dan efisien sampai saat ini dengan insektisida pada areal
yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15 % sedangkan bila
serangan >15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. Selain itu
hama helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis, menggunakan
semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa
diletakkan di atas jorket dan diolesi gula.</span></span></h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><span><span style="font-family: Times New Roman;"><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span><span style="font-family: Times New Roman;"><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span></span><i><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span><span> </span><b>Penyakit busuk buah.</b></span></i><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><b> Dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu:</b></span></span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"> (1) sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm</span></span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">(2)
kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung dan lakukan
pemangkasan pada tanaman-nya sehingga kelembaban di dalam kebun akan
turun</span></span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"></span></span><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">(3)
cara kimia, yaitu menyemprot buah dengan fungisida seperti :Sandoz,
cupravit Cobox, dll. Penyemprotan dilakukan dengan frekuensi 2 minggu
sekali</span></span></h2>
<h2>
</h2>
<h2 align="left">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 10pt;">(4) penggunaan klon tahan hama/penyakit seperti: klon DRC 16, Sca 6,ICS 6 dan hibrida DR1.</span></span></h2>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-91940335077873167532012-12-06T23:38:00.000+07:002012-12-06T23:39:08.471+07:00Teknis Budidaya Kelapa Sawit<span style="font-size: small;"> <span class="meta_comments"></span></span>
<br />
<div class="post-body entry-content">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: verdana;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFH93tCsdJbW-G3qAPAVZozZRheoFjmScqA-Moc1Pb4GA6ychUnL9iffDsdLFX7mxc4Rkx2Jxb72T_3KMqUeNbwO8J-MU3PVd8MYVxyLVh0lXQg7-FgnqVmgax-yXwFlYb43IEs3Vf34M/s1600/kelapa+sawit.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5468527667390980418" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFH93tCsdJbW-G3qAPAVZozZRheoFjmScqA-Moc1Pb4GA6ychUnL9iffDsdLFX7mxc4Rkx2Jxb72T_3KMqUeNbwO8J-MU3PVd8MYVxyLVh0lXQg7-FgnqVmgax-yXwFlYb43IEs3Vf34M/s320/kelapa+sawit.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 195px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 260px;" /></a></span><span style="font-family: Arial;"><b>I. PENDAHULUAN</b><br />Agribisnis
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar
lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan
kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT. Natural
Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa
sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian
lingkungan (Aspek K-3).</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;"><br /><br /><b>II. SYARAT PERTUMBUHAN</b><br /><b>2.1. Iklim</b><br />Lama
penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan
1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal
antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses
penyerbukan.<br /><b>2.2. Media Tanam</b><br />Tanah yang baik
mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik,
permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah
4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah
gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan
perkebunan kelapa sawit.<br /><br /><b>III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA</b><br /><b>3.1. Pembibitan<br /><i>3.1.1. Penyemaian</i></b><br />Kecambah
dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan
atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag
harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm.
Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan.<br />Bibit
dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang
berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam,
siram tanah dengan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.<br /><br /><i><b>3.1.2. Pemeliharaan Pembibitan</b></i><br />Penyiraman
dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan
dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai
kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9
bulan. Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut :<br /><br /><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <colgroup><col width="97"></col> <col width="262"></col> </colgroup><tbody>
<tr height="20" style="font-weight: bold;"> <td colspan="2" height="20" width="359"><div align="center">
Pupuk Makro</div>
</td> </tr>
<tr height="60"> <td height="60">> 15-15-6-4</td> <td width="262">Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr)</td> </tr>
<tr height="80"> <td height="80">> 12-12-17-2</td> <td width="262">Mingu
ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr),
minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr).</td> </tr>
<tr height="40"> <td height="40">> 12-12-17-2</td> <td width="262">Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr)</td> </tr>
<tr height="40"> <td height="40">> POC NASA</td> <td width="262">Mulai minggu ke 1 – 40 (1-2cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali).</td> </tr>
</tbody></table>
<br /><span style="font-weight: bold;">Catatan :</span> Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a> 1-3 kali dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a>
diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk
penyiraman<br /><br /><b>3.2. Teknik Penanaman</b><br /><i><b>3.2.1. Penentuan Pola Tanaman</b></i><br />Pola
tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah
(legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting
karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah,
mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan
tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya
dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.<br /><br /><i><b>3.2.2. Pembuatan Lubang Tanam</b></i><br />Lubang
tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam
40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah.
Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang
berjarak 1,5 m dari sisi lereng.<br /><br /><i><b>3.2.3. Cara Penanaman</b></i><br />Penanaman
pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari
sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag
hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-glio.html">Natural GLIO</a>
yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di
sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas.
Siramkan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a>
secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau
semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika
menggunakan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a>. Adapun cara penggunaan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a> adalah sebagai berikut: 1 botol <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a>
diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk
penyiraman setiap pohon.<br /><br /><b>3.3. Pemeliharaan Tanaman</b><br /><i><b>3.3.1. Penyulaman dan Penjarangan</b></i><br />Tanaman
mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar +
135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.<br /><br /><i><b>3.3.2. Penyiangan</b></i><br />Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.<br /><br /><i><b>3.3.3. Pemupukan</b></i><br />Anjuran pemupukan sebagai berikut :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pupuk Makro</span><br /><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody>
<tr> <td valign="top" width="78"><br />
<b>Urea </b></td> <td valign="top" width="210"><ol>
<li>Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 </li>
<li>Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst </li>
</ol>
</td> <td valign="top" width="84"><br />
225 kg/ha<br />
1000 kg/ha</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="78"><br />
<b>TSP</b></td> <td valign="top" width="210"><ol>
<li>Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 </li>
<li>Bulan ke 48 & 60 </li>
</ol>
</td> <td valign="top" width="84"><br />
115 kg/ha<br />
750 kg/ha</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="78"><br />
<b>MOP/KCl</b></td> <td valign="top" width="210"><ol>
<li>Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 </li>
<li>Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst</li>
</ol>
</td> <td valign="top" width="84"><br />
200 kg/ha<br />
1200 kg/ha</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="78"><br />
<b>Kieserite</b></td> <td valign="top" width="210"><ol>
<li>Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 </li>
<li>Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst</li>
</ol>
</td> <td valign="top" width="84"><br />
75 kg/ha<br />
600 kg/ha</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="78"><br />
<b>Borax</b></td> <td valign="top" width="210"><ol>
<li>Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 & 36 </li>
<li>Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst</li>
</ol>
</td> <td valign="top" width="84"><br />
20 kg/ha<br />
40 kg/ha</td> </tr>
</tbody></table>
<br /><i>NB.
: Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September -
Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April).</i> <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html"><span style="font-weight: bold;">POC NASA</span></a><br />a. Dosis <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> mulai awal tanam :<br /><br /><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
<b>0-36 bln</b></div>
</td> <td valign="top" width="312">2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="60"><div align="center">
<b>>36 bln</b></div>
</td> <td valign="top" width="312">3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali</td> </tr>
</tbody></table>
<br />b. Dosis <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a> pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/poc-nasa-pupuk-organik-cair.html">POC NASA</a><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Tahap 1</span> : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon<br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Tahap 2 </span>: Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon<br />Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pop-supernasa-pupuk-organik-padat.html">SUPERNASA</a> 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.2.3.)<br /><br /><i><b>3.3.4. Pemangkasan Daun</b></i><br />Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:<br />a. Pemangkasan pasir<br />Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.<br />b. Pemangkasan produksi<br />Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.<br />c. Pemangkasan pemeliharaan<br />Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.<br /><br /><i><b>3.3.5. Kastrasi Bunga</b></i><br />Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan.<br /><br /><i><b>3.3.6. Penyerbukan Buatan</b></i><br />Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga.<br />a. Penyerbukan oleh manusia<br />Dilakukan
saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif
(bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga
represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan
dan berlendir.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Cara penyerbukan</span>:<br />1. Bak seludang bunga.<br />2.
Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil
dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium,
semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby
duster/puffer.<br />b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit<br />Serangga
penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan.
Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini
adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi
minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai
30%.<br /><br /><b>3.4. Hama dan Penyakit</b><br /><i><b>3.4.1. Hama</b></i><br />a. Hama Tungau<br />Penyebab:
tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun
menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">Pestona</a> atau <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/bvr.html">Natural BVR</a>.<br /><br />b. Ulat Setora<br />Penyebab:
Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan
sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/pestona.html">Pestona</a>.<br /><br />3.4.2. Penyakit<br />a. Root Blast<br />Penyebab:
Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala:
bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi
pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik,
pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih
dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-glio.html">Natural GLIO</a>.<br /><br />b. Garis Kuning<br />Penyebab:
Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna
kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering.
Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan
dengan pengunaan <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/natural-glio.html">Natural GLIO</a> semenjak awal.<br /><br />c. Dry Basal Rot<br />Penyebab:
Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah
patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering.
Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi
penyakit.<br />Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida
kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata
dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/aero.html">AERO 810</a>,
dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma)
agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata <a href="http://produk-nasa.blogspot.com/2007/10/aero.html">AERO 810</a>, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .<br /><br /><b>3.5. Panen</b><br /><i><b>3.5.1. Umur Panen</b></i><br />Mulai
berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan.
Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah
telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh
dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah
yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.</span></span></div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-14748788443198904832012-12-05T15:30:00.001+07:002013-02-07T10:42:10.785+07:00Prospek Cerah Budidaya Kakao<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdRZWf4T9UGoC1fK5RpVnAgSPnz6WvOcKFtieFc34rC0FgQyoTYqBgLO60V6uLtw43wmKx38y3MSj7joSXKAphXo-7Ae9zmyM3ixybQ9_Tfu4ntSTd05gYfenWpYCz7Vkdn6h3TYb-RutP/s1600/coklat-kakao.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="173" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdRZWf4T9UGoC1fK5RpVnAgSPnz6WvOcKFtieFc34rC0FgQyoTYqBgLO60V6uLtw43wmKx38y3MSj7joSXKAphXo-7Ae9zmyM3ixybQ9_Tfu4ntSTd05gYfenWpYCz7Vkdn6h3TYb-RutP/s200/coklat-kakao.jpg" width="200" /></a></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kakao
merupakan salah satu buah hasil perkebunan di kawasan tropis.
Keberadaan tanaman ini tersebar hingga ke berbagai negara seperti
kawasan Amerika selatan, kawasan Afrika, serta wilayah Indonesia. Di
Negara Indonesia sendiri, buah kakao banyak ditemukan di daerah
Sulawesi, Sumatera, Jawa, Flores serta Nusa Tenggara Timur.</span>
<br />
<div style="clear: left; float: left; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selain banyak tumbuh di daerah tropis, buah kakao juga memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Tak heran lagi jika saat ini <b style="font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">prospek cerah bisnis kakao</b>, menarik minat masyarakat untuk <a href="http://budidayanews.blogspot.com/">dibudidayakan</a> dan diolah menjadi produk yang bernilai tinggi. Buah yang memiliki nama latin<i style="font-style: italic; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Theobroma Cacao L</i> tersebut,
kini menjadi salah satu komoditas ekspor yang mampu menambah
penghasilan devisa negara setiap tahunnya. Salah satu hasil olahan kakao
yang menjadi komoditas ekspor adalah produk cokelat. Dan yang lebih
menguntungkan lagi, kakao dari Negara Indonesia memiliki kandungan lemak
cokelat yang cukup tinggi, sehingga menghasilkan bubuk kakao dengan
mutu yang baik. Kelebihan ini dapat dijadikan sebagai peluang usaha baru
dari <a href="http://budidayanews.blogspot.com/">hasil budidaya</a> kakao di negara kita.</span></div>
<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Melimpahnya
buah kakao di Indonesia dengan kandungan lemak cokelat, ternyata tidak
selamanya menjamin tingginya kualitas produk yang dihasilkan. Semakin
lama, kualitas produk kakao yang ada di negara kita mengalami penurunan
harga. Dari mulai fermentasi yang kurang bagus, pengeringan yang belum
sempurna, adanya ukuran biji yang tidak seragam, kadar kulit yang cukup
tinggi, serta tingkat keasaman yang cukup tinggi, menyebabkan harga
kakao Indonesia lebih rendah dibandingkan kakao hasil negara lain.</span></div>
<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Turunnya
kualitas kakao saat ini, disebabkan pengolahan yang masih kurang.
Kebanyakan masyarakat menggunakan sarana pengolahan yang masih minim,
masih banyak yang belum menerapkan teknologi untuk menghasilkan produk
yang bermutu. Biji kakao yang bermutu diperhatikan para konsumen dari
bentuk fisiknya, cita rasanya, kebersihan produknya, keseragaman produk,
serta konsistensi kualitas produk dari proses pengolahan yang tepat.</span></div>
<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Proses
pengolahan buah kakao menjadi kunci utama kualitas produk hasil kakao,
karena dalam proses tersebut terjadi pembentukan fisik, cita rasa, serta
faktor lain yang menjadi standar produk kakao berkualitas. Untuk itu
berikut kami informasikan beberapa proses pengolahan buah kakao, agar
menghasilkan produk yang berkualitas:</span></div>
<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b style="font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pemeraman buah</b><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Pemeraman
buah adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyeragamkan kematangan
buah, sehingga biji kakao lebih mudah dikeluarkan. Kegiatan ini biasanya
dilakukan di tempat teduh, selama 5 – 7 hari. Pemeraman dilakukan
dengan cara memasukan buah ke dalam keranjang serta permukaannya ditutup
dengan daun.</span></div>
<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b style="font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pemecahan buah</b><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Proses
pemecahan buah ditujukan untuk mengeluarkan biji kakao dari buahnya.
Usahakan untuk tidak mengenai biji kakao, agar biji tidak rusak
bentuknya maupun warnanya. Keluarkan biji dan buang empelur yang melekat
pada biji.</span></div>
<div style="clear: both; margin: 10px 0;">
</div>
<div id="iklan24486224475113585061">
margin-left: 0px; margin-right: 0px;
margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right:
0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://bisnisukm.com/wp-content/uploads/2010/10/potensi-kakao.jpg" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; clear: left; cursor: pointer; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-12293" height="178" src="http://bisnisukm.com/wp-content/uploads/2010/10/potensi-kakao-250x197.jpg" style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; float: left; margin-bottom: 10px; margin-left: 1px; margin-right: 10px; margin-top: 4px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="potensi kakao" width="226" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b style="font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Fermentasi </b><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Fermentasi
merupakan kegiatan untuk melepaskan zat lendir dari permukaan kulit
biji dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik. Selain itu
fermentasi juga dilakukan untuk menghindari tumbuhnya hama dan jamur
selama masa penyimpanan. Fermentasi dapat dilakukan dengan memakai
keranjang bamboo yang sudah bersih dan dialasi daun pisang, untuk
memasukan kurang lebih 50 kg biji kakao basah. Setelah itu keranjang
yang berisi biji kakao permukaannya ditutupi kembali dengan daun pisang,
pada hari ketiga lakukan pembalikan biji dan hari keenam biji bisa
dikeluarkan untuk siap dijemur.</span>
<br />
<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b style="font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pengeringan </b><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Pengeringan
dapat dilakukan dengan cara manual, menggunakan mesin pengering, atau
kombinasi keduanya. Suhu yang dibutuhkan dalam proses pengeringan,
berkisar antara 55 sampai 66 ºc. Untuk lama pengeringan manual kurang
lebih 7 hari bila cuaca tidak hujan, namun bila cuaca sering hujan bisa
membutuhkan waktu hingga 4 minggu. Sedangkan bila menggunakan mesin
pengering, hanya membutuhkan waktu 20 sampai 25 jam. Pengeringan yang
sempurna, menghasilkan biji kakao dengan kandungan air 6 – 7 %.</span></div>
<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b style="font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sortasi Biji</b><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Sortasi
biji dimaksudkan untuk memisahkan antara biji yang baik dengan biji
cacat, atau kotoran lain seperti kulit kakao, kerikil, serta daun kakao.
Kegiatan ini dilakukan menggunakan ayakan, dan dikerjakan setelah 1
hari atau 2 hari setelah pengeringan, agar biji kakao tidak terlalu
rapuh.</span></div>
<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b style="font-weight: bold; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pengemasan dan Penyimpanan Biji </b><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" />Untuk
pengemasan hindari penggunaan karung plastik, biji kakao lebih bagus
dikemas dalam kantong goni. Selain itu pilih ruangan yang bersih serta
memiliki ventilasi dengan kelembapan dibawah 75 %. Hindari ruangan yang
memiliki aroma tertentu, karena biji kakao akan menyerap aroma tersebut.
Beri jarak antara wadah dan lantai ± 8 cm, dan jarak wadah dengan
dinding ± 60 cm, dengan begitu biji kakao dapat disimpan selama kurang
lebih 3 bulan.</span></div>
<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Adanya
proses produksi serta penggunaan mesin teknologi tepat guna, akan
meningkatkan kualitas produk biji kakao yang ada di Indonesia. Berbagai
mesin pengolah kakao seperti mesin memecah kulit dan memisahkan biji
Kakao, mesin penyangrai, mesin pemasta kasar, mesin pemasta halus, mesin
pengupas kulit ari kakao, mesin pemeras lendir biji kakao, kotak
fermentasi, mesin pengering kakao, mesin sortasi biji kakao, mesin
pengempa lemak, mesin pembubuk cokelat, mesin penghalus cokelat, dll.
Dapat membantu para <a href="http://budidayanews.blogspot.com/">pelaku bisnis</a> untuk mengolah kakao lebih efektif dan efisien, dengan hasil produk yang lebih berkualitas pula.</span></div>
<div style="line-height: 18px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Semoga
dengan informasi potensi bisnis yang dimiliki kakao, dapat
memberikan ide bisnis serta informasi pengolahan kakao yang efektif dan
efisien bagi Anda yang berada di daerah penghasil kakao. Selamat
mencoba dan salam sukses.</span></div>
</div>
rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-19027264942382276232012-12-05T00:14:00.003+07:002013-02-07T10:42:10.787+07:00Teknis Budidaya Tanaman Kakao<br />
<div class="separator" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<img border="0" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjftqtwz1oNKfozoM1oes6-m8fGECYOXy3Vd-kJ7HRPEr99qxpwx2VEuLaGvyebxVKhSyXCRNpkb5TXkOarsjQrm2N5e2FAHyZAJdwEz9nAjfL0oKbC62RPue3zHqObuClxYOhclcE2RYba/s320/kakao+-+pohon+coklat.jpg" width="320" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td><br /></td>
<td><center>
<span class="facebook_button">
</span></center>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
<div style="margin: 0px; padding: 10px 20px;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tanaman
Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika
faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur
hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan
penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan
maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.</span></span></div>
</div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">PT. Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao agar mampu
meningkatkan produktivitasnya agar dapat bersaing di era globalisasi
dengan program peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas,
berdasarkan konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3).</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Syarat tumbuh</b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bila kita ingin mengembangkan budidaya tanaman cokelat yang perlu
diperhatikan adalah daerah tanam ketinggiannya tidak lebih dari 800
meter di atas permukaan air laut, dengan suhu 30º C – 32º C (maksimum)
dan 18º C – 21º C (minimum) dengan pH 5,6 – 7,2 serta daerah yang
bercurah hujan 1100 mm/tahun – 3000 mm/tahun.</span></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<span style="font-weight: bold;"><div style="text-align: justify;">
1. Persiapan Lahan</div>
</span></span><ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Gunakan
tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan
seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides
& C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis
rumputan</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Gunakan
juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman
ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga
jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1
: 3)</span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">2. Pembibitan </span></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<br />
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pemupukan
dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan
: 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4
gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Siramkan
POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan dengan air
secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu
sekali</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Amati
hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun,
ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama
tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR
dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan
Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama
+ 1 minggu pada masing-masing pohon</span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">3. Penanaman</span></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a. Pengajiran</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">- Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">- Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">- Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<div style="text-align: justify;">
b. Lubang Tanam</div>
<div style="text-align: justify;">
- Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan</div>
<div style="text-align: justify;">
- Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Tanam Bibit</div>
<div style="text-align: justify;">
- Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun</div>
<div style="text-align: justify;">
- Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa</div>
<div style="text-align: justify;">
- Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao
Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan</div>
<div style="text-align: justify;">
- Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna.
Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda
(flush)</div>
<span style="font-weight: bold;"><div style="text-align: justify;">
4. Pemeliharaan Tanaman</div>
</span><div style="text-align: justify;">
a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon</div>
<div style="text-align: justify;">
b.Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk
dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk
lihat dalam tabel di samping ini :</div>
<div style="text-align: justify;">
Tabel Pemupukan Tanaman Coklat</div>
</span><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: medium; border-collapse: collapse; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: none; border-right-width: medium; border-top-style: none; border-top-width: medium; text-align: justify;"><tbody>
<tr><td style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: solid; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: solid; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.95in;" width="91"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">UMUR<br />(bulan)</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: solid; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.25in;" width="120"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dosis pupuk Makro (per ha)</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: solid; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Urea<br />(kg)</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: solid; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">TSP<br />(kg)</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: solid; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">MOP/ KCl (kg)</span></div>
</td></tr>
<tr><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: solid; border-left-width: 1pt; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.95in;" width="91"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.25in;" width="120"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">15</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">15</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8</span></div>
</td></tr>
<tr><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: solid; border-left-width: 1pt; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.95in;" width="91"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">6</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.25in;" width="120"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">15</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">15</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8</span></div>
</td></tr>
<tr><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: solid; border-left-width: 1pt; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.95in;" width="91"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">10</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.25in;" width="120"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">25</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">25</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">12</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">12</span></div>
</td></tr>
<tr><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: solid; border-left-width: 1pt; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.95in;" width="91"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">14</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.25in;" width="120"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">30</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">30</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">15</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">15</span></div>
</td></tr>
<tr><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: solid; border-left-width: 1pt; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.95in;" width="91"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">18</span></div>
</td><td style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.25in;" width="120"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">30</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: bold;">5. Pengendalian Hama & Penyakit</span></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: bold;">
</span></span>
<br />
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ulat
Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada
umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat
daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 - 10 cc / liter.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ulat
Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada
bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut)
pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam,
sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan
musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot
PESTONA.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Parasa
lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih
berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara
meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian.
Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat
kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1
bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta.
Pengendalian dengan PESTONA.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kutu
- kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis
dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di
tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih
kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian :
tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator;
Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30
gr/ 10 liter air atau PESTONA.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Helopeltis
antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah
yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk
daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian
menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada
bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku
dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati.
Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah
terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan
ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang
masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan,
pembuangan buah terserang.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Cacao
Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ;
Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji
dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi
lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang
bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut
hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara
disemprotkan, semprot dengan PESTONA.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penyakit
Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah
atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah
kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan
dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jamur
Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian
: kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural
GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu
dibakar.</span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Catatan
: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami
belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh
air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: bold;">6. Pemangkasan</span></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: bold;">
</span></span>
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan
pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan
pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<div style="text-align: justify;">
Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :</div>
</span><ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pangkas
Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet)
atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik
dan letaknya simetris.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pangkas
Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang
berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang
pokok atau cabangnya.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pangkas
Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung
sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan
musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan
pada musim kemarau.</span></li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: bold;">7. Panen</span></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-weight: bold;">
</span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan
dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong
tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai
pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga
terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah
akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna
kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan
dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan
pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga
pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang
kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<span style="font-weight: bold;"><div style="text-align: justify;">
8. Pengolahan Hasil</div>
</span><div style="text-align: justify;">
Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah
menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji
dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak
terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan
kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang
dari 6 %.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai
permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3
%, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas
kotoran.</div>
</span></div>
</span>rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3032689361928333214.post-57791270896287947712012-11-28T00:43:00.001+07:002013-02-07T10:42:45.614+07:00PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KARET<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Hama
Rayap</span></i></b><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-rrVYKUpGe0c/T9s76AeUExI/AAAAAAAABGA/SGjj1o-bjp4/s1600/hama-karet.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-rrVYKUpGe0c/T9s76AeUExI/AAAAAAAABGA/SGjj1o-bjp4/s200/hama-karet.jpg" width="159" /></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Rayap
pada umumnya berkumpul dan bersarang pada</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">tanaman
yang sudah mati. Serangan pada tanaman karet</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">biasanya
setelah tanaman karet mati sebagai akibat dari</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">serangan
jamur akar putih (JAP) atau pada areal penanaman</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">yang
menggunakan bahan tanam stump mata tidur yang</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">kekeringan.
Namun demikian untuk tanaman muda bisa</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">terjadi
serangan apabila terjadi kekeringan pada saat musim</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">kemarau.
Pengendalian hama ini adalah:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Membersihkan
tunggul-tunggul sisa pembukaan lahan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Menanam
dengan bahan tanam polybag.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Menaburkan
<i>Carbofuran </i>(<i>Furadan </i>atau <i>Dharmafur</i>) di</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">sekitar
tanaman yang terserang sebanyak satu sendok</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">makan.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penyakit
akar putih (</span></i></b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Rigidoporus microporus)</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penyakit
ini dapat menyerang pada tanaman di</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">pembibitan
sampai tanaman menghasilkan. Tanaman yang</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">terserang
terlihat daun tajuknya pucat kuning dan tepi atau</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">ujung
daun tajuknya terlipat ke dalam. Kemudian daun gugur</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">dan ujung ranting menjadi mati.
Adakalanya terbentuk daun</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">muda
atau bunga dan buah lebih awal. Pada perakaran</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">tanaman
sakit terdapat benang-benag berwarna putih dan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">agak
tebal <i>(rizomorf</i>). Jamur kadang-kadang membentuk</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">badan buah mirip topi berwarna
jingga kekuning-kuningan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">pada
pangkal akar. Pada serangan berat akar tanaman</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">menjadi
busuk dan tanaman akan tumbang dan mati.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penyakit
ini bisa menular pada tanaman yang sehat di</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">sekitarnya
melalui kontak akar.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pencegahan:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pembongkaran
atau pemusnahan tunggul akar tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penanaman
bibit sehat. Bibit stum mata tidur yang akan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">dimasukkan
ke polybag atau akan ditanam sebaiknya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">diseleksi
dulu, bibit yang tertular masih dapat digunakan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">dengan
cara mencelupkan bagian perakaran dengan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">larutan
terusi 2%.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pada
areal yang rawan jamur akar putih, yaitu lahan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">yang
terdapat banyak tunggul, tanah gembur dan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">lembab
sebaiknya tanaman ditaburi belerang sebanyak</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">100-200
gr/pohon selebar 100 cm, yang kemudian dibuat</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">alur
agar belerang masuk kedalam perakaran.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pemberian
belerang ini diberikan setiap tahun sekali</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">sampai
dengan tanaman berumur lima tahun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pemupukan
yang rutin agar tanaman sehat </span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 18px;">(klik link dibawah ini untuk melanjutkan membaca)</span><span style="background-color: white; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">.</span></div>
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3032689361928333214" name="more"></a><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengobatan
tanaman sakit:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Dilakukan pada saat serangan dini dan
dilaksanakan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">setiap
enam bulan sekali. Pengobatan dilakukan dengan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">cara
menggali tanah pada daerah leher akar, kemudian</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">leher
akar diolesi dengan fungisida dan tanah ditutup</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">kembali
dengan tanah 2-3 hari setelah aplikasi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pada
areal tanaman yang mati sebaiknya dilakukan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">pembongkaran
tunggul dan diberikan belerang sebanyak</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">200
gr, agar jamur yang ada mati.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jamur
upas </span></i></b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">(Corticium salmonicolor)</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penyakit
ini merupakan penyakit batang atau cabang.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jamur
ini mempunyai empat tingkat perkembangan. Mulamula</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">terbentuk lapisan jamur yang tipis
dan berwarna putih</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">pada
permukaan kulit (tingkat sarang laba-laba), kemudian</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">berkembang membentuk kumpulan
benang jamur (tingkat</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">bongkol-bongkol),
selanjutnya terbentuk lapisan kerak</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">berwarna
merah muda (tingkat <i>corticium</i>) pada tingkat ini</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">jamur telah masuk ke dalam kayu,
terakhir jamur membentuk</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">lapisan
tebal berwarna merah tua (tingkat <i>necator</i>).</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pada bagian yang terserang pada
umumnya terbentuk</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">latek
berwarna coklat hitam. Kulit yang terserang akan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">membusuk
dan berwarna hitam kemudian mengering dan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">mengelupas.
Pada serangan lanjut tajuk percabanagan akan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">mati
dan mudah patah oleh angin. Serangan ini terlihat pada</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">tanaman muda yang berumur tiga
samapai tujuh tahun dan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">penyebarannya
pada daerah-daerah yang lembab dengan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">curah
hujan tinggi.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengendalian:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pada
daerah lembab menanam tanaman yang tahan, yaitu</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">AVROS
2037, PR 261, BPM 24, RRIC 100, BPM 107 dan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">PB
260</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jarak
tanam tidak terlalu rapat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengobatan
dilakukan sejak awal mungkin yaitu dengan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">menggunakan
Calixin 750 EC dan Antico F-96 setiap tiga</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">bulan
atau Bubur Bordo atau Fylomac 90 setiap dua minggu,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">dengan cara mengoleskan pada bagian
yang terserang</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">sampai
jarak 30 cm ke atas dan ke bawah. Bila serangan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">lebih
berat lagi (tingkat <i>corticium </i>atau <i>necator</i>), maka</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">dilakukan mengelupasan kulit yang
busuk kemudian</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">dilumasi
dengan Calixin 750 EC atau Antico F-96.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penyakit
gugur daun Colletotrtichum </span></i></b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">(C. gloeosporiodes)</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penyakit
ini menyerang pada berbagai tingkat umur</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">tanaman.
Daun-daun muda yang terserang terlihat lemas</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">berwarna
hitam, mengeriput, bagian ujungnya mati dan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">menggulung.
Pada daun dewasa terdapat bercak-bercak</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">berwarna
hitam, berlubang dan daun berkeriput serta bagian</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">ujungnya
mati. Tanaman yang terserang berat tajuknya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">menjadi
gundul. Penyakit ini juga mengakibatkan mati pucuk.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Serangan penyakit ini terjadi pada
saat tanaman</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">membentuk</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">daun muda selama musim hujan.
Serangan berat bisa terjadi</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">pada
kebun yang letaknya di atas 200 m dpl atau pada daerah</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">beriklim basah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengendalian:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Menanam
klon yang tahan, yaitu BPM 107, BPM 109, RRIC</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">100,
RRIM 600, PB 260 dan PB 330.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pemupukan
yang seimbang, sehingga tanaman sehat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penggunaan
fungisida Dithane M-45 0,25%, Delsene MX</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">200
0,2%, Manzate M-200 0,2%, Sportak 450 EC, Cobox</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">0,5%
atau Cupravit 21 OB 0,5%, Daconil 75 WP 0,2%,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Antracol
70 WP 0,2%, Dofolatan/Indafol 476 F (600 g/ha</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">bahan
aktif/putaran) atau Tilt 259 EC (125 g/ha bahan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">aktif/putaran)
dengan interval satu minggu sekali sebanyak</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">lima
kali penggunaan. Penggunaan fungisda pada saat</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">tanaman
terserang sudah mencapai 10% (klik link dibawah ini untuk membaca langsung dari sumbernya).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sumber : </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jamhari Hadi Purwanta</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kiswanto</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">, </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Slameto</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> <span lang="EN-US">“</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Teknologi</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Budidaya</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">KARET</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN
PENGEMBANGAN</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">TEKNOLOGI
PERTANIAN</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">BADAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN</span></div>
<br />Sumber : <a href="http://harno-blog.blogspot.com/2012/06/pengendalian-hama-dan-penyakit-tanaman.html#ixzz2DRhtnNzj" style="color: #003399;">http://harno-blog.blogspot.com/2012/06/pengendalian-hama-dan-penyakit-tanaman.html#ixzz2DRhtnNzj</a>rahmathttp://www.blogger.com/profile/04204486843180930370noreply@blogger.com0